Arrogant Husband

Reva Kabur, Joseph Frustrasi



Reva Kabur, Joseph Frustrasi

0"Hei, tempat apa ini?" tanya Reva saat melihat di depan sana banyak terdapat semak belukar. Entah di mana ini Joseph membawanya.     
0

Joseph pun langsung ke luar dari mobil dan berteriak agar Reva ikut ke luar juga. Wanita itu menurut saja dengan ucapannya. Dengan wajah yang terlihat takut, Reva agak sedikit menjaga jarak.     

Joseph langsung menarik kedua tangan Reva agar mereka berdua masuk ke dalam semak-semak di depan sana. Mata Reva terbelalak karena perlakuan pria di depannya saat ini. Mau apa Joseph pada dirinya?     

Perasaan cemas dan takut pun jadi satu. Joseph masih terus menarik kedua tangannya dengan kasar. Ia pun tak bisa berontak apa-apa karena cengkeramannya sangat kuat. Mata Reva celingak-celinguk menatap ke kiri dan kanan. Tak ada rumah apa pun di daerah sini.     

"Jo, lepaskan!" Reva masih berontak. "Kau mau bawa aku ke mana, Jo!"     

"Diamlah, Va! Diam! Aku akan mempertemukanmu dengan Agam."     

Entah kenapa, Reva jadi tak percaya lagi dengan ucapan Joseph. Apakah Joseph telah membohongi dirinya? Reva hanya ingin bertemu dengan Agam saja.     

"Mana Agam? Mana?! Apa kau telah membohongi diriku?"     

Akhirnya, langkah Joseph terhenti tapi masih menggenggam pergelangan tangan Reva dengan kuat. Pria itu menoleh, menatap ke arah belakang. Ia fokus menatap sang lawan jenis.     

"Kenapa kau begitu mencemaskan pria itu, hah?! Apa kurangnya aku di hidupmu, Va?"     

Saat ini, Joseph terlihat sangat marah dengan wanita itu. Membuat Reva semakin takut dengan tingkahnya. Tatapan matanya semakin ganas, seakan ingin menerkam sang lawan jenis hidup-hidup. Joseph tak suka, kalau kekasihnya lebih mencemaskan pria lain.     

"Jawab aku, Va?! Jawab! Kenapa kau lebih mencemaskannya daripada aku? Aku adalah kekasihmu."     

"Bukan! Kau bukan kekasihku, Jo! Hubungan ini adalah sandiwara saja. Aku tak pernah mencintaimu sedikit pun. Dari dulu sampai sekarang, aku hanya menganggapmu sebagai teman dan tak lebih," ujar Reva dengan napas yang menggebu. Ia juga terlihat marah dengan tingkah Joseph yang kekanakan.     

"Aku sangat mencintai Agam! Kau paham itu? Lebih baik kau menyerah saja dan cari wanita lain?!" ketus Reva.     

Joseph terlihat membuang napas. Ia pun melepaskan cengkeramannya dari pergelangan tangan Reva.     

"Enak saja kau menyuruhku untuk memilih wanita lain! Aku tak akan pernah bisa, kau paham itu kan?" Wajah Joseph tiba-tiba menyendu. Hatinya kembali sakit, saat Reva harus berkata seperti itu. Reva ingin menyuruhnya untuk memilih wanita lain.     

Ucapan Joseph sama sepertinya dulu, saat ia tak ingin menjauh dari Saga. Namun, Saga tetap menyuruhnya untuk tetap pergi dan mencari yang lain saja. Jadi, begini rasanya saat kita tak bisa mencintai seseorang, tapi orang itu memaksa keinginannya sendiri untuk bersama kita.     

"Jo, pahamilah, aku tak pernah mencintaimu. Kau hanya kuanggap seperti teman biasa saja. Cinta tak bisa dipaksakan, Jo!"     

Joseph terlihat sangat marah karena ucapan Reva. Ia tak terima penolakan seperti ini. Ingin rasanya, ia menghukum wanita yang ada di depannya saat ini. Tak ada siapa pun yang akan menolak keinginannya tersebut.     

Ia menarik pinggul Reva dengan cepat, membuat wanita itu terpekik. Reva tak menyangka dengan aksi Joseph yang tiba-tiba ini.     

"Jo, jangan macam-macam lagi denganku! Aku tak mau kalau kau khilaf lagi seperti ini. Percayalah, aku tak akan memaafkanmu bila kau lakukan itu."     

