Jodoh Tak Pernah Salah

BaraDila 20



BaraDila 20

0Dua Puluh Tahun Kemudian.....     
0

Anak-anak Bara dan Dila sudah beranjak. Triple Abadi sudah berusia dua puluh empat tahun. Mereka tumbuh menjadi anak yang tampan dan cantik. Shaka memutuskan menjadi seorang polisi. Anak itu hobi berantem sejak kecil dan dingin. Shaka jadi polisi karena ingin menyalurkan hobi berantemnya. Alasan yang tak masuk akal menjadi perwira polisi. Bara pun menyetujui permintaan Shaka. Jiwa bisnis Bara tak jatuh pada Shaka. Anak itu tak mau terjun ke dunia bisnis meski sangat pintar berbisnis.     

Shakel tumbuh menjadi pria playboy. Perayu ulung sejak balita sehingga ketika dewasa bakat alaminya kian terasah. Sejak SMA Shakel menjadi playboy. Banyak perempuan yang patah hati karena ulahnya. Shakel suka memberi harapan palsu pada wanita. Bara dan Dila pusing menghadapi ulah Shakel. Cap playboy sudah melekat pada diri Shakel. Pria itu sangat royal dan suka menghamburkan uang untuk wanita karena itu Bara dan Dila tak memberikan perusahaan pada Shakel. Bisa bangkrut perusahaan jika dikendalikan anak itu.     

Salsa, anak kesayangan Bara. Anak itu besar sesuai keinginan orang tuanya. Salsa menjadi anak yang penurut dan tak banyak ulah. Keahlian berbisnis Bara turun padanya. Salsa juga mewarisi kepintaran Dila. Meski masih berusia dua puluh empat tahun, ia piawai seperti sang ayah. Bara percaya jika Salsa mampu mengelola perusahaan. Sebelum pensiun dari dunia bisnis Bara mendampingi sang putri hingga benar-benar mandiri. Bara dan Dila pusing karena Salsa jatuh cinta pada Alvin, anak Zico dan Dian. Jarak usia mereka terlalu jauh, tujuh belas tahun. Salsa menyukai Alvin karena pria itu sholeh, baik dan sopan. Alvin pun menjadi penerus bisnis Zico. Alvin seorang duda karena istrinya meninggal karena kecelakaan. Mau tidak mau Bara dan Dila menyetujui pernikahan Salsa dan Alvin karena tak ingin membiarkan anak mereka berzina. Alvin menantu idaman tak ada alasan menolaknya.     

Anak keempat Bara dan Dila, Lovina atau yang akrab disapa Lovi. Anak itu sangat cerewet dan ceria. Anaknya usil seperti Shakel, suka menjahili ketiga kakaknya. Lovi seorang selebgram terkenal. Ia suka mereview makanan sehingga ia menjadi food vlogger yang terkenal. Meski anak itu hobi makan tapi badannya kurus. Banyak wanita yang iri padanya karena tidak gemuk, meski banyak makan. Bara dan Dila bangga pada Lovi. Anak itu mempunyai acara TV sendiri. Lovi sangat terkenal di kalangan anak milenial. Caranya mereview makanan sangat unik dan berkesan di hati penonton.     

Anak kelima Bara dan Dila, Kiano. Anak itu kalem, pendiam dan tak banyak bicara.Sifatnya yang dingin hampir mirip dengan Shaka. Kiano ahli di bidang IT. Ia bekerja sebagai direktur IT di perusahaan ayahnya. Kiano dan Salsa berkolaborasi di perusahaan. Tangan dingin mereka membuat keluarga Aldebaran menjadi orang kaya nomor satu di Indonesia. Disegani kolega dan pejabat. Bisnis mereka sudah merambah dunia hiburan. Mereka memiliki stasiun TV dan perusahaan iklan. Kiano pernah jadi hacker untuk mendeteksi kelemahan sistem IT perusahaan. Hacking Kiiano lakukan sebelum bekerja di perusahaan.     

