Arrogant Husband

Paspor and Visa



Paspor and Visa

0Saga telah pulang ke rumah sambil membawa barang-barang untuk Alisa. Ternyata barang keperluan wanita memang sangat banyak. Selain itu, ia akan memberikan kejutan yang lain untuk sang istri, yaitu paspor dan visa.     
0

Alisa sedang berada di dapur bersama dengan para pelayan. Ia lantas melihat Saga yang sudah pulang sambil membawa belanjaan. Kemudian, pria itu melihatnya di sana. Saga lalu menghampiri Alisa.     

"Sayang, kenapa di sini dan tidak di kamar?"     

"Aku lagi melihat-lihat mereka sedang membuatkan makan siang. Lagi pula aku suntuk kalau harus di kamar terus seharian."     

"Baiklah. Barang-barang ini semua untukmu." Saga mengajak sang istri untuk ke kamar. Alisa sangat senang karena mendapatkan barang sebanyak ini. Ia pun menurut dengan sang suami.     

Mereka sama-sama menaiki anak tangga. Alisa dan Saga saling melempar senyum kebahagiaan. Pria itu masih belum memberitahukan kejutan yang satunya lagi. Ia yakin, sang istri akan sangat senang mendengarnya. Tangan Saga terjulur untuk membuka pintu. Kini, mereka sudah sampai di kamar, tempat ternyaman untuk memadu kasih.     

Saga menyerahkan semua bingkisan itu pada Alisa. Wanita itu menyambutnya dengan penuh sukacita. Senyumnya begitu tersungging lebar.     

"Ayo, bukalah ...."     

Alisa membuka bingkisan itu satu per satu. Ternyata sang suami membelikannya beberapa lembar dress mini dan juga bra. Ada yang penuh renda dan juga tidak. Alisa sontak memandang ke arah Saga.     

"Sayang," panggil Alisa. Saga langsung menoleh ke arahnya.     

"Iya, kenapa?"     

"Kau membelikanku ini?" Alisa mengangkat salah satu bra dan memperlihatkannya pada Saga. Sang suami lantas mengangguk. "Memangnya kau tahu ukuran milikku?"     

"Ahhh ... aku tadi dibantu oleh seorang pelayan wanita di toko, untuk menemukan ukuran yang pas untukmu."     

"Bagaimana caranya?" tanya Alisa.     

Alhasil, Saga menceritakan semua kejadian di toko baju tersebut. Ia sendiri juga tak tahu ukurannya berapa. Namun, berkat bantuan pelayan tersebut, ia bisa menemukan ukuran yang cocok.     

"Aku menjawab, mungkin seukuran kepalan tanganku, atau bahkan lebih. Karena aku kan sering menjamahmu. Makanya aku tahu ukurannya seperti ini." Saga memperlihatkan kepalan tangannya pada Alisa. Sang istri hanya geleng-geleng kepala melihatnya.     

Saga akui, keperluan wanita memang sangat banyak. Di toko tadi, ia hanya melongo saja sambil memperhatikan berbagai macam bra. Ada yang ukurannya kecil, sedang, bahkan besar sama sekali. Beruntung, pelayan itu membantunya dalam mencari bra.     

"Aku tidak tahu berapa ukuran milikmu sayang. Jangan cemberut seperti itu." Saga merayu sang istri agar tak merengut lagi. Alisa lantas mengeluarkan semua barang-barang itu ke atas ranjang.     

Ia dibelikan banyak barang oleh Saga, terlebih dress mini ini. Alisa sangat menyukainya. Melihat itu, Saga sangat senang. Sang istri mengucapkan terima kasih karena pemberian darinya.     

Saga memeluk sang istri dari belakang. Wanita itu sangat senang saat dipeluk dalam posisi seperti ini. Pria itu melingkarkan kedua tangannya di atas perut Alisa.     

"Kau senang dengan pemberianku ini?" tanya Saga di dekat telinga Alisa.     

"Aku senang sekali. Lain kali, kau harus ingat ukuran bra milikku berapa ya!"     

"Siap ratuku. Dan, aku punya satu lagi kejutan untukmu."     

Alisa tak menyangka, bahwa hari ini ia mendapat kejutan yang bertubi-tubi dari Saga. Pria itu melepaskan pelukannya dari sang istri dan akan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas. Alisa penasaran, kejutan apa yang diberikan oleh Saga selanjutnya.     

