Arrogant Husband

Gejolak Cinta Antara Dua Insan



Gejolak Cinta Antara Dua Insan

0Hari ini Pak Surya telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah cukup lama berada di sini. Ada Saga dan juga Bu Angel yang membantunya. Saga akan mengantar kedua orang tuanya pulang ke rumah. Ia sengaja tak mengajak Alisa ke sini karena sang ayah masih belum menyukainya.     
0

Setelah kedua orang tuanya sudah berada di dalam mobil, Saga pun dengan segera mengantar mereka. Kemudian, terjadi pembicaraan di antara mereka bertiga.     

"Syukurlah ayah sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Aku sangat senang, yah," ucap Saga.     

Saga menyuruh sang ayah untuk tak pergi ke mana-mana dulu. Ia sangat takut, akan kecelakaan waktu lalu yang menimpa Pak Surya. Bu Angel juga menyuruh suaminya untuk tetap di rumah saja.     

"Ayah harus di rumah aja ya, jangan ke mana-mana dulu."     

"Iya bu, jangan khawatirkan ayah. Ayah tak apa-apa kok."     

Saga melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sebentar lagi, ia akan segera sampai di rumah orang tuanya. Setelah mengantarkan mereka berdua, maka Saga akan kembali ke kantor.     

***     

Akhirnya, Saga sudah sampai di halaman rumah orang tuanya. Pria itu membantu memapah sang ayah agar masuk ke dalam. Pak Surya berjalan dengan perlahan. Ada Bu Angel yang mengekor di belakang.     

"Pelan-pelan yah." Saga menaiki anak tangga bersama dengan Pak Surya. Pria itu akan mengantar sang ayah menuju ke kamar untuk istirahat.     

Setelah Saga sudah sampai di kamar dan mendudukkan Pak Surya di tepi ranjang, ia pun pamitan untuk kembali lagi ke kantor. Pria itu dengan hormat menyalami tangan ayah dan ibunya.     

"Yah, bu, Saga pamit dulu ya. Mau kembali lagi ke kantor. Masih banyak yang harus aku kerjakan." Saga berdiri dengan gagah dan siap untuk pergi.     

"Baiklah nak. Hati-hati di jalan ya," ucap Pak Surya.     

Saga menyuruh sang ayah untuk istirahat di kamar. Sedangkan, Bu Angel akan mengantarnya ke halaman depan. Saga dan ibunya pun ke luar dari kamar ini.     

Bu Angel dan Saga berjalan menuruni anak tangga. Ibu dan anak itu terlihat kompak.     

"Nak, bagaimana keadaan Alisa di rumah?" tanya Bu Angel. Wanita itu mengkhawatirkan menantunya, karena sudah beberapa hari tak bertemu.     

"Alisa baik saja, bu. Dia sehat."     

"Syukurlah kalau begitu. Ibu ingin sekali menjenguknya di rumah, tapi kau tahu sendiri kan? Ayahmu pasti tak akan suka."     

Saga paham dengan keadaan ini. Apalagi sang ayah yang masih belum menyukai istrinya itu. Namun, sekarang Bu Angel sudah menerima Alisa dengan baik.     

"Aku paham bu. Tak usah khawatir ya, pelan-pelan pasti ayah akan menyukai Alisa. Sama seperti yang ibu lakukan sekarang."     

Akhirnya, mereka berdua sudah sampai di halaman depan. Saga pamit dengan ibunya dan ia masuk ke dalam mobil. Bu Angel melambaikan tangan ke arah sang anak. Mobil pun melaju dengan cepat meninggalkan rumah.     

Setelah beberapa menit berdiri di ambang pintu sambil menyaksikan kepergian sang anak dari sini, Bu Angel pun segera masuk kembali. Ia melangkah menuju ke kamar untuk menemui sang suami.     

Saat sudah berada di dalam kamar, Pak Surya menatap ke arah sang istri. Bu Angel lalu duduk di sampingnya. Dua sejoli itu terlihat saling bertatapan.     

"Ibu masih terlihat sangat cantik sampai sekarang. Ayah sangat mencintai ibu. Hanya ibu yang ada di hatinya ayah."     

