Jodoh Tak Pernah Salah

Part 145 ~ Pesta Tuan Smith ( 4 )



Part 145 ~ Pesta Tuan Smith ( 4 )

0Dila dan Zyan kembali ke dalam. Mereka kembali mengenakan topeng. Bara yang kesal melihat Zyan mengambil batu dan melemparnya pada Zyan. Lemparan Bara tepat mengenai punggung Zyan.     
0

Zyan meringis kesakitan kala batu runcing itu mengenai tubuhnya.     

"Awww.....," rintih Zyan berusaha memegang punggungnya.     

"Ada apa Zyan?" tanya Dila khawatir.     

"Ada yang melempar batu padaku. Sakit sekali."     

"Siapa yang melakukannya?" Dila melihat keadaan sekitar tapi tak melihat ada orang.     

"Perasaanmu saja Zyan."     

"Tidak. Ada seseorang yang melempar aku pakai batu."     

"Tidak ada orang Zyan."     

"Jangan..... jangan tempat ini ada hantunya," kata Zyan bergidik ngeri.     

Zyan menarik tangan Dila dan mengajaknya lari dari sana. Takut si hantu menculik Dila.     

Sementara itu Bara tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Zyan yang ketakutan. Bukan hantu yang melemparnya, tapi dia. Bara terbakar api cemburu.     

"Lari ya lari saja bule sialan. Kau tidak perlu memegang tangan istriku," gerutu Bara kesal.     

"Bos anda seperti anak-anak. Tidak seperti Bara yang aku kenal," kata Dian berkomentar.     

"Peduli setan. Yang penting bule sialan itu jauh-jauh dari istriku. Aku tidak mau tahu. Kau harus cari cara agar aku bisa berdansa dengan Dila. Aku tak rela jika si bule berdansa dengan istriku."     

"Zyan namanya bos bukan bule," ralat Dian.     

"Masa bodoh siapa namanya. Pokoknya Dila harus berdansa denganku. Kau atur caranya Dian kalau tidak bonus kamu bulan ini aku pangkas lima puluh persen."     

"Ckckck, sudah berani mengancamku segala. Cemburu menguras hati, cinta memang gila, lebih gila jika monyet sedang jatuh cinta," ujar Dian bicara pelan agar Bara tak mendengar ucapannya.     

"Kau bicara apa?" tanya Bara.     

"Tidak ada bos."     

Mereka berdua langsung masuk ke area pesta. Para peserta dansa sudah bersiap bersama pasangan masing-masing.     

"Aturan mainnya. Kita akan berdansa. Siapa yang paling kompak dan gerakannya seirama dialah yang jadi pemenang. Juri kita ada tiga orang. Pertama ada Mr Andrew, Miss Nadia dan Miss Julia. Mereka akan menilai tarian para peserta. Pemenang dari lomba ini akan mendapatkan kehormatan menginap di resort mewah milik Tuan Smith selama tiga hari dua malam," kata MC memberi tahu aturan lomba dan hadiahnya.     

Para peserta bersorak gembira mendengar hadiahnya liburan di resort mewah Tuan Smith. Mereka semakin bersemangat untuk memenangkan lomba ini.     

Zyan dan Dila sudah mengambil posisi di tengah arena. Mira dan Mark juga sudah bersiap. Bara dan Dian juga sudah bersiap untuk ikut lomba.     

"Pastikan kau bisa memisahkan mereka Dian," kata Bara mengingatkan Dian.     

"Iya bos. Kenapa kali ini bos bawel sekali? Telingaku mau pecah mendengar perintah yang sama. Dasar bucin."     

"Apa kau bilang?"     

"Bos bucin."     

"Enak saja."     

"Sudahlah bos, anak kecil pun tahu jika bos bucin pada Dila, apalagi aku."     

"Jangan banyak bicara atau kau tidak dapat bonus bulan ini," ancam Bara tersenyum evil.     

"Suka-suka bos," rungut Dian kesal. Dikit-dikit kasih ancaman enggak kasih bonus.     

"Dalam hitungan ketiga dansanya kita mulai. Satu...Dua.....Tiga....Mulai," teriak MC diiringi musik waltz.     

Para peserta menggandeng pasangan masing-masing untuk masuk arena. Para pria sebagai pemimpin dansa membungkuk pada pasangan wanita sebagai salam pembuka. Para wanita bergantian membungkuk pada pria.     

Dila menaruh tangannya di pundak Zyan. Pria itu tersenyum manis tapi tak bisa dilihat Dila karena menggunakan topeng. Zyan memengang tangan dan memegang pinggang Dila. Sebenarnya Dila agak risih, tapi mau gimana lagi. Ini Perth bukan Padang. Ia harus bisa beradaptasi dan mengikuti adat dan istiadat setempat.     

Kesal melihat Zyan menyentuh istrinya, tak sadar ketika menaruh tangannya di bahu Dian, Bara terkesan memukul Dian.     

Dian memekik kesakitan karena menjadi korban kecemburuan Bara.     

