Jodoh Tak Pernah Salah

BaraDila 16



BaraDila 16

0Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,     
0

Walau jalannya sukar dan curam.     

Dan apabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya.     

Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.     

Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.     

Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.     

Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia     

kan menyalibmu.     

Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,     

demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu.     

Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu,     

dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.     

Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu,     

dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.     

Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.     

Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.     

Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.     

Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.     

Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;     

Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.     

Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.     

Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,     

supaya bisa kau pahami rahasia hatimu,     

dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.     

Namun pabila dalam ketakutanmu,     

kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.     

Maka lebih baiklah bagimu,     

kalau kaututupi ketelanjanganmu,     

dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.     

Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa,     

tapi tak seluruh gelak tawamu,     

dan menangis,     

tapi tak sehabis semua airmatamu.     

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri,     

dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.     

Cinta tiada memiliki,     

pun tiada ingin dimiliki;     

Karena cinta telah cukup bagi cinta.     

Pabila kau mencintai kau takkan berkata,     

TUHAN ada di dalam hatiku,     

tapi sebaliknya, "Aku berada di dalam hati TUHAN".     

Dan jangan mengira kau dapat mengarahkan jalannya Cinta,     

sebab cinta,     

pabila dia menilaimu memang pantas,     

mengarahkan jalanmu.     

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.     

Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,     

biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:     

Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,     

yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.     

Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.     

Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;     

Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.     

Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan,     

dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;     

Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;     

Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;     

Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu,     

dan sebuah gita puji pada bibirmu.     

( Kahlil Gibran )     

*****     

Naura gugup berduaan dengan Iqbal. Entah kenapa getaran cinta itu kembali hadir. Semenjak hubungan Iqbal dan Dila membaik pria itu kembali bersemangat. Berkat Dila hubungannya Iqbal dan Naura kembali membaik. Hubungan Iqbal dengan ketiga anaknya pun membaik. Ketiga sudah memaafkan kesalahan sang ayah.     

"Nau," panggil Iqbal pelan. Entah kenapa mereka seperti remaja yang baru saja jatuh cinta.     

"Ya," jawab Naura dengan wajah merah.     

"Maafkan aku selama ini menyakiti kamu."     

"Tidak ada yang perlu dimaafkan Iqbal. Keadaan sudah membaik. Aku sudah memaafkan kamu. Kita akan berdamai demi anak-anak."     

"Nau, apa kamu sudah punya kekasih?" tanyanya ragu-ragu. Berharap jawaban Naura memuaskannya.     

"Kenapa?"     

"Bisakah kita kembali ke awal? Maukah kamu menjadi istriku lagi?" Iqbal merunduk lalu memberikan cincin pada Naura.     

Perempuan itu kaget tak menyangka jika Iqbal melakukan hal manis ini. Dulu Iqbal tak melamarnya dengan cara seperti ini. Naura terpukau dan terharu.     

"Nau," lirih Iqbal.     

"Ya.     

"Maukah kamu rujuk denganku? Aku belum bisa move on dari kamu. Aku masih mencintai kamu. Hidupku hampa tanpa kamu. Aku seperti gelandangan karena kehilangan kamu."     

Naura pun terperangah mendengar ucapan Iqbal. Tidak menyangka pria itu masih mencintainya.     

"Aku mendekati kamu bukan tanpa sebab. Aku ingin kembali menjadi suamimu. Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu. Maaf aku pernah menyakiti kamu secara fisik dan mental. Aku ingin menua dan mati bersamamu."     

"Jangan bicara seperti itu." Naura mendaratkan telunjuknya di bibir Iqbal.     

"Jadi…" Iqbal menunggu jawaban.     

"Terima, terima." Tiba-tiba saja Ria muncul bersama Allea, Attar dan Aina.     

"Terima saja uni. Rujuk saja dengan uda Iqbal." Ria, mantan madu Naura memberikan dukungan.     

"Manusia memang pernah melakukan kesalahan, tapi manusia layak mendapatkan kesempatan kedua," lanjutnya lagi.     

"Kami senang jika mama dan papa rujuk kembali. Keluarga kita akan utuh." Allea mendekati Naura dan Iqbal. Allea mengambil cincin di tangan Iqbal lalu memasangkan di jari manis Naura.     

"Mama kembali sama papa ya. Ale enggak mau kalian berpisah lagi. Semoga papa tidak melakukan kesalahan lagi ya Ma. Pa." Allea menatap Iqbal.     

"Iya nak."     

"Jaga mama. Jangan sia-siakan mama. Please….jangan pernah lagi bertengkar dan memukul mama. Aku orang pertama yang akan membenci papa jika melakukannya."     

"Papa janji nak." Iqbal meneteskan air mata karena Allea mengingatkan dosanya pada Naura.     

"Jangan ingkar janji Pa." Attar angkat bicara. Meski Naura hanya ibu sambungnya tapi kasih sayangnya begitu besar.     

"Janji." Iqbal berjanji di depan ketiga anaknya untuk membahagiakan Naura.     

Naura dan Iqbal pun kembali menikah. Mereka hanya mengadakan akad nikah dan tak mengadakan resepsi. Ini pernikahan kedua mereka sehingga tak ingin heboh. Mereka hanya melakukan syukuran. Undangannya hanya keluarga terdekat.     

"Akhirnya semua kembali ke awal." Bara merangkul Dila. Keduanya menatap Iqbal dan Naura yang bersanding di pelaminan.     

"Semuanya berbahagia Bar."     

"Panggil Apa sayang bukan Bar. Sama suami kok panggil nama." Bara memprotes.     

"Iya Apa." Dila mencubit pipi Bara gemas.     

"Lihat Iqbal dan Naura."     

"Jangan macam-macam." Dila sudah mengerti arah pembicaraan sang suami. Dila kadang bingung, kemesuman Bara bertambah setiap hari. Bucinnya suami terlalu berlebihan.     

"Apaan sih sayang? Koku dah nething duluan?"     

"Aku sudah paham. Jangan bilang mau honeymoon juga ga mau kalah sama uda dan uni Naura."     

Bara mencubit pipi Dila karena gemas. Keduanya bersenda gurau.     

"Semoga Rere dan Dino saling mencintai," ucap Dila melihat keduanya bermain bersaman Hanin dan Leon.     

"Amin. Kita enggak tahu takdir ya sayang. Ternyata dunia ini sempit. Hubungan Dino dan Rere rumit, tapi begitulah cara Tuhan mempertemukan mereka."     

Bara menggenggam erat tangan istrinya. Mereka masuk ke dalam kamar karena acara syukuran telah selesai. Bara mendekati Dila namun sang istri tiba-tiba muntah ketika mereke bedekatan.     

Dila berlari menuju kamar mandi. Bara pun panik, ikut ke kamar mandi. Ia usap tengkuk Dila dan memberikan minyak kayu putih.     

"Kamu salah makan sayang?" Bara khawatir. Ia mengikat rambut Dila agar lebih leluasa mengoleskan minyak kayu putih di tengkuh Dila.     

"Tidak." Dila memuntahkan semua seluruh isi perutnya.     

Bara pun ingat sesuatu. Bulan ini Dila belum datang bulan. Jangan…jangan…     

*****     

Baca kisah Rere dan Dino di novel "TERJERAT PESONA DUDA TAMPAN". Dijamin diabetes dan senyum-senyum sendiri. Simpan Di Library Kalian ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.