Arrogant Husband

Harapan Saga



Harapan Saga

0Saga bangun tidur terlebih dulu dari Alisa. Ia memandangi wajah cantik sang istri. Betapa beruntung dirinya diberikan oleh Tuhan seorang bidadari sebaik Alisa. Kemudian, ia membenarkan anak rambut wanita itu yang luruh menyentuh mata.     
0

Terpesona akan kecantikan Alisa, hingga membuatnya rela melakukan apa saja. Di saat orang tuanya tak setuju dengan cinta mereka, Saga akan tetap bertahan dan yakin bahwa semuanya akan indah di waktu yang tepat.     

Alisa mulai menggeliat-geliatkan tubuhnya di atas ranjang. Perlahan-lahan matanya mulai terbuka. Ia pun menyapa Saga, sang suami yang lebih dulu terbangun.     

"Selamat pagi," sapa Alisa.     

"Selamat pagi juga istriku yang cantik." Alisa tersipu malu. Saga tersenyum melihat ekspresinya.     

Hari ini mereka berdua ingin mengurus pembuatan pasport dan visa keberangkatan ke luar negeri. Baru kali ini, Saga bisa berlibur sejenak dari hiruk pikuk pekerjaannya. Tentu saja bersama dengan istri tercinta. Sekaranglah saatnya berbulan madu.     

"Sudah siap untuk hari ini sayang?" tanya Saga tersenyum semringah. Alisa tentu paham dengan maksud sang suami.     

"Tentu saja ...."     

Saga hari ini tak masuk kerja ke kantor, karena hari ini ia ingin menghabiskan waktu bersama dengan Alisa seharian.     

"Mau mandi berdua seperti kemarin lagi sayang?" Saga mengedipkan sebelah mata sambil menggoda. Ia ingin mengajak sang istri untuk mandi bersama lagi.     

"Ti–tidak ... mandi sendiri-sendiri saja." Alisa menolak keinginan Saga.     

Rupanya Saga tak terima ditolak oleh Alisa. Ia pun langsung menggendong dengan paksa tubuh sang istri dan membawanya ke kamar mandi. Tentu saja, Alisa menggerutu padanya.     

Setelah Saga membawa Alisa ke kamar mandi, ia pun keluar sejenak untuk mengambil handuk di lemari pakaian. Dan, masuk lagi ke dalam. Terlihat wajah sang istri yang merengut.     

"Kau tidak dengar yang aku bicarakan tadi?"     

"Aku dengar semua ucapanmu. Tapi, aku ingin mandi berdua denganmu lagi." Saga langsung menarik tangan Alisa dan membawanya menuju ke bawah pancuran shower.     

Tubuh Alisa sudah basah kuyup karena guyuran air. Namun, masih tertutup oleh baju tidur milik sang istri. Begitupun dengan dirinya, yang masih memakai baju juga. Dengan segera ia lepas baju yang melekat di badannya.     

Di bawah guyuran air, Saga lagi-lagi menciumi bibir Alisa dengan penuh gairah. Ia lumat dengan lembut bibir mungil nan kenyal itu. Tangannya perlahan-lahan membuka kancing baju tidur Alisa. Ia hirup aroma tubuh wanita itu yang menjadi candu baginya.     

Kini, Saga sudah berhasil membuka semua kancing. Terlihat gundukan besar yang membuat matanya selalu terpesona. Kedua tangannya pun merespons dengan cepat untuk meremas-remas gundukan besar tersebut.     

Tangan Saga menyusup ke belakang punggung dan mulai melepaskan pengait bra. Betapa indahnya pemandangan dua bukit kembar itu setelah dilepaskan oleh bahan yang tertutupi tadi.     

Di bawah guyuran air, mereka berdua mulai bercinta. Saga dan Alisa begitu menikmati permainan ini. Mereka saling berbalas ciuman yang panas. Mereka sama-sama berperang lidah di dalam mulut.     

"Tadi kau menolak untuk mandi bersama, tapi sekarang hmmm ...." Saga mencubit hidung Alisa dengan sedikit keras, menimbulkan bekas merah di hidung sang istri.     

"Sakit! Jangan keras-keras kalau mencubit."     

Saga langsung menarik tangan Alisa dan melingkarkan ke perutnya. Begitupun dengan Saga yang juga melingkarkan tangan ke perut sang istri.     

"Sakit tapi enak kan?"     

"Saga! Jangan bicara yang aneh-aneh, ya."     