"Bos, pelan," pekik Dian. "Bahuku sakit."     

"Itu belum seberapa dengan sakit yang dirasakan hatiku," jawab Bara sekenanya.     

Mereka menari mengikuti irama. Dila mengikuti arahan Zyan, tubuhnya bergerak maju mundur dan berputar menuruti arahan Zyan. Tubuh Dila sangat lentur. Ia bergerak bak penari profesional.     

Bara dan Dian pun menari mengikuti irama. Sambil menari mata Bara tak berkedip menatap sang istri. Mereka menari mengikuti irama dan berputar.     

Bara memberi tanda pada Dian. Saat jarak mereka semakin dekat. Dian dengan curang menyenggol kaki Zyan hingga terjatuh. Refleks Bara memegang Dila agar tak jatuh.     

"Are you okay?" tanya Dian sok prihatin pada Zyan.     

Zyan berusaha bangkit untuk berdansa tapi dihalangi oleh Dian.     

"Sepertinya kau terluka, mari aku bantu," kata Dian basa-basi busuk. Ia membawa Zyan keluar dari panggung dansa. Dian menatap Bara dan memberi tanda jika misi berhasil. Bara memberikan jempol untuk Dian.     

"Sepertinya pasanganmu cedera. Mari kita menari bersama," kata Bara menggunakan bahasa Inggris.     

"Tidak. Aku tidak mau melanjutkan dansa ini," tolak Dila halus. Pantang untuknya berdansa dengan orang baru.     

"Pasanganku cedera, bantulah aku memenangkan lomba ini agar kami bisa pergi honeymoon kedua. Kasian dia. Dia ulang tahun beberapa hari lagi. Bantu aku mewujudkan impiannya," pinta Bara memelas.     

Dila berpikir sejenak. Antara iya dan tidak ingin membantu pria bertopeng yang baru dikenalnya.     

"Ayolah demi istriku. Aku ingin memberikan dia kejutan."     

"Baiklah," kata Dila tak tega.     

Bara tersenyum evil. Ia merangkul tubuh Dila. Ia menyentuh bahu Dila berusaha menghapus sentuhan Zyan di bahu dan pinggang Dila.     

Dila terhenyak seperti mengenali pria yang berdansa dengannya saat ini. Tapi ia membuang jauh pikirannya.     

"Sepertinya kamu sangat pintar menari waltz,", puji Bara.     

Dila mengikuti instruksi Bara berputar, melangkahkan kaki ke kiri dan ke kanan, maju dan mundur. Bara memegang erat pinggang Dila seolah tak mau lepas.     

"Ini dinamakan langkah kotak karena gerakan ini membentuk sebuah segi empat di lantai," kata Bara menjelaskan gerakan waltz.     

"Langkah kaki kita berlawanan. Jika aku melangkahkan kaki kiri, maka kamu melangkahkan kaki kanan, dan jika aku maju, maka kamu mundur. Pada posisi ini, open jarak kita sebagai penari selalu terjaga konstan, dan pada posisi close badan kita tetap rapat. Pada akhir langkah kotak, posisi kembali ke titik semula."     

"Sepertinya kau sangat ahli menari waltz?" tanya Dila.     

"Tentu saja,"kata Bara tersenyum bangga.     

"Dalam waltz gerakan yang paling indah adalah ini," kata Bara memutar tubuh Dila sehingga Dila memutar dibawah lengan Bara dengan tetap berpegangan. Gerakan ini dimulai dengan gerakan setengah kotak, putaran dibawah lengan, dan ditutup dengan gerakan setengah kotak lagi.     

"Bravo," puji Bara melihat gerakan lentur Dila.     

"Siapa namamu?"     

"Tidak penting kau tahu namaku. Aku telah membantumu. Soal memang atau tidak aku tidak bisa jamin."     

"Setidaknya kau sudah berniat membantu aku memberi kejutan untuk istriku."     

Musik waltz berganti dengan musik tango     

"Sepertinya Tuan Smith ingin semua tamu menari tango," kata Bara merapatkan tubuhnya dengan Dila.     

Dila berusaha mengelak, tapi cengkraman Bara sangat kuat sehingga ia tak bisa melepaskan diri.     

"Menari tango? Tarian macam apa itu?" Dila kebingungan.     

"Tari tango luntuk meningkatkan romantisme pasangan. Gerakan tango dikenal mampu membangkitkan romantisme dan kegairahan setiap pasangan yang membawakannnya. Bahkan, orang yang melihatnya pun akan lebih bersemangat karena melihat gerakan-gerakan dinamisnya. Tango tak hanya membuat suasana hati orang yang melakukannya dan melihatnya lebih bersemangat. Gerakan-gerakan dalam tarian ini pun mampu menjaga kesehatan dan meningkatkan keseimbangan tubuh," ujar Bara menjelaskan.     

Gerakan lincah, dinamis dalam menari tango membuat para tamu berdecak kagum. Mereka membawakannya dengan penuh penghayatan.     

BERSAMBUNG     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.