Arrogant Husband

Firasat



Firasat

21+ adult romance     

Saga dan Alisa kini sedang berduaan di dalam kamar. Kepala Alisa berlendeh di dada bidang sang suami dengan begitu manja. Sesekali mengusap wajah pria itu yang begitu tampan. Ia menggunakan lingerie saat ini, sesuai dengan permintaan Saga.     

Baju yang tembus pandang dan seksi membuat gairah Saga begitu terpacu. Terlihat dengan jelas dua gunung kembar itu serta pucuknya, yang membuat pria itu ingin segera menghisap milik sang istri. Saga memainkan buah kenikmatan itu dengan tangannya.     

"Sayang," panggil Saga dengan begitu mesra pada Alisa. Perlahan ia menyingkap lingerie itu dan melepaskannya dari tubuh sang istri.     

"Kenapa sayang?" lirih Alisa yang begitu manja.     

Tanpa diduga, Saga langsung berganti posisi. Kini, pria itu berada di atas tubuh Alisa dan menindihnya. Ia juga memberikan tanda cupang di sekujur tubuh sang istri yang sekarang tanpa sehelai kain pun. Membuat Alisa menggeliat-geliat di atas ranjang.     

Jari jemari Saga pun bermain-main di lubang inti milik Alisa. Gerakan wanita itu di atas ranjang jadi tak beraturan. Alisa bahkan mengacak-ngacak rambut Saga karena begitu terpacu oleh permainannya.     

Saga juga menghisap buah kenikmatan itu dengan begitu terpacu. Jari jemarinya masih asyik berada di dalam lubang tersebut. Mereka berdua sangat menikmati hubungan intim ini.     

"Love you Alisa," lirih suara Saga di telinga sang istri.     

"Love you too." Tangan Alisa perlahan-lahan meraih si junior dan menggenggamnya sebentar. Karena masih malu-malu, maka ia hanya merasakannya sekejap.     

"Kenapa?" tanya Saga.     

"Tidak, tidak apa-apa." Pipi Alisa merona merah dan sedikit malu-malu.     

"Jangan sungkan. Pegang saja lagi."     

Alisa hanya tersipu malu dan mengangguk. Tangannya kembali lagi meraih si junior tersebut. Memainkannya hingga membuat Saga menegang.     

Mereka berdua larut dalam surga dunia. Masing-masing terlena oleh buai kenikmatan. Semua rasa penat bagai hilang, saat mereka berdua memadu kasih di atas ranjang. Seulas senyum mereka tampilkan bersama. Keringat membasahi tubuh masing-masing. Saga dan Alisa saling memeluk.     

"Alisa, jangan tinggalkan aku," ujar Saga.     

"Iya sayang."     

***     

"Bu, kita harus menyingkirkan Alisa dari hidupnya Saga. Tapi, bagaimana caranya, ya?" Pak Surya tampak berpikir. Keningnya berkerut. Ia memandangi sang istri yang juga tengah memikirkan hal yang sama.     

"Ibu juga masih belum tahu bagaimana caranya, yah. Hmm, apa kita culik saja Alisa? Dan, ancam dia supaya mau berpisah dengan Saga?"     

"Baik, kita coba besok. Kalau gagal, ayah akan memikirkan cara lain lagi. Dan, pastinya ini tidak akan mudah. Ibu bantu ayah besok ya."     

"Baik yah, kalau begitu. Ibu akan selalu membantu ayah."     

Kedua orang tua Saga telah berhasil memikirkan sebuah rencana jahat untuk menculik Alisa besok. Mereka akan berusaha untuk menyingkirkan wanita itu dan mengancamnya agar melepaskan putra mereka selama-lamanya. Biar Saga kembali lagi menjalin hubungan dengan Reva, wanita yang asal usulnya jelas dan berdarah biru.     

***     

Saga terbangun saat tengah malam pukul dua dini hari. Perasaannya mendadak tak enak pada sang istri. Ia menatap ke sebelah, melihat Alisa tengah tertidur pulas. Rasa cemas perlahan mulai mengelabui diri.     

"Entah kenapa, aku merasakan firasat yang tak enak," ucap Saga sambil mengusap pelan pipi mulus bersih miilk Alisa. "Semoga saja tidak terjadi apa-apa padamu."     

