Jodoh Tak Pernah Salah

Part 10 ~ Gigitan Ular Putih



Part 10 ~ Gigitan Ular Putih

0Suara ketukan pintu mengusik Dian. Siapa juga yang berani bertamu malam-malam begini.Tanpa rasa takut Dian melangkah ke depan pintu untuk melihat siapa yang datang.     
0

Dian berjalan perlahan-lahan dengan telpon yang masih tersambung.Ketika mengintip tamu yang berkunjung di balik jendela mata Dian melotot tajam.     

Ternyata orang yang tidak sopan dan mengganggu itu adalah Egi.Lelaki itu benar-benar nekad.     

" Pak saya harus matikan telpon dulu.Ada virus yang harus saya basmi."     

" Apakah itu Egi?"     

" Iya Pak."     

" Urus dia !"     

" Baik Pak."     

Setelah mematikan telpon Dian mengambil kunci dan membuka pintu. Dian tahu jika orang kasmaran akan berbuat gila dan melakukan berbagai cara untuk orang yang dicintainya. Namun untuk Egi pengecualian.Dia gila karena mencintai sesama jenis.Sikap posesif dan cemburunya sudah over dosis.     

Ketika Dian membuka pintu dengan kasar Egi mendorong Dian dan masuk ke dalam rumah.Berteriak mencari Bara kesana dan kemari.     

" Bara.Kamu dimana sayang," teriak Egi mencari Bara di setiap tempat.     

Dian bak pengawas melihat kekonyolan yang Egi lakukan.Sekretaris cantik itu geleng-geleng kepala dan mengejek Egi.Dian berjalan mendahului Egi menuju kamar.Matanya sudah ngantuk dan ingin istirahat.Dian tidak mood bertengkar dengan Egi.     

" Ular putih mau kemana lo?"     

" Gue punya nama kaum sodom.Jaga mulut lo kalo ga mau gue robek," ucap Dian mendorong Egi dengan ekspresi jijik.     

" Gue harus pake sarung kalo bersentuhan sama lo ntar kena virus."     

" Wanita sialan," ucap Egi menampar Dian sampai jatuh ke lantai.     

Kesabaran Egi diambang batas dan telah meledak.Walau Dian seorang wanita ia tak peduli.Yang penting ia bisa melampiaskan rasa kesal dan sakit hatinya pada Dian.     

Dian sudah terlalu ikut campur urusan pribadinya dengan Bara.Tanpa rasa kasihan Egi mencekik leher Dian sehingga wanita itu merasa sesak napas dan melayang di udara.     

" Gue sudah bilang sama lo.Jangan menghalangi gue dan Bara.Kalo tidak lo hanya akan tinggal nama," ucap Egi dingin dan tak berperasaan.     

Ucapan Egi mengingatkan Dian dengan seorang di masa lalu yang telah menghancurkan masa hidupnya.Lelaki itu pernah melakukan hal yang sama seperti Egi lakukan sekarang.Mencekik Dian kecil tanpa belas kasihan.Tangisan dan rengeken Dian tak pernah dipedulikan.     

Mata Dian memerah dan rasa benci tersirat dari dalam matanya untuk Egi.Dulu mungkin ia tak berdaya ketika laki-laki menyakitinya namun tidak untuk sekarang.Dian bukanlah wanita yang lemah.Dian menjelma menjadi seorang macan.Seolah memberi angin surga, Dian membiarkan Egi mencekiknya.     

Dada Dian kehabisan stok udara dan wanita itu bergerak gesit mengangkat kakinya dan mendaratkan di leher Egi dalam hitungan detik kaki Dian menjepit leher Egi dan memutarnya hingga Egi berteriak kesakitan dan ambruk ke lantai.     

" Lo benar-benar cewek ular," rintah Egi menahan sakit pada lehernya.Rasanya tulang di leher Egi patah semuanya karena ulah Dian.     

Egi terkejut jika Dian jago silat dan tubuhnya sangat lentur.Walau sudah kenal Dian dari lima tahun yang lalu,tapi Egi tidak mengetahui banyak tentang Dian karena baginya Dian hanya sekretaris merangkap asisten pribadi Bara.     

" Jika lo takut digigit ular putih seperti gue harusnya lo ga berusaha datang ke sarang ular."     

" Lo yang membuat gue datang kesini.Lo udah mengganggu gue."     

" Jangan jadi pelakor dalam rumah tangga orang.Bos sudah memiliki istri."     

" Bara menikah dengan wanita itu bukan karena cinta.Dia menikah karen paksaan dari orang tuanya.Jika Bara memang tidak mencintai gue lagi baru gue bakal berhenti mencintainya."     

Dengan emosi Dian memelintir kedua tangan Egi sehingga lelaki itu berteriak kesakitan.     

" Awwww ular putih sakit," pekik Egi menahan perih.     

Bukannya berhenti Dian malah semakin kuat memelintir kedua tangan Egi.     

" Sakit anjing.Lo mau membunuh gue ?" tanya Egi terbata-bata menahan perih di leher dan tangannya.     

" Maunya sich bunuh lo tapi belum sekarang karena bos sangat mencintai lo," ucap Dian menjepit leher Egi dengan kedua kakinya.Walau memakai rok Dian tetap leluasa bergerak tanpa takut dalamannya keliatan oleh Egi.Kalau pun keliatan toch tak ada pengaruhnya untuk Egi karena lelaki itu pria abnormal.     