Saga menyuruh Alisa untuk menutup kedua matanya. Lantas, wanita itu mulai menutup mata dengan perlahan. Saga tersenyum senang melihat ekspresi Alisa seperti ini.     

Dua buah paspor dan visa telah berada tepat di depan mata Alisa. Sebentar lagi, Saga akan menyuruhnya untuk membuka mata. Ia akan merekam dengan jelas diingatan, bagaimana reaksi bahagia dari sang istri.     

"Buka matamu dengan perlahan sayang."     

Alisa menuruti ucapan Saga. Ia mulai membuka matanya perlahan. Saat kedua matanya sudah terbuka sempurna, Alisa memandangi wajah Saga dengan penuh rona bahagia. Wanita itu menutup mulutnya dengan dua telapak tangan, karena tak bisa berkata apa-apa lagi.     

"Besok kita akan bulan madu ke Paris. Tempat di mana semua pasangan bisa romantis dan tak ada yang mengganggu kita berdua. Tidak dengan ayah, ibu, maupun Reva. Hanya kau dan aku," ucap Saga sambil menautkan keningnya ke kening sang istri.     

Air mata Alisa luruh begitu saja. Meluncur begitu deras melewati mata indahnya. Saga yang menyaksikan itu semua hanya bisa tersenyum senang. Air mata ini adalah kebahagiaan. Sang istri tak bisa berkata apa-apa lagi, karena saking bahagianya.     

Saga lantas memeluk Alisa dengan begitu erat. Kebahagiaan Alisa merupakan kebahagiaan dirinya juga. Ia senang melihat sang istri seperti ini. Apa pun akan ia lakukan untuk wanita yang ada di hadapannya saat ini.     

Lagi-lagi, Alisa mengucapkan rasa terima kasih karena sang suami memberikannya kejutan yang sangat berharga. Saga mengajaknya bulan madu ke luar negeri, merupakan suatu mimpi yang tak pernah ia duga sebelumnya. Pria itu selalu bisa memberikan kejutan yang begitu istimewa.     

"Terima kasih banyak karena kau sudah melakukan semua ini untukku. Terima kasih banyak sayang."     

"Sama-sama sayang. Aku melakukan semua ini hanya untuk dirimu saja."     

Mereka kemudian saling berciuman dengan mesra. Tak ada satu hari pun terlewat untuk melakukan aksi romantis. Saga dan Alisa sudah terbiasa untuk berbagi cinta.     

"Akan kulakukan sebisa mungkin untuk membuat dirimu bahagia. Jangan pernah tinggalkan aku, Alisa karena aku begitu menyayangimu lebih dari diriku sendiri." Saga memohon pada wanita itu agar selalu berada di sisinya. Alisa yang mendengar itu, akan berjanji untuk tetap di samping pria itu.     

"Aku tak akan pernah meninggalkanmu sayang. Aku berjanji akan selalu di sisimu."     

"Aku adalah pria yang paling beruntung di dunia karena bisa mendapatkan wanita sehebat dirimu, Alisa." Saga menggenggam tangan sang istri dengan erat, lalu mencium punggung tangannya. Betapa bahagianya ia memiliki Alisa sekarang. Wajah wanita itu terlihat merona merah.     

Alisa merupakan karunia terindah yang diberikan oleh Tuhan padanya. Ia berjanji akan menjaga sang istri selama napasnya masih berembus. Tak akan pernah membuat wanita itu kecewa sedikit pun. Siapa pun yang berani menyentuh Alisa, akan berhadapan langsung dengannya. Saga tak peduli, kalau orang itu adalah orang tuanya sendiri. Maka akan ia hadapi tanpa rasa ragu sedikit pun.     

Cinta mereka akan utuh sampai ajal menjemput. Menjaga rasa saling setia satu sama lain. Alisa dan Saga tak akan pernah berkhianat dan mencari yang lain. Pernikahan ini akan terus mereka bina selamanya.     

"I love you sayang," ujar Saga sambil tersenyum.     

"I love you too." Alisa membalas ucapan sang suami dengan suara yang begitu manja. Membuat Saga sangat bergairah sekarang. Sang istri sekarang jadi mahir memancing nafsunya     

----     

Makin semangat ga nih puasanya? Pasti semangat dongg ya. Jangan lupa jaga kesehatan kalian di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.