Arrogant Husband

Semuanya Untuk Sang Anak



Semuanya Untuk Sang Anak

0Saga terdiam saat mencerna setiap kata demi kata yang dilontarkan oleh sang ibu. Apakah ini hanya akal bulus sang ayah saja yang ingin ia menginap kemari. Semata-mata agar jauh dari Alisa? Kalau pun benar begitu, Saga merasa sedikit kecewa.     
0

"Ayahmu masih belum bisa menerima Alisa, nak. Dia tak mau meminta maaf atas perbuatannya pada istrimu," ujar Bu Angel.     

"Padahal Alisa sudah baik terhadap ayah. Dia mau datang kemari dan menunggu ayah di sini selama koma."     

Bu Angel mengembuskan napas. Ia yakin, bahwa suaminya ini masih punya niat yang tak baik terhadap rumah tangga Saga. Pria itu pelan-pelan ingin memisahkan mereka berdua.     

"Pulang saja ke rumah, nak. Ibu akan cari cara untuk bicara dengan ayahmu. Mumpung dia tertidur."     

Sang ibu menyuruhnya untuk segera pulang saja dan temui Alisa di rumah. Saga pun menurut dengan perintah Bu Angel.     

"Baiklah bu, aku akan pulang."     

Bu Angel mengangguk ke arahnya. Saga mencium punggung tangan sang ibu dan segera ke luar dari ruangan ini. Ia akan pulang ke rumah menemui dua bidadari cantiknya. Pasti Alisa akan senang kalau melihatnya pulang.     

***     

Saga perlahan-lahan masuk ke dalam kamar. Ia melihat bahwa sang istri sudah tertidur pulas. Kemudian, matanya menatap ke arah Lisa yang sedang tidur di dalam keranjang.     

Ia naik ke atas ranjang perlahan, agar sang istri tak terbangun. Kemudian, Saga memperhatikan raut wajah Alisa dengan seksama. Baginya, tertidur seperti ini saja Alisa sudah cantik, apalagi saat terbangun nanti.     

Sebelah tangannya bertumpu di atas bantal. Ia masih menatap wajah Alisa.     

"Kau sangat cantik sayang," ucapnya pelan. Kemudian, Saga pun merebahkan tubuhnya di sebelah Alisa. Ia tidur bersama dengan sang istri tercinta malam ini.     

Alisa tak menyadari akan hal itu, karena dirinya sedang tertidur pulas. Saga juga tak ingin mengganggu kenyamanan tidur sang istri. Ia pun mulai memejamkan kedua mata dan akan menyusul Alisa yang sudah lebih dulu tidur.     

***     

Saat pagi hari, Alisa begitu terkejut karena mendapati sang suami sedang berada di sebelahnya. Saga masih tertidur lelap. Sejak kapan, pria itu pulang dari rumah sakit.     

Beberapa saat kemudian, Saga mulai terbangun. Ia mendapati sang istri yang sudah lebih dulu membuka mata di sebelahnya. Alisa tampak begitu cantik saat bangun tidur. Wanita itu tengah menatap ke arahnya.     

"Sayang, sejak kapan kau pulang dari rumah sakit?" tanya Alisa.     

"Malam tadi sayang. Aku tak jadi menginap di rumah sakit. Aku lebih memilih pulang saja."     

"Lah, kok begitu?" Alisa mengernyitkan keningnya.     

"Karena aku merasa sangat rindu padamu sayang. Makanya aku pulang ke rumah dan ingin tidur bersama denganmu dan juga Lisa di kamar ini."     

Saga mencubit hidung mancung milik Alisa. Ia sangat gemas karena tingkah sang istri. Pagi hari seperti ini, ia bisa melihat senyuman manis dari wajah cantiknya.     

"Kau adalah wanita yang paling cantik sayang. Aku sangat terpesona padamu."     

"Kau ini bisa saja. Selalu menggodaku seperti ini!" gerutu Alisa dibarengi oleh candaan.     

Suami istri itu saling melempar godaan. Saling melempar canda tawa satu sama lain. Alisa dan Saga mengawali pagi hari dengan penuh semangat.     

