Arrogant Husband

Memperjuangkan Cinta



Memperjuangkan Cinta

0Sudah tiga hari, Reva berada di rumah Agam. Pria itu bahkan tak merasa risih. Agam selalu tidur di ruang tamu dan tak mau satu kamar lagi dengannya.     
0

Agam sangat menghargai Reva. Bahkan, berpikiran untuk menyentuhnya saja tak ada seperti itu. Berbeda sekali dengan Joseph. Pria itu penuh dengan hawa nafsu. Mungkin memang benar, bahwa Reva sudah menyukai Agam.     

"Aku pergi berangkat kerja dulu, ya. Kau baik-baik di rumah," ujar Agam.     

"Iya, Gam. Hati-hati di jalan."     

Layaknya sepasang kekasih, Agam dan Reva saling berpandangan dan tersenyum. Benih-benih cinta sudah mulai bersemi di dalam hati mereka.     

Reva terus menatap kepergian Agam, sampai pria itu tak terlihat lagi. Setelah itu, ia pun segera masuk ke dalam. Beberapa hari berada di sini, Reva sengaja mematikan ponselnya agar Joseph tak bisa menghubunginya sama sekali. Dan, berada di rumah Agam membuatnya merasa tenang, walau rumah ini terlihat sederhana.     

"Ternyata, semuanya tak melulu soal harta dan uang. Aku bisa merasa damai seperti ini saat berada di rumah Agam," ujar Reva.     

***     

Sampai hari ini, Pak Surya masih belum sadarkan diri dari koma. Bu Angel, Saga, dan Alisa sangatlah cemas. Mereka bertiga bergantian untuk menjaga di rumah sakit ini. Saga pun terpaksa harus kembali lagi bekerja ke kantor, karena ia tak bisa melepas tanggung jawab begitu saja.     

Bu Angel pun terlihat sangat sedih dan tak semangat lagi. Alisa berusaha untuk selalu berada di samping ibu mertuanya. Ia mengelus-elus pundak Bu Angel.     

"Bu, aku tak tega melihat ibu bersedih terus seperti ini," ucap Alisa.     

"Sampai saat ini, ayahnya Saga masih tak sadar juga."     

Bu Angel masih saja menangis. Alisa berusaha untuk menguatkan ibu mertuanya. Hubungan di antara keduanya sudah membaik. Bu Angel pun tak berniat jahat lagi pada sang menantu.     

"Kita terus berdoa ya, bu, agar ayah segera sadar dari koma."     

Mendengar kata-kata Alisa yang selalu menguatkannya, membuat Bu Angel mulai merasa sayang. Wanita paruh baya itu sangat menyesal atas apa yang dulu pernah ia lakukan pada sang menantu. Alisa tak pernah membalas perlakuannya sama sekali.     

"Nak, hatimu baik sekali. Padahal kami berdua selalu menyakitimu." Bu Angel menangis karena mengingat perlakuannya dulu dengan Alisa.     

"Sudahlah, bu. Jangan mengingat masa lalu lagi. Aku sudah memaafkan semua kesalahan ibu dan ayah di masa lalu."     

Bu Angel mengangguk. Semoga saja, Pak Surya segera sadar dari koma dan bisa mengakui semua kesalahannya pada Alisa. Lalu, mereka semua hidup dengan rukun. Tak ada lagi pertikaian yang terjadi.     

Namun, saat ia sudah berbaikan dengan Bu Angel, Alisa masih belum mau untuk mengenalkan bayi perempuannya pada sang mertua. Alisa dan Saga masih berusaha untuk menjaga rahasia ini, entah sampai kapan.     

Bukannya hendak berburuk sangka, tapi hanya saja Alisa merasa takut, kalau kejadian dulu terulang kembali. Ia sudah pernah mengalami keguguran dan kehilangan sang anak yang masih dalam kandungan. Maka dari itu, Alisa tak mau membocorkan rahasia ini dulu.     

"Ibu sudah sarapan belum? Biar Alisa belikan, ya."     

"Tidak usah, nak. Tidak usah. Ibu masih kenyang."     

"Baiklah, bu." Alisa menghormati keputusan Bu Angel. Ia tak ingin memaksa sama sekali.     

