Jodoh Tak Pernah Salah

BaraDila 18



BaraDila 18

0Kehamilan Dila semakin besar. Ada saja ulahnya membuat Bara pusing dan sakit kepala. Kali ini Dila tak mau berdekatan dengan sang suami. Entah kenapa tiap kali berdekatan dengan Bara, ia akan muntah. Dila akan merajuk dan marah pada sang suami jika keinginannya tidak terpenuhi. Bara melarangnya makan mie instan, padahal ia sangat senang memakannya. Tengah malam Dila bangun dari tidurnya. Berjalan pelan menuju dapur. Dila tak mau jika Bara tahu ia makan mie instan diam-diam. Bumil tak bisa menahan godaan mie instan. Mencium baunya saja sudah membuat perut Dila lapar.     
0

Dila merebus air lalu mencuci bersih cabe rawit. Ia gunting cabe itu dan memasukkannya dalam rebusan air. Dila memasukkan telur dan mie ketika airnya sudah mendidih. Dila mencium aroma mie. Baunya sangat menggoda. Dila duduk seorang diri di meja makan. Ia nikmati mie itu sambil meniupnya. Mienya masih panas. Bukan orang Indonesia namanya jika tidak makan mie pakai nasi. Dila makan dengan lahap sehingga tak menyadari ada seseorang datang ke dapur.     

"Kak Dila. Kok makan sendirian?" Tiba-tiba Rere muncul di depan Dila.     

"Hehehe." Dila tertawa cengengesan. "Maklum lapar Re. Bawaan dedek." Dila mengelus perutnya. "Kamu ngapain?"     

"Aku haus kak. Mau minum. Mana bang Bara?" Rere melihat sekeliling.     

"Lagi di kamar. Tidur."     

"Kenapa tidak minta ditemani?" Rere duduk di depan Dila. Entah kenapa ia ngiler melihat Dila makan mie. Rere menelan saliva melihat Dila makan dengan lahap. Rere sangat menjaga penampilannya sehingga tidak mau makan mie. Meski ngiler tapi tetap tak mau makan.     

"Ga mau. Kalo dia tahu aku makan mie instan pasti enggak dibolehin. Dia over protektif. Kamu enggak kembali ke kamar?" Dila bertanya sambil makan.     

"Aku temani kakak makan ya. Kasihan bumil makan sendiri."     

"Kok sedih gitu tampangnya?"     

"Mana sedih. Biasa aja. Gapapa kok."     

"Kamu bohong." Dila tersenyum manis. Ia mengelus tangan Rere. "Kamu bertengkar dengan Dino?" Dila tahu jika hubungan Rere dan Dino belum membaik. Meski mereka sudah menikah tapi tidak seperti pasangan lainnya. Hubungan mereka masih hambar dan masih canggung. Cinta itu belum ada. Mereka menikah demi anak. Dila tahu jika Dino sudah berusaha mengambil hati Rere, tapi perempuan itu tetap tak membuka hatinya.     

"Boleh aku curhat?" Rere tak tahu lagi pada siapa cerita.     

"Apa?"     

"Dino menemui Gesa dan aku marah."     

"Wajar saja kamu marah. Suami kamu menemui wanita lain."     

"Gesa menyukai Dino bahkan almarhumah Ananya menitipkan Hanin dan Dino pada dia."     

"Apa?" Mata Dila membelalak.     

Rere pun menceritakan pertengkarannya dengan Dino. Dila geleng-geleng.     

"Dino bahkan bilang menyerah dengan hubungan kalian?" Rere mengangguk.     

"Dia sudah lelah untuk menggapai cintaku."     

"Re, bolehkah aku memberi tanggapan?"     

"Silakan kak."     

"Berarti jika Dino menyerah berarti dia merasa usahanya sudah gagal. Jika Dino bersikap begitu dan kamu masih menutup hatimu. Percayalah pernikahan kalian tidak akan lama. Buat apa bertahan jika kalian tak punya cinta. Demi anak? Sampai kapan kalian bisa bertahan?"     

Rere hanya diam tak menjawab perkataan Dila. Mencoba merenungi masalah rumah tangganya.     

"Marahnya kamu pada Dino berarti cinta itu sudah mulai tumbuh di hatimu. Kamu tak ingin wanita lain mengambil tempatmu. Kamu belum jujur dengan perasaanmu. Re. Dino itu pria normal. Sebagai suami tentu saja dia ingin dilayani istrinya baik secara lahir dan batin. Jangan salahkan suamimu diambil wanita lain karena kamu tidak menghargai dan melayaninya. Kamu tidak menganggap keberadaannya. Jika tak ingin suamimu diambil perempuan lain, layani dia dengan baik. Amankan tiga daerah perut suami. Jika kamu sudah mengamankannya, suami tidak akan kemana-mana."     

"Tiga daerah perut?" Rere kebingungan dengan istilah Dila.     