"Sayang? Bagaimana keadaan ayah malam tadi? Beliau baik-baik saja kan?" tanya Alisa.     

"Kau ingin menjenguk ayah, ya? Kalau iya, kita berdua akan pergi ke sana."     

Ingin sekali rasanya Alisa bisa menemui sang ayah mertua di rumah sakit. Namun, pria itu pasti tak mau untuk bertemu. Alisa tak mau, kalau kedatangannya ke sana hanya akan membuat kondisi Pak Surya tambah menurun.     

"Tidak usah sayang. Aku akan tetap di rumah saja bersama dengan Lisa. Kau pergi saja ke rumah sakit kalau mau," ujar Alisa.     

Saga tahu, pasti Alisa takut dengan ayahnya. Sang ayah masih belum mau untuk bertemu dengan sang istri. Pria itu tak mau memaksakan kehendak pada Alisa. Ia menurut dengan ucapannya.     

Kemudian, Saga pun beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Lisa yang masih tidur di dalam keranjang. Sebelum ia menuju ke kamar mandi, ia ingin bicara sebentar pada sang anak.     

"Anak ayah yang cantik, jangan nakal ya di rumah. Sebentar lagi, ayah akan segera berangkat ke kantor. Temani ibu di rumah, ya."     

Setelah bicara sebentar dengan sang anak, Saga pun melaju ke kamar mandi. Ia ingin segera membersihkan diri dan akan berangkat ke kantor.     

Sepeninggal Saga yang menuju ke kamar mandi, Alisa mampir sebentar ke keranjang sang anak untuk melihat wajah mungilnya. Alisa memandang lurus ke hadapan bayinya.     

"Kau adalah harta paling berharga yang ibu miliki. Ibu sangat menyayangimu sepenuh hati. Jangan pernah tinggalkan ibu sendiri di sini sayang. Ibu dan ayah akan selalu menjagamu."     

Alisa tak akan membiarkan siapa pun menyentuh bayinya. Baik itu Reva atau pun orang lain. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Lisa, maka dirinya tak akan tinggal diam begitu saja. Ia sangat menyayangi sang anak yang masih tertidur.     

***     

Setelah sarapan pagi, Saga langsung berangkat menuju ke kantor. Alisa mencium punggung tangannya dengan hormat. Ia berpesan pada sang istri untuk tetap berada di rumah saja bersama dengan Lisa. Saga tak memberi izin padanya untuk ke luar rumah.     

"Ingat pesanku, ya, jangan pernah ke luar dari rumah ini sedikit pun. Aku tak mau kalau kau sampai pergi dari sini," ucap Saga dengan tegas.     

"Baiklah sayang. Aku tak akan ke luar dari rumah dan akan tetap di sini dengan Lisa."     

Setelah puas mendengar jawaban Alisa, Saga pun segera berangkat ke kantor. Ia melambaikan tangan ke arah sang istri sebelum masuk ke dalam mobil. Alisa sedari tadi terus memandang ke arah pria itu.     

"Hati-hati di jalan sayang." Alisa melambaikan tangan ke arah Saga.     

Setelah itu, Saga pun mulai melajukan mobil dan meninggalkan area rumah. Alisa masih berada di halaman rumah sampai mobil itu benar-benar tak terlihat lagi. Kemudian, ia pun segera masuk ke dalam dan menuju ke kamar.     

Alisa menaiki anak tangga dengan cepat agar sampai di kamar. Ia ingin menjaga sang anak, takut kalau terbangun. Namun, setelah pintu dibuka, ternyata Lisa masih tidur dengan pulas.     

Wanita itu mendekati keranjang bayi dan melihat wajah Lisa. Betapa beruntungnya ia mempunyai seorang anak, walau bukan anak kandung. Semenjak kecil, Lisa sudah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya karena telah berpulang lebih dulu ke sisi Tuhan. Dan, Tuhan pun mempertemukan mereka berdua dengan bayi mungil ini.     

Alisa berjanji, akan terus menjaga sang bayi sampai kapan pun. Tak akan ada kesedihan yang melanda dalam hidup Lisa. Anaknya harus hidup bahagia dan hidup dengan layak.     

"Ini semua ibu lakukan untukmu, Nak."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.