Jodoh Tak Pernah Salah

Part 41 ~ Kebohongan Bara ( 3 )



Part 41 ~ Kebohongan Bara ( 3 )

0Herman mendengus kesal. Celotehan Dian membuatnya kesal. Andai saja Dian laki-laki mungkin Herman sudah memukul Dian karena mulutnya sudah keterlaluan.     
0

"Jaga batasan Dian. Aku bisa merobek mulut besar kamu," gigi Herman bergemeletuk mendengar celotehan Dian.     

"Pak aku bicara pada batasanku. Sebagai sesama wanita aku kasihan pada Dila. Seharusnya...."     

"Seharusnya apa?" Herman memotong ucapan Dian dengan wajah berang.     

"Seharusnya kamu yang menikah dengan anakku?" Herman melanjutkan ucapannya."Kau gagal Dian. Berapa lama kau bersama Bara? Apa kau berhasil mengembalikannya ke kodrat? Andai kau berhasil aku tak perlu mencari istri untuk Bara. Ini terjadi karena kau tidak mampu mengembalikan anakku ke kodrat.     

Aku kecewa, kau malah mendukung anakku berhubungan dengan Egi dan kau juga menyembunyikannya dariku."     

Dian menatap kekecewaan dan gurat kesedihan di wajah Herman. Orang tua mana yang tidak sedih jika putra mereka satu-satunya tidak normal, menyukai sesama jenis? Hati ayah mana yang tidak hancur melihat penerusnya menjadi gay?     

Dian memahami perasaan Herman, namun Dian tak suka dengan jalan pikiran Herman karena menjadikan Dila sebagai tumbal untuk menyembuhkan Bara.     

"Aku mendukungnya supaya aku selalu bisa memantau Bara dari dekat. Jika Bapak tanya hatiku. Aku terluka dan kecewa melihat Bara seperti ini. Aku telah sembuh dan bangkit dari kejadian itu. Sementara Bara dia masih sakit dan kejadian itu membekas hingga sekarang," kata Dian penuh emosi. Wajahnya memerah mengingat kejadian itu. Andai peristiwa itu tidak terjadi mungkin nasibnya dan Bara tidak akan seperti ini.     

"Aku yang lebih terluka dan sakit melihat Bara seperti ini. Dia membantuku untuk sembuh dari peristiwa pemerkosaan itu. Dia menjagaku seperti seorang kakak. Dia menyemangatimu sementara dia sendiri sakit.     

Keegoisan Bapak menjodohkan Bara dengan Dila. Jika Pak Defri dan Ibu Lusi tahu jika Bapak menjebak anaknya apa yang terjadi dengan persahabatan dan bisnis kalian. Mereka keluarga terpandang disini. Mereka tidak akan tinggal diam. Aku kasihan pada Dila kenapa harus dia Pak? Dia tidak tahu apa-apa. Coba keadaan dibalik Pak. Dila anak Bapak dan teman Bapak menjodohkan anaknya yang gay dengan putri Bapak. Bagaimana perasaan Bapak?"     

Herman tersentuh mendengar penjelasan Dian. Hatinya menjerit menyadari kekejamannya pada Dila. Kenapa Dila yang ia korbankan untuk menyembuhkan anaknya. Dadanya terasa sesak dan tak terasa ada air mata yang keluar dari sudut matanya.     

"Aku memang egois dan kejam, tapi aku lakukan semua ini demi anakku. Aku hancur Dian mengetahui anakku telah salah jalan." Herman menyeka air matanya. Di masa tuanya menghadapi kenyataan jika anak semata wayangnya seorang gay.     

"Sekarang mau apa? Semuanya sudah terjadi. Aku melakukannya demi anakku Dian. Kau akan mengerti ketika menjadi orang tua."     

Dian tertohok dan merasa tertampar dengan ucapan Herman. 'Kau akan mengerti ketika menjadi orang tua.'     

Ucapan itu terngiang di dalam kepalanya. Entah kenapa hati keras seperti batu. Kemana hati nuraninya selama ini? Yang ada hanya rasa sakit dan dendam.     

"Kenapa Bapak tidak mengatakan pada Bara jika telah tahu dia seorang gay dan memiliki kekasih? Bukankah jika dia tahu Bapak sudah tahu dia gay, kemungkinan besar ada keinginan Bara untuk sembuh. Bara sangat menyayangi Ibu Ranti. Jika kita pengaruhi psikologisnya kemungkinan besar ada keinginannya untuk sembuh," usul Dian pada Herman. Tadi Dian sempat kesal pada Herman namun melihat hancurnya perasaan lelaki tua itu membuatnya iba dan simpati.     

"Jangan pernah libatkan istriku!" tolak Herman tegas."Ranti bisa serangan jantung jika tahu keadaan Bara. Aku sangat mencintai istriku dan tidak mau kehilangannya. Aku tak bisa membayangkan jika hidup tanpa Ranti."     

"Lalu apa kita akan membiarkan Bara seperti ini terus? Sampai kapan kita membiarkan dia dalam kubangan dosa?"     

