Arrogant Husband

Bersama Dengan Anak-anak



Bersama Dengan Anak-anak

0Karma memang nyata adanya. Itulah yang sekarang terjadi pada Bu Angel. Wanita paruh baya itu sudah menyesali atas segala perbuatannya pada Alisa. Namun, berbeda dengan Pak Surya. Sang suami masih saja tak bisa menerima menantunya.     
0

"Bu, ayo kita ke rumah Reva," ajak Pak Surya.     

"Untuk apa, yah, kita ke sana? Reva udah membuat kita berdua kehilangan cucu."     

"Oh, jadi karena itu? Sekarang ibu tak suka lagi dengan Reva?" Pak Surya mengangkat kedua alisnya saat menatap Bu Angel.     

"Yah, sudahlah. Kita terima saja Alisa sebagai menantu. Kasian dia."     

Hati Bu Angel sudah mulai melunak, tapi Pak Surya masih sekeras batu. Pria itu masih tak mau menerima Alisa sebagai menantu. Perbedaan kasta lah yang membuat sang suami begitu. Menurut Pak Surya, Reva jauh lebih baik dari Alisa.     

"Ayah tak akan pernah menerimanya sebagai menantu kita! Kalau ibu mau, ya sudah sana!"     

Pria paruh baya itu ke luar dari kamar, meninggalkan Bu Angel sendirian di dalam. Melihat sang suami yang masih keras kepala, membuatnya harus bersabar.     

***     

Hari-hari yang Alisa lalui terasa begitu suram. Ketika dirinya mencoba untuk mengecap rasa kebahagiaan, tak berapa lama muncullah kehancuran. Bertubi-tubi rasanya ia terjatuh ke dalam jurang masalah.     

Wanita itu melamun sambil menyandarkan tubuhnya di sisi tempat tidur. Entah apa yang dipikirkan, tapi yang pasti ia masih bersedih.     

"Sayang?"     

Sampai Saga masuk ke dalam kamar pun, sang istri masih melamun. Wanita itu sama sekali tak menggubris kedatangannya. Saga menghampiri Alisa yang sedang berada di tempat tidur.     

"Sayang?" panggil Saga lagi sambil menyentuh lembut pundak sang istri.     

"Kau sudah pulang sayang? Maafkan aku tak melihatmu tadi."     

"Tidak apa-apa." Saga memandang Alisa dengan tatapan nanar. Kesedihan itu masih terlihat jelas di mata sang istri.     

Untuk menghilangkan kesedihan Alisa, Saga berniat ingin mengajak sang istri berlibur lagi ke luar negeri. Menjelajahi beberapa tempat romantis di luar negeri. Semoga saja dengan ini, Alisa bisa perlahan melupakan kesedihan.     

"Sayang, apa kau mau pergi berlibur ke luar negeri lagi?" tanya Saga. Alisa pun tak menjawab apa-apa.     

"Aku hanya ingin di rumah saja," ujar Alisa.     

"Baiklah sayang."     

Saga tak bisa memaksa kehendak Alisa. Sang istri hanya ingin di rumah saja. Itu semua Saga lakukan agar Alisa tak terus menerus bersedih seperti ini. Hatinya merasa sakit dan perih, saat melihat wanita yang ia cintai terus begini.     

"Bagaimana kalau sekarang, kita makan malam di luar, sayang? Apakah kau setuju?"     

"Baiklah sayang. Aku setuju." Alisa mengembangkan senyuman cantiknya. Saga menyuruhnya untuk segera bersiap-siap. Mereka berdua malam ini akan makan di luar. Sudah cukup lama, mereka tak jalan berdua.     

"Berdandanlah yang cantik sayang. Pakai gaun yang bagus dan mewah. Aku akan menunggumu di bawah."     

***     

Gaun berwarna hitam dengan satu belahan panjang, membuat paha Alisa terlihat begitu mulus dan enak dipandang. Wanita itu telah selesai berdandan dan akan turun ke bawah. Tak lupa, Alisa membawa tas tangan ke mana-mana. Ia pun segera menemui sang suami yang sudah menunggunya sedari tadi. Tak ingin membuang-buang waktu, ia pun mulai menuruni anak tangga.     

Di ruang tamu, Saga tengah duduk. Kemudian, pria itu memandang ke arahnya. Alisa pun menghampiri sang suami yang ada di sofa.     