"Aku bicara jujur sayang. Kau kesakitan tapi enak kan?"     

"Di mana-mana kalau kesakitan itu mana ada enak?!" Saga mencondongkan badan ke depan, hingga mengenai buah dada sang istri yang begitu kenyal. Tak ada jarak lagi antara mereka berdua.     

"Ada. Saat malam pertama itu." Saga mengingatkan kejadian tentang malam pertama mereka. Namun, pada kenyataannya ia sudah lebih dulu mengambil mahkota berharga milik Alisa sebelum pernikahan terjadi.     

Saga melihat mimik wajah sang istri yang tiba-tiba memerah. Ia bisa melihat itu walau di bawah guyuran air shower. Tangannya terjulur untuk menyentuh pinggul Alisa dan menariknya agar lebih dekat ke arah sang junior.     

"Sayang," ujar Saga.     

"Hmm?" Alisa sambil berdeham, lalu melirik sekilas ke arah sang suami sambil malu-malu.     

"Mari kita bercinta sebentar."     

Alisa mengangguk. Wanita itu tentu saja melayani apa kata suaminya. Junior milik Saga pun sudah siap dan mengeras. Ia lantas mengangkat sebelah kaki Alisa dan mulai memasukkan ke dalam lubang sempit, hingga membuat sang istri menjerit.     

Mereka melakukannya dalam posisi berdiri. Di bawah guyuran air shower kini mereka bercinta. Saga berharap sangat dan semoga saja sang istri akan mengandung buah cinta mereka.     

***     

"Sayang, apakah kau sudah siap?" Saga duduk di atas ranjang. Dirinya sudah selesai berpakaian dengan setelan jas yang rapi. Sedangkan Alisa masih sibuk memoles wajah serta bibirnya.     

"Iya, sebentar lagi. Tunggulah." Alisa mematut diri di depan cermin. Ia terlihat cantik dengan gaun mini berwarna tosca yang Saga belikan untuknya. Kemudian, Alisa membawa tas selempang yang motifnya simple tetapi terlihat elegan.     

Kini, Alisa sudah berdiri tepat di hadapan Saga. Pria itu langsung menggenggam erat tangannya. Mereka menuju keluar kamar dan mulai menuruni tangga.     

"Siapkan mobil!" perintah Saga pada anak buahnya saat sudah menuruni anak tangga.     

"Baik, Tuan."     

Saga dan Alisa menunggu di depan pintu depan rumah. Tak berapa lama, mobil sudah keluar dari garasi. Keluarlah anak buah Saga yang mengemudikan mobil tadi.     

Pria itu mulai membukakan pintu mobil untuk sang istri tercinta. Alisa merasa senang karena Saga memperlakukannya begitu romantis. Ia dengan segera masuk ke dalam dan Saga mulai menutup pintu. Kemudian, sang suami duduk di kursi kemudi.     

"Apakah kau senang hari ini sayang?" tanya Saga sebelum mereka berangkat.     

"Iya sayang. Aku merasa senang hari ini. Terima kasih, ya." Saga menganggukkan kepala. Kemudian, ia segera menyalakan mesin mobil dan memacu kecepatan.     

Di perjalanan menuju ke tempat tujuan mereka, Saga berkali-kali mengucapkan kata-kata yang manis untuk Alisa. Hingga membuat sang istri begitu senang sekaligus gugup.     

"Sayang, kalau kita punya anak nanti, kau ingin anak laki-laki atau perempuan?" tanya Saga.     

"Terserah. Menurutku sama saja. Yang penting kita diberi amanah oleh Tuhan untuk menjaga seorang anak."     

"Iya benar. Tapi, aku ingin anak kembar."     

Alisa sontak menoleh ke arah Saga, pipinya terasa memanas seketika. Sedangkan pria itu terkikik geli karena melihat wajah Alisa yang tiba-tiba memerah. Namun, kalau diberi oleh Tuhan anak kembar, maka Saga akan sangat bersyukur.     

"Semoga saja sayang. Kita akan memperoleh anak kembar," ujar Alisa.     

"Iya, semoga saja. Aku sangat mencintaimu."     

"Aku juga sangat mencintaimu."     

----     

Semangat menjalani puasanya ya kakak-kakak. Selalu sehat di mana pun kalian berada.     

Oh iya, aku ada rekomendasi bacaan nih. Mari mampir ya ke, Mengejar Cinta yang Sederhana karya Dian98. Terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.