"Amankan tiga daerah perut suami adalah perut atas, perut tengah dan perut bawah. Perut atas artinya jaga lisan untuk suami. Bicaralah dengan kata-kata yang manis. Jangan sampai perkataanmu melukai hati suami. Perut tengah artinya kenyangkan perut suamimu. Buatkan masakan kesukaan dia. Layani dia ketika makan. Buat dia jatuh cinta dengan masakanmu sehingga dia hanya mau makan masakanmu. Perut bawah artinya layani suami dengan baik di ranjang. Buat dia bertekuk lutut hingga memujamu. Jika sudah mengamankan ketiga daerah perut itu pernikahan akan langgeng dan kamu akan makin disayang. Re, kita akan sadar sesuatu berharga jika telah kehilangan. Jangan sampai kamu menyesal telah menyia-nyiakan Dino."     

"Apa yang harus aku lakukan kak?"     

"Tanyakan pada hatimu. Kemana pernikahan ini kalian bawa." Dila menyentuh dada Rere.     

Setelah berbincang cukup lama dengan Rere. Dila kembali ke kamar. Ia belum mau tidur. Setelah makan tidak boleh tidur sebelum satu jam. Dila duduk di sofa seraya menyalakan TV. Ketika menyalakan TV Dila kaget siaran drama Korea sedang menampilkan adegan suami istri. Suara desahan terdengar lirih di telinga Dila. Adegan vulgar sedang di pertontonkan di depan matanya. Dila horny melihat adegan dewasa yang ditampilkan. Tiba-tiba ia gerah.     

Dila mendekati Bara, mengelus kepala sang suami lalu mencium keningnya. Bara terbangun karena ciuman Dila.     

"Sayang," ucap Bara dengan suara orang khas bangun tidur.     

"Sayang," ucap Dila ragu.     

Bara bangkit dari ranjang lalu duduk menyandar.     

"Ada apa sayang?" Bara mengelus pipi istrinya. Kenapa sang istri sangat cantik jika tak memakai riasan.     

"Aku mau itu." Dila bicara pelan.     

"Mau apa?" Bara menggoda istrinya. Mata Dila dipenuhi kabut gairah. Bara melihat TV sedang menyalakan adegan dewasa. Pecah tawa Bara tapi ia tahan. Bara tahu kenapa Dila mengajak bercocok tanam. Semenjak hamil nafsu seks Dila meningkat. Dila sering meminta duluan.     

"Mau itu. Kenapa masih enggak paham sih?" Dila kesal dan mengambek. Bara yang lugu atau pura-pura ga tahu.     

"Kok marah? Kamu bangunin aku minta itu. Bicara yang jelas sayang jangan ambigu seperti itu. Suami kamu bukan cenayang yang bisa menebak mau kamu." Bara membela diri.     

"Aku mau…." Dila menggigit bibirnya. Masih gugup dan malu untuk mengatakannya. Tak mau bicara, Dila malah melepaskan kancing piyama Bara. Ia buat Bara bertelanjang dada. Ia elus bulu halus di dada sang suami.     

"Kamu mau ini." Bara memelintir p*ting payudara Dila.     

Gairah Dila langung bangkit. Tubuhnya sangat sensitif ketika mendapat sentuhan dari suaminya. Dila memasukkan tangannya dalam celana Bara dan meremas yang ada di dalamnya. Bara memejamkan mata menerima perlakuan sang istri. Bara bangkit lalu menidurkan Dila di atas ranjang. Ia lepas satu persatu pakaian sang istri.     

"Sayang ayo buruan." Dila sudah tak sabar. Bara terkekeh.     

"Buruan apa?" Bara mulai menggesekkan tubuh bagian bawahnya ke tubuh Dila. Hanya menggesek tanpa ingin memasukinya.     

"Cepat masukin," pinta Dila memelas. Bara tertawa mendengar ucapan vulgar istrinya. Pria itu merasa bangga dan bahagia karena sangat diinginkan.     

Bara masih saja menggesek miliknya tanpa berniat memasukkannya. Dila memejamkan matanya, melenguh nikmat. Bara masih bermain-main dan tak berniat melanjutkan ke inti. Tak sabaran Dila bangkit. Ia tarik Bara hingga pria itu tertidur di ranjang. Dila merangkak naik ke atas tubuh Bara dan menyatukan tubuh mereka.     

Bara tertawa terkekeh melihat kenakalan sang istri. Dila sudah tak bisa sabar ketika bermain cinta. Bara pun membalikkan posisi. Ia diatas dan Dila dibawah. Berhati-hati Bara melakukannya agar tidak mengenai perut sang istri. Hari masih pagi ketika mereka baru memulai percintaan panas. Suara lenguhan nikmat mereka saling bersahutan.     

*****     

Baca kisah Rere dan Dino di novel "TERJERAT PESONA DUDA TAMPAN". Dijamin diabetes dan senyum-senyum sendiri. Simpan Di Library Kalian ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.