Arrogant Husband

Bercinta Lagi



Bercinta Lagi

0Joseph semakin melangkah maju untuk lebih mendekat pada Reva. Sedangkan, wanita itu bergerak mundur untuk menjauhinya. Dengan sekali tarikan, Joseph berhasil membawa Reva dalam pangkuannya.     
0

Wanita itu terus berontak tak karuan. Ia juga menjerit dan berteriak. Mungkin sebentar lagi, Reva akan mengeluarkan air mata. Walaupun begitu, Joseph tak akan merasa iba.     

"Kemarilah sayang," ujar Joseph, "kecuplah bibirku ini." Joseph mendorong leher Reva agar bisa mengenai bibir itu. Namun, wanita itu melawan dan bersikeras agar tak semakin dekat.     

"Kau gila! Pria gila!" teriak Reva. Berkali-kali ia berteriak agar Joseph segera menjauh. Namun, sepertinya pria itu memang sudah tak waras lagi.     

"Sudah kukatakan bahwa aku memang gila. Gila karenamu, Va."     

Joseph tentu saja tak mau kalah dari wanita seperti Reva. Ia akan berusaha lebih keras lagi. Wanita itu pun juga tak mau kalah rupanya.     

Cup!     

Satu kecupan telah berhasil Joseph dapatkan dari bibir manis itu, walaupun penuh dengan perjuangan. Merasa ketagihan, ia pun akan melakukannya lagi. Joseph terus mendorong leher belakang Reva, agar ciuman itu terasa seperti tadi.     

"Kurang ajar kau, Jo! Kurang ajar! Pria tak tahu malu."     

Walaupun segala macam umpatan ke luar dari bibir Reva, sama sekali tak menyurutkan hasrat Joseph padanya. Hasrat kelelakiannya semakin merasa terpacu saat kedua bola matanya terfokus pada belahan dada Reva.     

Ingin sekali ia memainkan gunung kembar nan kenyal itu. Namun, ia terlebih dahulu harus menjinakkan wanita ini agar ia bisa bercinta.     

"Sayang, ayolah, jangan bersikeras seperti ini."     

Reva masih saja berontak dan tak ingin disentuh seperti ini oleh Joseph. Pria gila yang ada di depannya ini makin menjadi.     

"Awww!" pekik Reva saat sebelah gunung kembarnya dicubit dengan kasar oleh Joseph. Pria itu lantas menyeringai tajam.     

"Kau mau mencoba melawanku sayang?"     

Saat ini, Joseph tengah meremas-remas bukit besar, kenyal itu dengan kedua tangannya. Ia sangat menikmati saat-saat romantis berdua dengan Reva seperti ini.     

Dengan gerakan secepat kilat, ia pun mulai melumat bibir Reva. Lumatan bibir itu semakin dalam dan ia mulai memasukkan lidahnya. Reva masih berontak, tapi tangannya dicekal oleh Joseph.     

Akhirnya, Joseph bisa juga merasakan surga dunia ini lagi. Tanpa berlama-lama, ia pun mulai melucuti pakaian milik Reva. Wanita itu masih bersikeras dan menentangnya.     

"Diamlah sayang. Rasakan saja apa yang akan kuberikan nanti."     

Reva pun akhirnya menangis dan memohon agar Joseph tak melakukan hal itu lagi. "Aku mohon, jangan lakukan itu lagi, Jo!"     

Joseph sudah membuka dress mini milik Reva dan melemparnya ke sembarang arah. Matanya dibuat terpukau oleh besarnya gunung kembar milik wanita itu yang amat menggoda. Joseph pun segera membuka bra milik Reva. Tangannya sudah terjulur ke belakang dan membuka pengait itu.     

Akhirnya, gunung kembar yang terjuntai indah tampak sudah di hadapan mata. Joseph tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini lagi. Ia segera membawa tubuh Reva dan menghempaskannya ke atas ranjang. Buah dadanya yang besar membuat Joseph tak tahan lagi ingin menjilat dan menghisapnya.     

Kedua tangannya sangat lihai meremas-remas bagian dada Reva. Ia juga menjilat bagian kecil berbentuk bulat dan membuat tubuh Reva menggelinjang. Ia berkali-kali menjilat dan wanita itu merasa geli. Joseph juga menghisap layaknya seorang bayi yang begitu kuat mengedot susu.     

