Arrogant Husband

Ancaman Dari Reva



Ancaman Dari Reva

0"Ada apa sayang? Apa telah terjadi sesuatu? Katakan padaku?"     
0

Sesuai dengan ucapannya tadi, Saga sudah berada di rumah dan pulang cepat dari kantor. Pria itu merasa khawatir pada Alisa di rumah, serta dengan sang anak juga. Ia melihat wajah penuh cemas yang Alisa tampilkan.     

"Kau kenapa? Jawab pertanyaanku, sayang," pinta Saga.     

"Tadi Reva meneleponku lewat telepon rumah ini. Ia memintaku untuk menjauhimu lagi sayang. Kalau tidak–"     

"Kalau tidak apa?" Ucapan Alisa langsung dipotong oleh Saga. Pria itu sama sekali tak terima saat Reva berani mengancam istrinya lagi.     

"Kalau aku tidak memenuhi keinginannya, maka Lisa akan–"     

"Sudah cukup! Tak akan kubiarkan hal itu terjadi. Kau tenang saja sayang." Saga menyentuh kedua pundak sang istri dan menyuruh Alisa untuk menenangkan diri.     

"Biarkan aku yang memberi Reva pelajaran sedikit."     

Saga langsung melangkah ke luar kamar. Pria itu berniat akan menemui Reva di rumahnya.     

"Kurang ajar Reva, rupanya dia masih berani untuk mengancam Alisa dan berniat mengacaukan rumah tanggaku lagi dengan Alisa."     

Pria itu terlihat marah bukan main. Saga langsung bergegas ke mobil dan menuju ke rumah wanita itu.     

Dari jendela kamar, Alisa bisa melihat ke bawah. Suaminya pergi lagi dari rumah, mungkin untuk menemui Reva. Ia tahu, pasti Saga juga tak terima dengan ancaman ini dan akan bertindak tegas.     

"Semoga saja, Saga bisa membuat Reva berubah pikiran. Aku tak mau, kalau sampai dia berbuat hal yang nekat lagi."     

Sampai detik ini, Alisa masih memikirkan ucapan Reva tadi. Wanita itu masih berani memberikannya ancaman. Seolah-olah, Reva tak mau melihatnya sedikit merasa bahagia.     

"Ya Tuhan, kapan ini semua akan berakhir?"     

***     

"Reva ...! Reva, buka pintunya, Va!"     

Saga telah berada di depan rumah Reva sambil menggedor-gedor pintu rumahnya.     

"Atau pintu ini akan aku dobrak lagi seperti sebelumnya?!" Namun, tak ada sahutan dari dalam.     

Saga merasa curiga bahwa Reva tak ada di rumah ini. Ke mana wanita itu pergi. Ia sudah berkali-kali menggedor pintu ini, tapi tak ada respons sama sekali. Bahkan Saga juga sudah memberikan umpatan kasar pada Reva, agar segera membukakannya pintu.     

"Sialan! Ke mana dia? Reva sepertinya sudah tahu dengan Lisa. Bagaimana bisa?"     

Pria itu merasa heran, kenapa Reva bisa tahu semuanya. Apakah keluarganya sedang dimata-matai oleh Reva?     

Reva selalu bermain licik agar bisa mendapatkan apa yang ia mau. Wanita itu akan melakukan segala cara untuk bisa meraih keinginannya. Reva memang punya ambisi yang tinggi.     

Saga berniat akan menunggu sebentar di rumah ini sampai Reva datang. Mungkin saja, wanita itu sengaja menghindar karena sudah tahu bahwa Saga akan kemari.     

"Benar-benar licik! Dasar wanita ular! Bisa-bisanya aku dulu pernah menjalin hubungan asmara dengan Reva!"     

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Saga sangat menyesal karena dulunya pernah berhubungan dengan Reva begitu akrab. Sampai-sampai, ia dan Joseph dulunya sempat berkelahi karena memperebutkan Reva. Alhasil, wanita itu lantas memilihnya. Joseph pun sakit hati dan memutuskan hubungan pertemannya dengan Saga dan berniat akan kembali ke luar negeri.     

Ia terduduk di atas kap mobil sport-nya sendiri. Sambil menunggu kedatangan Reva pastinya. Saga melihat jam yang melingkar di tangan. Sudah hampir jam dua siang ternyata.     