Herman menatap ke jendela. Ia melihat Ranti sedang menyirami tanaman. Ranti sangat hobi berkebun dan menghabiskan waktunya dengan merawat tanamannya. Herman bisa membayangkan keadaan Ranti akan memburuk jika tahu kondisi putranya. Herman menggeleng tak sanggup menerima kemungkinan terburuk.     

"Dalam sholat aku mendapat petunjuk jika anakku akan sembuh jika menikah dengan Dila. Aku yakin itu. Aku yakin Dila akan membimbing Bara ke jalan yang benar. Sebagai orang tua aku memiliki keyakinan itu Dian." Herman melunak dan bicara lebih lembut.     

Dian tersentuh mendengarkan ucapan Herman. Rasa marah dan kecewanya pada Herman pupus. Lelaki tua di depannya adalah seorang ayah. Ayah mana yang tidak kecewa dan hancur hatinya melihat anak lelakinya tidak normal dan mencintai sesama jenis. Sebagai seorang muslim apa yang dilakukan Bara merupakan dosa besar dan dikutuk Allah.     

Allah bahkan memberi azab untuk kaum sodom karena kelakuan mereka yang menyimpang ( LGBT). Kaum Sodom merupakan masyarakat yang indentik dengan kerusakan moral parah. Bahkan Akhlaknya pun sulit dibenahi. Mereka tidak memiliki agama, nilai kemanusiaan yang beradab, dan belas kasihan. Pencurian dan perampasan harta merupakan kejadian sehari-hari di mana yang kuat menjadi penguasa sedangkan yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Yang lebih parah lagi adalah mereka senantiasa melakukan maksiat, yakni berhubungan seks dengan lawan jenis. laki-laki dengan laki-laki alias homoseksual, begitu pun juga dengan perempuan dengan perempuan yang dikenal dengan lesbian.     

Nabi Luth diperintahkan oleh Allah untuk menetap di sebuah daerah bernama Sadum (Sodom) yang mana masih berada di kawasan Yordania. Nabi Luth diutus untuk memperbaiki akhlak dan kelakuan menyimpang kaum sodom. Namun dakwah nabi Luth tak semudah yang dibayangkan. Kaum sodom sudah tidak bisa diberi dakwah dan kembali ke kodrat sehingga Allah menurunkan azab untuk kaum sodom karena kelakuan menyimpang mereka. Azab untuk kaum sodom sendiri diceritakan dalam Alquran dalam surat Hud ayat 82 yang artinya,     

"Maka ketika keputusan kami datang, Kami menjungkir balikkan negeri kaum Luth dan kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar."     

Sebagai muslim yang taat Herman tidak ingin Bara mendapat azab seperti kaum sodom dan ia merasa gagal dalam mendidik anak karena anaknya seorang LGBT. Herman akan berusaha membuat anaknya kembali normal walau harus mengorbankan Dila. Herman sangat yakin dengan keputusannya menikahkan Bara dengan Dila sangat tepat. Ini hanya masalah waktu dan ia yakin suatu saat akan memiliki cucu dari Bara.     

"Tapi Pak bagaimana jika Dila tahu bos seorang LGBT?" Tiba-tiba pertanyaan itu terlintas di pikiran Dian.     

"Dia akan menerima Bara dan membimbingnya," kata Herman dengan suara tercekat.     

*****     

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Mohon maaf lahir dan batin. Terima kasih untuk para readers yang selalu setia membaca cerita ini memberikan review, komentar, PS dan semua yang mendukung cerita ini walau updatenya ga beraturan. Mau cerita sedikit, author akhir2 ini sering ga konsen karena teman kantor dan nasabah kami positif corona. Kebetulan kami sebagai garda terdepan melakukan kontak dengan yang positif. Kami satu kantor di test swab. Sampai hasil test keluar pikiran ga tenang, takut akan positif dan menulari keluarga. Alhamdulilah hari Jumat hasil test keluar dan hasilnya negatif.     

Jujur aja pikiran ga tenang mikirin anak dalam perut, anak yang masih dua tahun dan orang tua yang punya penyakit bawaan. Jika ada yang bilang Corona konspirasi karena tak pernah melihat langsung pasiennya itu salah besar. Author sendiri banyak yang kenal dan tahu dengan pasien covid 19 di Padang karena nasabah dan mitra kerja sendiri, bahkan teman satu kantor ada yang positif satu orang. Beruntunglah kalian yang tidak tahu bagaimana dan kontak dengan pasien. Selalu jaga kebersihan, pakai masker sering cuci tangan dan kalau perlu belanja memakai sarung tangan.     

Pulang ke rumah jangan lupa mandi dan baru berkontak dengan keluarga di rumah. Jika kalian positif maka kalian akan menulari keluarga. Keluar rumah hanya untuk hal yang penting kerja atau membeli bahan makanan.     

Semoga Corona ini cepat berlalu dan kita bisa kembali hidup normal bisa hangout, traveling, nonton bioskop dll.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.