***     

Seperti biasa, Joseph sedang kehilangan sang kekasih. Berkali-kali, ia mampir ke rumah Reva, tapi wanita itu masih tak ada di rumah. Ponselnya pun tak aktif untuk dihubungi. Ke mana lagi Reva pergi?     

Joseph merasa hampir gila saat tak ada Reva di dekatnya. Saat hilang dari pandangan mata, ia selalu berusaha untuk mencari ke mana wanita itu pergi.     

"Sial! Ke mana lagi Reva pergi? Rupanya dia masih belum jera aku beri pelajaran kemarin!"     

Pria itu mondar-mandir di depan rumah Reva. Kadang ia kembali lagi ke rumahnya dan kadang datang kemari lagi. Begitulah kegiatan Joseph yang tak penting sama sekali.     

"Aku mondar-mandir tak karuan seperti ini, hanya untuk menunggu kedatanganmu, Va. Ke mana kau pergi?"     

Joseph berpikir, ke mana Reva pergi? Apakah ke rumah Saga? Ataukah ke tempat yang lain, yang sama sekali tak ia tahu. Joseph pun mengepalkan kedua tangan. Ia geram, karena sang kekasih selalu saja berusaha untuk menghindar.     

Pria itu selalu melakukan apa saja untuk Reva. Namun, sampai sekarang cintanya tak kunjung berbalas juga. Bahkan, wanita itu sering kali mencampakkan dirinya.     

"Kau tak akan bisa pergi jauh dariku, Va. Ke mana pun kau pergi, akan kutemukan dirimu. Bahkan sampai ke ujung dunia sekali pun." Ambisi Joseph untuk bisa mendapatkan Reva seutuhnya makin menjadi-jadi. Pria itu ingin sekali menjadikan Reva sebagai istrinya.     

Sudah sekian lama, Joseph menunggu cinta Reva datang untuknya. Wanita itu selalu saja menganggapnya hanya sebagai teman biasa. Joseph tak mau, kalau hanya dianggap sebagai teman saja, ia ingin lebih dari hubungan pertemanan.     

Perjuangan cintanya tak akan menyerah sampai di sini. Apa pun yang terjadi, Joseph akan selalu berusaha untuk mendapatkan Reva ke dalam pelukannya. Lagi pula, ia sudah berhasil bercinta dengan Reva berkali-kali.     

Karena sikapnya yang over terhadap Reva, membuat wanita itu selalu saja menjauh dari sisinya. Namun, Joseph melakukan itu semua atas dasar cinta. Ia sangat mencintai Reva lebih dari dirinya sendiri. Ia begitu takut, kalau sang kekasih akan direbut oleh pria lain, termasuk Saga atau pria yang ditemuinya waktu di restoran lalu.     

Sudah cukup lama menunggu di depan rumah Reva tapi wanita itu juga tak kunjung muncul, membuat Joseph ingin kembali pulang saja ke rumah. Ia merasa kesal dan tak suka, kalau Reva selalu saja pergi tanpa izin seperti ini.     

"Keterlaluan kau, Va! Kau selalu mencoba untuk menguji kesabaranku ini. Aku adalah pria yang sangat mencintaimu dari dulu hingga sekarang, tapi kau masih saja tak pernah menganggapku ada."     

Bahkan, Joseph punya segalanya, harta, jabatan, serta martabat yang terhormat pun telah ia raih. Levelnya hampir sama dengan Saga. Namun, Reva tak kunjung juga memilihnya.     

"Padahal Saga sudah punya istri dan tak mungkin ia berpisah dengan Alisa. Tapi, Reva selalu saja berusaha untuk mendekat pada Saga."     

Akhirnya, Joseph pun berjalan menuju ke mobilnya. Ia ingin pulang dari sini. Bahkan kalau perlu, setelah pulang dari rumah Reva, ia langsung berkelana mencari keberadaan sang kekasih, entah itu di mana.     

Kini, ia sudah duduk di kursi kemudi. Joseph sudah menyalakan mesin mobilnya dan akan segera pergi dari rumah ini. Dengan perasaan hati yang kesal, harapan yang tak juga berbuah manis, membuat penderitaan Joseph terasa memilukan. Entah sampai kapan, ia bisa membuat Reva menjadi istrinya. Namun, satu hal yang pasti bahwa dirinya tak akan pernah menyerah begitu saja untuk memperjuangkan cinta sejatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.