Namun, Joseph tak peduli sama sekali dengan ucapan Reva. Ia tetap dengan pemikiran di dalam kepalanya. Ia ingin memberi sang kekasih sedikit pelajaran yang ternikmat.     

Joseph langsung mencuri ciuman dari bibir Reva. Wanita itu tengah memukul dadanya dengan kencang, tapi ia tak mau melepaskan ciumannya dari bibir manis itu. Ia terus saja memberi ciuman sampai Reva sulit untuk bernapas.     

Sampai-sampai, kedua tangannya mulai menjamah sekujur tubuh Reva. Dari atas sampai ke bagian bawah. Ia remas-remas area dada, bagian dua buah bukit kembar itu dengan sedikit bertenaga. Reva mencoba menyingkirkan tangan Joseph dari tubuhnya.     

"Jo, hentikan!"     

Joseph meremas-remasnya dengan penuh gairah, sampai Reva sedikit mengaduh karena remasan yang kuat. Bagian sensitifnya pun tak luput dijamah. Ia ingin sekali kabur dari sini.     

Bugh!     

Lutut Reva menyikut bagian perut Joseph dengan kencang. Pria itu pun mengaduh sakit dan langsung memegangi bagian perutnya. Reva berlari secepat mungkin sambil membenarkan bajunya yang sedikit tersingkap. Ia terus berlari dan tak ingin menoleh ke belakang sama sekali.     

Joseph langsung bangkit dan mengejar kepergiaan Reva menggunakan mobilnya. Ia yakin, bahwa sang kekasih masih berada di dekat sini. Reva tak akan bisa berlari jauh, mengingat kondisi kedua kakinya yang pegal-pegal akibat terus berlari.     

"Berani sekali kau sayang. Rupanya kau sudah cukup liar dan berani melawanku. Kita lihat saja nanti!" Nafsunya sekarang tak bisa dibendung lagi. Joseph ingin menyalurkan hasratnya pada Reva, sekaligus memberikan pelajaran.     

Reva frustrasi karena selalu dikejar oleh Joseph. Ia ingin menjauh dari pria itu sejauh mungkin. Namun, Joseph terus mengejarnya dengan segala cara. Kakinya hampir tak kuasa untuk berlari lagi. Sekujur tubuh pun tak mampu lagi untuk menopang beban.     

Kepalanya sedikit merasa pusing. Tubuhnya sekarang kelelahan. Dari arah depan, ada sebuah mobil yang mendekat. Namun, kepalanya terasa makin berat saja.     

Sesosok pria pun ke luar dari mobil. "Reva?" sapa pria tersebut. Kemudian, tak lama tubuh Reva ambruk di jalan.     

***     

Joseph masih terus mencari keberadaan Reva sedari tadi. Namun, ia sama sekali tak menemukannya. Lagi-lagi, Joseph telah kehilangan jejak sang kekasih.     

Ia memukul kemudi mobil berkali-kali. Meluapkan segala amarah yang ada di dalam hati. Sampai sekarang, ia masih tak bisa menemukan Reva.     

"Di mana lagi kau sayang? Aku dari tadi mencari keberadaanmu, tapi tak ada."     

Apakah Reva sudah pulang lebih dulu ke rumah? Namun, rasanya tak mungkin, mengingat jarak dari sini ke rumah Reva sangat jauh. Apalagi di sini daerah yang cukup terpencil.     

"Ke mana dia sekarang?" Joseph masih bertanya-tanya. Di manakah Reva sekarang berada.     

Namun, tak ada salahnya kalau mencari wanita itu ke rumahnya. Ia ingin tahu, apakah Reva berada di sana atau tidak. Walaupun Joseph bersikap seperti tadi, penuh dengan hawa nafsu, tapi dirinya sangat mencemaskan Reva. Apabila wanita itu jauh dari pandangan matanya, hatinya mendadak cemas dan gelisah.     

Perasaan cintanya tak berbalas oleh Reva. Namun, Joseph tak akan pernah menyerah sedikit pun. Ia akan melakukan segala cara, agar wanita itu berada dalam pelukannya. Semua pria yang tengah mendekati wanita idamannya pun, harus menanggung akibatnya, termasuk Agam. Pria itu sekarang hampir sekarat di sebuah tempat.     

"Aku tak akan terkalahkan oleh siapa pun. Aku akan selalu berusaha untuk merebutmu dari pria lain, Va!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.