Bara dan Dila sibuk mempersiapkan pernikahan Salsa dan Alvin. Mereka akan menikah dua bulan lagi. Persiapan pernikahan mereka sudah 80 persen.     

Pernikahan termegah tahun ini di Indonesia. Bara rela menggelontorkan uang demi memberikan pernikahan impian untuk Salsa. Ini pertama kali Bara dan Dila punya menantu. Inilah takdir. Tak pernah menyangka jika Bara dan Zico akan berbesanan. Entah siapa yang duluan jatuh cinta. Alvin dan Salsa mantap menikah. Alvin bahkan terang-terangan meminta Salsa untuk menjadi istrinya pada Bara.     

Salsa sangat ceria ketika melakukan fitting baju pengantin. Mereka akan membuat pakaian seragam keluarga. Semua ada di butik untuk fitting.     

"Ga sangka kita akan segera memiliki menantu," ucap Bara ketika badannya diukur. Meski usianya sudah tua namun wajah Bara masih terawat. Masih terlihat seperti pria yang berusia 40-an.     

"Kita sudah tua Apa. Rambut kita sudah beruban," ucap Dila tergelak tua. Semakin tua Dila malah semakin cantik. Sekarang ia sudah mengenakan hijab. Auranya makin terpancar sejak mengenakan hijab.     

"Belum. Kita masih muda dan masih bertenaga kuda," kekeh Bara menggoda istrinya. Meski sudah tua namun jiwa mesum pria itu tidak pernah hilang. Semakin tua semakin menggila. Inilah definisi tua-tua keladi. Semakin tua semakin menjadi.     

Bara dan Dila mengisi hari tua mereka dengan belajar agama. Pasangan itu religius sekarang. Hidup mereka tak lagi mengejar dunia tapi akhirat. Bara dan Dila bahkan ikut komunitas pecinta Alquran yang digagas salah seorang artis terkenal yang sudah hijrah. Mereka masih belajar memperdalam agama di usia tak lagi muda.     

Cinta mereka masih sama. Masih seperti sedia kala bahkan cenderung bertambah. Tiba-tiba Dila merasa pusing dan ingin muntah. Bara segera memegangi tangan istrinya agar tidak jatuh.     

"Ambilkan air untuk Ama," titah Bara pada anak-anaknya. Ia mengelus punggung istrinya.     

Shaka dengan cepat memberikan air untuk sang ibu. Salsa dan Lovina mendekati Dila. Mereka menatap Bara tajam. Mendadak tangan Bara dingin mendapatkan tatapan sinis dari kedua putrinya. Dila menggenggam erat tangan suaminya memberi kekuatan.     

"Jangan biarkan dugaan kami benar Apa," cebik Salsa hampir menangis.     

"Kami sudah dewasa untuk memahami apa yang terjadi pada Ama." Lovi berkacak pinggang. "Ini bukan pertama kalinya Ama seperti ini."     

"Maksudnya?" Shaka, Shakel dan Kiano kebingungan.     

Bara mengambil napas lalu menatap istrinya minta dukungan.     

"Suka dan tidak suka kami harus memberi tahu kalian. Ini faktanya."     

"Fakta apa?" Shakel penasaran.     

"Saat ini Ama." Bara menoleh pada Dila yang menunduk takut. Entah kenapa Dila takut pada anak-anak. "Ama sekarang sedang hamil. Kami baru tahu beberapa minggu ini. Kami merahasiakannya karena tidak mau kalian kaget dan shock, apalagi Salsa mau menikah beberapa bulan lagi. Ama hamil empat bulan."     

"WHAT???????" Suara Salsa paling keras. Calon pengantin itu hampir pingsan. Dugaannya benar. Jika Dila sekarang hamil empat bulan berarti ketika ia menikah maka perut buncit ibunya akan kelihatan. Apa kata dunia jika di usianya yang sudah dua puluh empat tahun masih punya adik? Selisih usia Salsa dan calon adiknya seperti selisih usia ibu dan anak.     

"Apa, aku sudah dewasa dan masih harus punya adik lagi?" Kiano tidak terima.     