"Aku tak akan membiarkanmu lepas begitu saja, Va! Kau ternyata masih berani mengancam keluarga kecilku. Aku dan Alisa hanya ingin hidup tenang, itu saja."     

Ternyata, susah sekali untuk hidup tenang bersama dengan sang istri. Setiap rasa bahagia itu muncul, selalu saja datang masalah yang menghampiri. Namun, ia percaya bahwa semua itu selalu ada hikmahnya. Saga pun mencoba berpikiran positif.     

Mungkin, inilah ujian dalam rumah tangganya bersama dengan Alisa. Mulai dari tak dapat restu dari kedua orang tua, sampai Alisa yang mengalami keguguran dan mereka berdua jadi kehilangan anak.     

"Kenapa ujian ini bertubi-tubi datang ya Tuhan? Apa salahku dan juga Alisa? Kami berdua hanya ingin hidup bahagia selamanya dan jauh dari masalah."     

Saga tertunduk lesu karena mengingat semuanya. Apalagi saat mengetahui bahwa sang istri mengalami keguguran. Betapa hancur hatinya saat itu, begitupun dengan sang istri. Hati wanita mana yang tak hancur, ketika sang buah hati yang telah ditunggu kehadirannya malah tiada? Dan, itu semua disebabkan oleh seorang wanita juga. Reva telah membuat Alisa mengalami keguguran.     

Sampai sekarang pun, sulit rasanya menerima kenyataan pahit ini. Walau, Saga sudah mengadopsi seorang anak dari panti asuhan, tapi rasa di hati masih belum ikhlas karena anak kandungnya tiada.     

Apa selamanya akan terus seperti ini? Apakah Reva juga akan terus berambisi untuk mendapatkan dirinya kembali?     

***     

Alisa melihat sang suami tengah tertunduk lesu saat baru saja datang. Ia sambil menggendong Lisa yang telah terbangun.     

"Kau kenapa sayang? Kenapa raut wajahmu sedih seperti itu?"     

"Aku gagal untuk bertemu dengan Reva. Dia tak ada di rumahnya tadi. Aku cukup lama menunggunya di sana untuk memberinya pelajaran!"     

Saga pun duduk di tepi ranjang, disusul oleh Alisa kemudian. Sang istri tersenyum ke arahnya sambil menggendong Lisa.     

"Sudahlah. Abaikan saja. Yang penting sekarang, kau dan aku akan menjaga Lisa terus-menerus." Alisa terpaksa pura-pura untuk menutupi rasa khawatirnya.     

"Iya sayang. Aku akan selalu menjaga kalian berdua dari apa pun itu."     

Saga mengelus-elus pipi bayi itu dengan gemas. Bayi perempuan itu telah berhasil menarik hati mereka berdua.     

"Bila kau besar nanti, tumbuhlah menjadi kebanggan ibu dan ayah, Nak." Saga mencium kening sang anak dengan lembut. Kemudian, beralih mencium kening Alisa.     

"Kalian berdua adalah harta paling berharga di hidupku. Aku tak bisa hidup tanpa kalian." Saga tak akan pernah membiarkan keluarga kecilnya dalam masalah. Ia akan selalu membuat Alisa dan bayi perempuannya selalu merasa nyaman.     

"Kita akan sama-sama melindungi Lisa sebaik mungkin," ujar Alisa sambil menatap Saga dengan tatapan dalam, seolah berharap penuh pada suaminya itu.     

"Iya sayang."     

Pria itu merengkuh tubuh sang istri dalam pelukan. Alisa merasa hangat saat berada di dekat Saga seperti ini. Bersama dengan Lisa, jadilah mereka keluarga yang bahagia.     

Saga akan berusaha menjadi suami yang siaga untuk Alisa. Apa pun yang akan terjadi nanti, mereka semua yakin akan bisa melewati masalah ini. Ini adalah ujian dari Tuhan untuk menguji kesabaran serta keimanan mereka. Alisa tak mau berburuk sangka pada Sang Pencipta. Karena di balik semua masalah pasti ada sebuah hikmah.     

Dua sejoli itu juga tak berhenti berdoa untuk keluarga kecil mereka, agar selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa. Pada siapa lagi, mereka akan memohon untuk berlindung?     

"Ibu dan ayah akan melakukan apa pun untukmu, Nak. Kalau perlu, nyawa kami berdua akan kami pertaruhkan agar kau selamat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.