Arrogant Husband

Perlakuan Romantis



Perlakuan Romantis

0"Kau tidak ingin mencium ketiakku, sayang?" tanya Saga saat dirinya tengah rebahan bersama dengan istri tercinta.     
0

Saga tak memakai pakaian, hingga tubuh bagian atasnya tampak polos. Otot-otot tangannya terlihat kekar. Otot perut pun sangat sixpack. Membuat Alisa merasa betah berlama-lama di pangkuan Saga seperti ini.     

"Tentu saja aku mau. Mana ketiakmu? Sini lebih mendekat sayang," pinta Alisa.     

Alisa ingin dimanja-manja lagi oleh sang suami sebelum tidur. Seperti biasa, ia akan menciumi ketiak Saga dulu. Memang sudah jadi kebiasaannya sekarang.     

Saga lebih mendekat lagi ke arah sang istri. Tubuhnya saat ini tampak polos, tak terlilit pakaian sedikit pun. Membuat Alisa merasa betah berada di area ketiaknya. Sang istri menciumnya dengan semangat. Hidung Alisa tampak mengendus-endus.     

Saga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang istri. Tiap hari, kelakuan Alisa tampak selalu menggemaskan. Ada-ada saja hal aneh yang dilakukannya.     

Sepasang suami istri itu tampak bahagia. Saga merengkuh tubuh Alisa, begitupun dengan sebaliknya. Mereka sama-sama berpelukan sekarang.     

"Sayang?" panggil Saga.     

"Kenapa sayang?"     

"Sungguh, aku tak sabar lagi ingin berjumpa dengan anak kita."     

Alisa tersenyum lebar saat sang suami mengucapkan hal itu. Bukan hanya Saga saja, tapi dirinya juga tak sabar lagi. Ia ingin memandang dan menggendong sang anak apabila sudah lahir ke dunia.     

Calon ayah dan ibu itu tengah berbicara pada sang jabang bayi dalam perut Alisa. Saga mengucapkan hal-hal yang manis untuk anaknya yang masih dalam kandungan. Pria itu akan menjaga keduanya dengan baik. Alisa dan anaknya akan selalu sehat-sehat saja.     

"Aku janji, akan menjadikan anak kita sebagai anak yang paling bahagia di dunia, karena telah memiliki orang tua seperti kita."     

Mata Alisa berbinar-binar penuh rasa gembira. Wanita itu menitikkan air mata karena terharu dengan ucapan Saga. Pria itu selalu bisa membuatnya tersenyum dan bahagia.     

"Kita berdua akan mendidiknya dengan baik. Menghidupinya dengan kehidupan yang layak. Dan, kita akan menjadi orang tua yang paling beruntung di dunia."     

"Kau adalah ibu yang paling cantik dan baik untuknya. Juga istri terbaik untukku."     

Alisa melingkarkan kedua tangannya ke leher Saga. Mereka berpelukan satu sama lain. Wanita itu tak kuasa lagi menahan tangis. Bukan tangis kesedihan, bukan. Melainkan tangis bahagia, karena sang suami berucap seperti itu. Kata-kata manis bak pujangga.     

Hati wanita mana yang tak tersentuh, ketika pria sudah berucap manis seperti sosok Saga. Pria itu selalu membuat hati Alisa jadi senang.     

Saga melihat air mata sang istri menetes perlahan. Segera ia usap pipi Alisa yang mulai basah. Ia mengusapnya dengan lembut, penuh dengan rasa cinta. Wanita itu merasa istimewa.     

"Sayang terima kasih. Terima kasih banyak untuk semuanya."     

"Aku melakukan semua ini untukmu dan anak kita," ucap Saga.     

Alisa mengangguk-angguk. Jelas saja ia percaya dengan ucapan sang suami. Saga melakukan yang terbaik untuk keluarga kecilnya.     

"Aku percaya bahwa kau melakukan yang terbaik untuk kita. Aku dan anakmu. Kau adalah sosok pria yang penuh tanggung jawab. Aku sangat mencintaimu sayang."     

Pandangan mata Saga sangat dalam saat menatap mata Alisa. Mereka berdua bertatapan dalam waktu yang singkat. Kemudian, Saga melirik bibir sang istri. Ia pun lekas mencim Alisa.     