Sedangkan Shaka dan Shakel memegang wajah mereka frustasi. Kenyataan ini sedikit memalukan bagi mereka. Bara saja tidak menyangka jika di usia Dila yang sudah lima puluh tahun masih bisa hamil. Memang sampai sekarang Dila masih menstruasi dan belum ada tanda-tanda menopause.     

"Ya Allah ini…..aku malu Pa," sahut Shakel terduduk di lantai butik.     

"Aku apalagi. Pasti jadi bahan olokan teman seangkatan." Shaka ikut-ikutan nimbrung duduk di lantai.     

Sementara itu desainer langganan Dila hanya terperangah mengetahui pelanggan setianya hamil di usia yang tak lagi muda.     

Wajah Dila berubah kecut. Ia sendiri merasa malu karena masih bisa hamil di usia tua. Dila paham bagaimana psikis Salsa. Dila sudah bisa membayangkan betapa malunya Salsa ketika para tamu melihatnya dengan perut membuncit.     

"Maafkan Ama mempermalukan kalian." Dila mengungkapkan penyesalannya dengan tangis. "Maafkan Ama. Hiks…."     

Bara mendekat lalu menenangkan istrinya. Ia berikan usapan lembut di lengan Dila. "Kenapa minta maaf. Bayi itu bukan kesalahan. Dia rejeki dari Tuhan."     

"Tapi Apa," protes kelima anak Bara.     

"Dalam perut Ama itu adik kalian, keturunan Aldebaran. Dia bukan anak haram. Dia anak yang lahir dari pernikahan sah. Tidak menerima penolakan," ucap Bara tegas membungkam mulut kelima anaknya.     

"Tapi Apa." Salsa masih tidak terima.     

"Tidak ada tapi-tapian. Sama-sama kita lihat. Mungkin kalian menolak dia sekarang. Ketika dia lahir akan jadi rebutan kalian karena sangat lucu dan menggemaskan."     

*****     

"Sayang aku takut," ucap Dila memeluk Bara ketika mereka di atas ranjang.     

"Takut kenapa?"     

"Hamil di usia sekarang sangat rawan."     

"Bismillah. Semua akan baik-baik saja. Dia akan lahir dengan selamat dan sehat. Kakak-kakaknya akan melindunginya."     

"Kita terlalu tua untuk memilikinya. Takutnya kita meninggal dia masih kecil. Usia sekarang bukan gendong anak lagi tapi cucu."     

"Masih perkasa mau gimana lagi. Istriku masih bisa dibuahi." Bara menggoda istrinya. "Tidak perlu takut. Ada lima orang kakak yang akan menjaganya. Allah sudah mempersiapkan masa depan yang indah untuknya," ucap Bara mengelus perut Dila. Perutnya sudah kelihatan membuncit.     

"Semoga mereka menyayangi anak ini." Dila mengelus perutnya. Sudah siapkan nama untuk anak bungsumu? Prediksi dokter dia perempuan."     

Bara tersenyum lalu mengecup bibir istrinya. Bibir mereka saling bertautan mesra. Mereka berciuman dengan panas. Meski tak lagi muda namun kehidupan pernikahan mereka tak kalah dengan yang muda.     

"Kamu yakin ini si bungsu?" goda Bara.     

"Apa masa mau punya anak lagi? Aku sudah tidak kuat. Sudah setengah lusin."     

"Masih kalah dengan gen Halilintar," ucap Bara mendapatkan cubitan dari Dila. Mereka berdua tertawa.     

"Dasar aki-aki mesum."     

Bara dan Dila tertawa. Mereka selalu hangat dan romantis. Kemana-mana selalu berdua dan tak pernah terpisahkan. BaraDila bersama hingga maut memisahkan.     

TAMAT     

Happy Ending     

*****     

Baca kisah Rere dan Dino di novel "TERJERAT PESONA DUDA TAMPAN". Dijamin diabetes dan senyum-senyum sendiri. Simpan Di Library Kalian ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.