"Sayang ...." Saga memandang Alisa tanpa berkedip. Pria itu menatapnya dari atas sampai ke bawah. "Penampilanmu benar-benar sangat cantik."     

Saga memuji kecantikan Alisa. Wanita itu berdandan sangat elok. Dengan rambut terurai panjang. Anting yang panjang dan hampir menyentuh ke pundak. Lipstik merah merona pun tak luput Alisa oleskan.     

"Terima kasih sayang," balas Alisa.     

Pria itu masih mengagumi kecantikan Alisa. Fostur tubuh yang seksi dan menawan, membuatnya begitu tergila-gila. Mungkin, banyak lelaki yang akan tergoda saat melihat penampilan istrinya seperti ini.     

"Sama-sama sayang. Ayo, kita berangkat." Alisa menggamit lengan suaminya dan segera menuju ke mobil. Mereka berdua ingin makan malam yang romantis di luar.     

Saga membukakan pintu mobil agar sang istri masuk ke dalam. Setelah itu, tanpa membuang-buang waktu lagi, mereka berdua pun segera berangkat. Mobil Saga sudah mulai menjauh dari halaman rumah.     

'Semoga saja, kau tak bersedih lagi setelah ini. Aku merasa sakit, saat harus melihatmu seperti ini terus. Kupastikan malam ini kau akan terlihat bahagia, sayang.'     

***     

Alisa menggamit lengan Saga dan mereka mulai masuk ke dalam restoran mewah. Saat masuk ke dalam, tiba-tiba banyak sekali anak-anak kecil yang menghampiri Alisa. Betapa terkejutnya wanita itu karena banyak anak kecil yang ingin bersalaman dengannya.     

Alisa menyalami anak kecil itu satu per satu. Kemudian, memberikan sebuah ciuman kecil di pipi mereka semua.     

"Ya Tuhan, kalian semua terlihat menggemaskan sekali."     

Kemudian, semua anak kecil itu mulai menarik perlahan tangan Alisa. Wanita itu hanya pasrah untuk dibawa ke mana saja oleh mereka. Saga yang menyaksikan itu bisa melihat bahwa sang istri sangat senang malam ini bersama anak-anak itu. Inilah yang ia inginkan untuk Alisa.     

Semua mata pengunjung restoran tengah memandangi Alisa penuh takjub. Tak ada rasa canggung, melainkan rasa bahagia yang luar biasa bersama dengan anak-anak ini.     

"Ibu duduk di sini ya," suruh seorang anak kecil pada Alisa. Meja mereka berada di tengah-tengah.     

"Ibu?" Alisa mencoba untuk memastikan pendengarannya sekali lagi.     

"Iya, ibu ...."     

Saga melihat itu seakan hendak terharu. Semua anak-anak ini berhasil membuat istrinya terlihat senang malam ini. Ada sepuluh anak kecil yang Saga bawa kemari.     

Alisa merangkul semua anak-anak itu. Saga pun menitikkan air mata saat melihat pemandangan ini, tapi secepat kilat ia hapus dengan segera.     

Anak-anak itu berasal dari panti asuhan yang letaknya tak jauh dari sini. Saga sudah merencanakannya dalam waktu yang cukup singkat. Ia menyuruh Anton, untuk membawa anak-anak itu ke restoran mewah ini.     

"Sayang, kenapa kau menangis seperti itu?" tanya Saga sambil memegangi kedua pundak Alisa. Ia masih berdiri di belakang kursi sang istri.     

"Aku sangat senang malam ini, karena ada anak-anak ini. Mereka semua terlihat menggemaskan. Dan, aku menyukai mereka semua," ujar Alisa.     

Saga sudah meminta pada pelayan restoran ini untuk melayani juga semua anak kecil yang ia bawa dari panti. Meskipun, pakaian anak-anak itu terlihat kucel, tapi sama sekali tak membuat Alisa merasa ingin menjauhi mereka. Wanita itu begitu senang berada di sisi mereka.     

"Syukurlah kau senang dengan ini semua." Saga mengusap-usap pundak Alisa yang mulus itu.     

"Terima kasih sayang. Sekali lagi, terima kasih." Alisa mendongak perlahan ke arah Saga. Pria itu selalu saja bisa memberikannya sebuah kejutan yang tak terduga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.