Mereka saling berciuman pada akhirnya. Ciuman Saga kali ini sangat lembut. Pria itu melumatnya penuh dengan rasa cinta. Tak ada gigitan manja sama sekali.     

"Aku juga sangat mencintaimu istriku. Jangan pernah tinggalkan aku, ya." Alisa mengangguk patuh. Ia tak akan pernah meninggalkan Saga untuk pergi jauh.     

Suami istri itu sudah berjanji di hadapan Tuhan saat menyebut janji pernikahan di dalam gereja dulu. Disaksikan oleh seorang pendeta. Mereka berdua pun resmi menjadi sepasang suami istri. Menerima dalam kondisi apa pun, baik suka dan duka mereka akan selalu bersama sampai akhir hayat.     

Alisa akan selalu setia dengan Saga, begitupun sebaliknya. Cinta mereka berdua terlalu kuat untuk dihancurkan. Pria itu berjanji, tak akan pernah meninggalkannya dalam kondisi terpuruk sekalipun. Saga juga tak akan mau meninggalkan sang istri hanya ingin menuruti perintah kedua orang tua.     

"Kau tak akan pernah tergoda oleh wanita lain kan?" tanya Alisa.     

"Tentu saja tidak. Aku sudah berjanji padamu sayang."     

"Aku takut, kau akan tergoda dengan wanita lain dan pergi meninggalkanku begitu saja," ucap Alisa dengan tatapan nanar. Wanita itu begitu takut akan kehilangannya.     

"Kau tak usah takut sayang. Aku tak akan pernah meninggalkanmu sedikit pun. Juga tak akan berpaling pada wanita cantik mana pun."     

Alisa sekarang sudah berhenti menangis. Karena ucapan Saga barusan, membuatnya mulai menyunggingkan senyuman manis. Hatinya sudah merasa lega sekarang. Tentu saja, rasa takut akan kehilangan orang yang begitu dicintai, selalu membuat Alisa terbayang-bayang.     

Namun, saat mendengar jawaban Saga yang menjawab dengan mantap, perlahan rasa takutnya kian menghilang. Ia makin bertambah yakin, bahwa hati sang suami hanya miliknya saja. Tak ada wanita mana pun yang akan memiliki hati Saga, termasuk Reva.     

Saga paham dengan ketakutan sang istri yang teramat dalam. Alisa mencemaskannya dan merasa takut, kalau suatu hari cintanya akan menghilang.     

"Aku akan selalu mencintaimu sayang. Apa pun kondisimu nanti, aku akan selalu berada di sampingmu," ucap Saga dengan pandangan mata yang penuh binar bahagia. Pria itu juga mencubit gemas hidungnya yang mancung itu.     

Sebentar lagi, mereka berdua akan memutuskan untuk tidur karena hari sudah larut malam. Saga tak mau, kalau sang istri begadang seperti ini. Besok pagi pun, ia harus kembali bekerja ke kantor.     

Alisa merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Kemudian, ia merebahkan tubuh dengan sempurna. Saga yang di sampingnya menyuruh untuk lekas tidur.     

"Sayang, sebentar lagi kita tidur, ya. Aku tak mau kalau kau begadang. Jaga kesehatanmu dan anak kita di dalam kandungan." Saga sangat memperhatikannya dengan baik. Alisa senang merasa diperhatikan seperti itu.     

"Iya sayang. Aku akan segera tidur, sebentar lagi, ya."     

Alisa lebih mendekat lagi pada Saga. Lagi-lagi, ia mencium ketiak sang suami sebelum tidur. Pria itu lagi-lagi geleng-geleng kepala melihatnya.     

Di malam hari seperti ini, mereka berdua selalu romantis. Alisa selalu melayani kebutuhan sang suami lahir dan batin.     

Mereka berdua sudah terlihat mengantuk. Alisa dan Saga sama-sama menguap berkali-kali. Mereka pun lantas akan tidur.     

"Selamat tidur sayangku, cintaku, dan seluruh napasku." Saga mencium kening sang istri sebelum tidur. Kecupan itu terasa lembut di kening Alisa. Alisa pun menyudahi untuk mencium ketiaknya dan wanita itu perlahan menutup kedua matanya.     

Sang istri sudah mulai larut ke dalam alam mimpi, maka ia pun akan segera menyusul Alisa di sana. Saga perlahan-lahan menutup kedua matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.