" Ternyata lo ga bisa diremehkan.Pantas saja Bara selalu menahan lo di sisinya. Selain pintar dan cantik,ternyata lo seorang bodyguard tangguh."     

Dian mendecih menghina Egi.     

" Terima kasih pujianya tapi gue ha butuh pujian lo.Ketika posisi lo dah terjepit baru memuji gue dari tadi kemana aja?Lo butuh bantuan ga buat straight? Kalo iya gue bersedia membantu lo.Bukankah mengembalikan orang ke jalan yang benar itu berpahala," ucap Dian meremas pantat Egi dengan kuat.     

" Aw....sakit ular," ucap Egi berteriak layaknya seorang gadis.     

" Bagaimana rasanya gigitan ular putih?" tanya Dian mengambil posisi duduk di atas punggung Egi.Lelaki itu tertidur di lantai dengan posisi tengkurap.     

Egi berusaha untuk bangkit dan tak terima tubuhnya menjadi tempat duduk Dian.     

" Jangan berusaha bangkit kalo tidak gue akan patahkan leher lo," ucap Dian dingin membuat bulu kuduk Egi meremang.     

" Gue peringatkan lo sekali lagi ! Menjauhlah dari Bara mulai dari sekarang.Bara sekarang seorang anggota dewan jadi lo jangan merusak nama baiknya.Jika lo ngak bisa tutup mulut gue ngak segan membunuh lo.Gue tidak pernah main-main dengan ucapan gue.Jangan pikir wanita secantik gue lemah.Gue ibarat mawar berduri di ujung jurang.Indah dipandang namun bisa melukai.Mawar dan duri saling melengkapi.Mawar tak sempurna tanpa duri karena duri ibarat senjata bagi mawar.Jadi jangan pernah meremehkan gue Egi.Masih ingat dengan Faisal?"     

Egi berpikir sejenak mengingat siapa Faisal.Beberapa saat kemudian Egi ingat siapa Faisal.     

Faisal adalah lelaki yang telah melecehkannya di club.Faisal juga seorang gay dan lelaki itu sangat menyukainya dan berusaha memperkosa Egi saat mereka berada di club.     

" Apa yang lo lakuin sama Faisal?" tanya Egi dengan ekspresi gelap.     

" Bos memerintahkan gue bunuh Faisal.Gue lakuin itu dan dia mati. Seorang Dian tak pernah meninggalkan jejak.Ketika di otopsi pun kematian Faisal karena serangan jantung," ucap Dian berbisik di telinga Egi.     

" Jika gue mau.Gue bisa lenyapkan lo dan bisa mencari alibi jika Bara mencari lo. Jika dulu gue mengalah demi hubungan kalian dan terkesan membantu menutupi hubungan kalian,kali ini gue ga akan mengalah lagi."     

" Bara akan membunuh lo.Dia sangat mencintai gue.Bara ga bakal bisa hidup tanpa gue," ungkap Egi percaya diri.     

" Cih," ucap Dian membuang ludah di depan wajah Egi.     

" Lo laki tapi drama banget yah.Terlalu percaya diri Egi," ucap Dian menepuk pipi Egi dengan sedikit kasar.     

Dian menarik Egi untuk berdiri.Dengan kasar Dian mendorong tubuh Egi ke dinding.     

" Lepasin gue ular putih," rengek Egi menahan ngilu di seluruh tubuhnya.     

Egi berusaha memberontak dengan menendang perut Dian namun gerakan Dian lebih cepat darinya.     

Egi menjadi bulan-bulanan kebrutalan Dian.Pukulan Dian memang tidak berbekas namun meninggalkan nyeri di seluruh sendi tubuh Egi.Dian sangat tahu cara memukul seseorang tanpa meninggalkan bekas lebam.     

Dian membelai wajah tampan Egi.     

" Lo tampan bak Oppa Korea tapi sayang gay.Percuma lo jadi seorang motivator jika kelakuan lo kayak gini.Seharusnya ini.." Kaki Dian menyentuh selangkangan Egi dan menekan kuat 'alat tempur' Egi.     

" Seharus ini digunakan untuk bercinta dengan wanita bukan laki-laki."     

Egi meringis kesakitan karena Dian menyakiti 'alat tempurnya'. Jika tahu akan seperti ini Egi tak akan datang ke posko pemenangan Bara dan bertemu Dian.     

Apa kabar dengan kondisi 'alat tempurnya' sekarang? Dian sudah keterlaluan menyakitinya.Egi merasakan ngilu yang tak bisa terlukiskan dengan kata-kata.     

Ternyata Dian bukanlah gadis lemah yang mudah ia sakiti.     

" Dian lepasin gue pleaseeee," rengek Egi meminta belas kasihan Dian.     

" Gue akan bebasin lo tapi lo berjanji tidak akan mengganggu Bara lagi?"     

" Iya gue janji," ucap Egi spontan agar terbebas dari cengkraman Dian.     

Suara dering smartphone mengusik Dian.     

Siapa juga yang menelpon tengah malam begini.Ga tahu orang pada tidur apa enggak.Batin Dian meronta.     

Dian melepas Egi dan mengangkat telpon.     

" Halo," ucap Dian tanpa melihat ID pemanggil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.