"Ayah bisa aja sih gombalin ibu." Bu Angel terlihat malu-malu saat sang suami menggodanya. Pak Surya lalu tersenyum semringah saat melihat ekspresi Bu Angel.     

Walau usia sudah tak lagi muda, tapi gejolak cinta di dalam dada masing-masing masih membara. Pak Surya terus menggoda sang istri terus menerus. Bu Angel hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum malu.     

"Udah ah yah, lebih baik ayah istirahat aja. Ibu mau ke dapur dulu."     

Saat Bu Angel hendak berlalu, tiba-tiba Pak Surya menarik sebelah tangannya. Hingga sang istri kembali duduk di tepi ranjang.     

"Jangan ke mana-mana bu. Temani ayah saja di sini," ucap Pak Surya sambil mengedipkan sebelah mata.     

"Tapi kan, ibu mau masak dulu yah. Buat makan kita berdua nanti."     

"Nanti saja. Ayah merasa kangen sama ibu. Sini ayah peluk." Pak Surya merentangkan kedua tangannya pada Bu Angel. Wanita paruh baya itu pun memeluk tubuh sang suami.     

Pak Surya dan Bu Angel tengah bermesraan di atas ranjang. Mereka berdua saling berpelukan. Tatapan mata keduanya saling memancarkan aura cinta. Bu Angel sangat mencintai pria yang berada di sampingnya. Pria itu telah menjadi ayahnya Saga dan menemaninya selama bertahun-tahun lamanya.     

Rumah tangga mereka harmonis dari dulu sampai sekarang. Semua aset perusahaan pun sudah diwariskan oleh Pak Surya kepada Saga. Bu Angel setuju akan hal itu.     

Ingin sekali rasanya, Bu Angel membahas perihal Alisa pada sang suami. Ia ingin, Pak Surya bisa menerima kehadiran Alisa di tengah-tengah mereka. Sama sepertinya yang sekarang sudah menerima wanita itu.     

Kalau Bu Angel membahas tentang Alisa sekarang, maka tak salah lagi kalau emosi Pak Surya kembali naik. Saat ini, mereka berdua sedang berada dalam mode romantis.     

"Yah, ibu minta sesuatu, boleh?"     

"Tentu boleh bu. Apa itu?"     

"Ayah jangan pernah tinggalkan ibu, ya. Jangan kayak kemarin lagi, ninggalin ibu sendirian di kamar lalu pergi."     

"Iya bu, ayah janji tak akan pernah meninggalkan ibu lagi. Ayah akan selalu berada di samping ibu."     

Dua sejoli yang sudah berumur itu, bermesraan layaknya pasangan muda mudi. Saat Bu Angel hendak meminta izin untuk ke dapur, Pak Surya lantas melarangnya. Pria berusia empat puluh tahunan lebih itu ingin bersama sang istri seperti ini.     

"Kita jarang bu bermesraan seperti ini. Jadi, ayah ingin seperti ini dulu ya. Jangan ke mana-mana."     

"Ayah pengen manja-manjaan sama ibu, ya? Gitu kan?" Bu Angel masih senyum-senyum sendiri.     

"Ya iyalah. Ayah masih mau seperti ini sama ibu." Pak Surya makin mengeratkan pelukannya pada Bu Angel. Wanita itu senang karena perlakuan manja dari sang suami.     

Mereka akhirnya sama-sama saling merebahkan diri di atas ranjang. Senang sekali rasanya Pak Surya bersama dengan Bu Angel. Canda tawa sering terjadi di antara mereka.     

'Ya Tuhan, aku berharap semoga saja suamiku bisa menerima Alisa di tengah-tengah kami. Aku merasa kasihan pada menantuku itu.'     

Di sisi lain, saat canda tawa menyelimuti hati Bu Angel, ia juga teringat dengan Alisa di sana. Sudah beberapa hari, dirinya tak bertemu dengan wanita itu. Saat ini, Bu Angel tak bisa ke mana-mana dulu karena harus menjaga Pak Surya di rumah.     

"Ayah sangat mencintai ibu, dari dulu sampai sekarang." Ucapan Pak Surya membuat hati Bu Angel berbunga-bunga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.