Ia berharap bahwa sang istri selalu dalam keadaan baik-baik saja. Ia juga akan meminta pada Alisa untuk tak pergi dari rumah. Malam ini, rasanya sulit sekali untuk kembali tidur. Pikiran Saga lagi dipenuhi oleh rasa cemasnya sendiri.     

Saga merengkuh sang istri ke dalam pelukan. Mulai menghirup aroma tubuh Alisa yang begitu memanjakan indra penciuman.     

Alisa sedikit menggeliat dan perlahan-lahan mulai membuka mata. "Kau belum tidur?"     

"Aku terbangun," ujar Saga sambil tersenyum.     

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Alisa lagi. "Ceritalah padaku."     

"Tidak ada sayang. Aku tidak sedang memikirkan apa-apa."     

"Baiklah kalau begitu. Kau lanjut tidur lagi, ya."     

Alisa memintanya untuk kembali tidur. Ia mengangguk dan menuruti ucapan sang istri. Saga merebahkan kepalanya di bantal. Sedangkan, wanita itu meletakkan kepala di pergelangan tangannya.     

Ia menidurkan Alisa dengan menepuk-nepuk pelan pundaknya. Sang istri lantas tertidur lagi, terdengar dari suara dengkuran yang kecil. Sedangkan, ia sendiri masih belum dapat tidur kembali. Pikirannya masih diselimuti oleh rasa cemas.     

Sesekali Saga menengok jam beker yang berada di atas nakas. Jam itu sudah ia atur untuk bangun pagi, sekitar pukul enam. Namun, sampai sekarang pun matanya masih terjaga.     

Tiga puluh menit sudah berlalu dan Saga pun memutuskan sebentar lagi akan menyusul Alisa tidur. Ia tak mau, kalau sampai begadang seperti ini, karena besok dirinya akan bekerja di kantor.     

"Tidur yang nyenyak sayang." Saga mengecup singkat kening sang istri dan kemudian merengkuh tubuh Alisa dengan erat.     

***     

"Jangan pergi ke mana-mana ya sayang. Kalau mau pergi, ajak salah satu penjaga untuk bersamamu. Paham?"     

Sebentar lagi, Saga akan berangkat ke kantor. Sebelum pergi, ia meminta Alisa untuk tetap berada di dalam rumah saja. Kalau mau pergi keluar sebentar, sang istri harus bersama dengan salah satu penjaga.     

"Iya sayang. Aku paham dengan ucapanmu. Aku akan tetap berada di dalam rumah saja dan tak akan pergi ke mana-mana." Alisa membenarkan letak dasi kerja milik sang suami. Setelah itu mereka berdua keluar dari kamar bersama-sama. Menuruni anak tangga hingga sampai di depan pintu rumah.     

Mobil sudah siap dan tengah terparkir di halaman. Hari ini Saga akan membawa mobil sendiri ke kantor. Ia memerintahkan pada semua anak buahnya untuk menjaga sang istri di rumah. Kalau Alisa perlu apa-apa, mereka harus siap siaga.     

"Kalian semua harus menjaga istriku di rumah dengan baik," ucap Saga sambil menunjuk satu per satu anak buahnya.     

"Baik, Tuan," jawab mereka semua serentak.     

Ini semua Saga lakukan lantaran karena sebuah firasat yang tengah ia rasakan tadi malam. Dan, tak mau terjadi apa-apa pada sang istri tercinta. Semoga Alisa dalam keadaan baik-baik saja, saat dirinya tak berada di rumah.     

"Aku berangkat kerja dulu sayang. Baik-baik di rumah ya, ingat pesanku tadi." Saga mendekatkan tubuhnya pada Alisa dan mengecup kening sang istri dengan mesra. Sedangkan, wanita itu mencium punggung tangannya dengan hormat. Setelah itu, ia masuk ke dalam mobil.     

"Hati-hati di jalan sayang." Alisa melambai-lambaikan tangannya ke arah sang suami. Kemudian, mobil Saga pun sudah mulai melaju, meninggalkan halaman rumah mereka.     

Setelah kepergian sang suami menuju ke kantor, Alisa pun segera masuk ke dalam rumah. Ia ingin melakukan aktivitas bersih-bersih di kamarnya.     

----     

Hai para readers, gimana kabar kalian hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya. Aamiin.     

Semangat puasanya bagi yang menjalankan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.