"Ahhhh ...."     

Tangan Joseph mulai turun ke bawah dan membelai-belai paha mulus Reva. Ia pun dengan segera membuka celana segitiga itu dan melemparnya ke bawah. Di sana terdapat lubang kenikmatan, tempatnya surga dunia.     

Joseph pun sudah tak sabar lagi ingin segera memasukkan juniornya ke dalam sana. Walaupun, Reva masih saja tetap berontak, tapi ia tak peduli sama sekali.     

Ia merasakan, juniornya mulai tegang dan keras. Melihat itu, Reva memohon agar Joseph tak melakukan hal itu.     

"Sayang, bersiaplah."     

"Jangan Jo, jangan!"     

Kedua tangan Reva dipegang dengan erat oleh Joseph. Hingga, wanita itu tak bisa berbuat apa-apa. Sang junior pun perlahan masuk ke dalam lubang kenikmatan milik Reva.     

"Ahh, ahhh."     

Joseph menghentak-hentakkan tubuhnya beberapa kali, agar si junior bisa masuk tepat ke dalam. Kemudian, ia pun mulai melakukan gerakan maju mundur dengan perlahan. Membuat Reva meringis pelan dan menahan air matanya ke luar.     

Karena si junior sudah berhasil masuk di dalam, kedua tangan Joseph pun beralih ke bagian dada Reva. Ia tengah meremas-remas buah kenyal nan besar itu.     

Makin lama, gerakan Joseph makin cepat. Pria itu melakukan gerakan maju mundur dalam waktu yang berirama. Reva pun tak kuasa menahan rasa sakit.     

Pria itu amat senang karena bisa mendapat jatah lagi dari Reva. Ini surga dunia yang memang sangat menggiurkan baginya. Pesona Reva tak bisa dibantah. Joseph begitu tergila-gila padanya.     

Junior milik Joseph semakin mengeras di dalam, membuat Reva makin menggelinjang tak karuan di atas tempat tidur. Air mata pun meluruh, membasahi pipi. Reva tak kuasa untuk bersuara karena menahan rasa sakit.     

Joseph terus melakukan gerakannya dengan cepat. Pria itu sangat bersemangat sekali hari ini dan tak akan membiarkan Reva kabur dari genggamannya lagi.     

"Kau ... jadi milikku selamanya sayang."     

Ia menatap wajah Reva dengan lekat. Joseph sama sekali tak pernah merasa bosan sedikit pun. Bahkan ia selalu merasa dibayang-bayangi oleh wajah cantiknya. Hingga, dirinya bisa menyalurkan hasratnya.     

Pria itu makin meremas-remas bagian dada Reva berkali-kali. Joseph tak ingin melepaskan permainan ini begitu saja. Keduanya pun terdengar sama-sama mendesah karena kenikmatan ini.     

"Aku yakin, kau juga merasa keenakan, Va!"     

Saat ini, mereka sama-sama telah berada di puncak kenikmatan. Mungkin, sebentar lagi si junior akan ia keluarkan dari dalam lubang kenikmatan itu. Joseph sekarang merasa sangat puas karena sudah bercinta dengan Reva seperti ini.     

Beberapa saat kemudian, Joseph pun akan segera mengeluarkan juniornya dari dalam sana. Dengan air mata yang masih terus mengalir, Reva pun mengumpat kasar pada Joseph.     

Akhirnya, si junior telah ke luar dari dalam sarangnya. Membuat pria itu langsung merebahkan diri di samping Reva. Wanita itu masih saja terus menangis deras. Embusan napas keduanya sama-sama terdengar kasar.     

"Kau jahat, Jo! Sangat jahat! Sudah berapa kali kau berlaku seperti ini padaku hah?!" Reva memukul-mukul dada bidangnya.     

"Aku tak peduli, Va! Yang penting kau terus berada di sampingku sampai kapan pun. Aku tak akan pernah rela bila kau menjadi milik orang lain!" Joseph pun tak mau kalah bicara. Pria itu tampak marah pada Reva.     

"Kau gila! Tak waras sama sekali! Aku sangat menyesal bisa mengenalmu!" Reva menangis sambil menahan rasa sakit di bawah sana. Joseph yang ia kenal sekarang sungguh berbeda dengan yang dulu.     

'Lagi-lagi, aku dengan mudahnya memberikan kesucianku pada Joseph.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.