Arrogant Husband

Berdoa Untuk Kesembuhan Pak Surya



Berdoa Untuk Kesembuhan Pak Surya

0Pukul dua siang, Saga kembali lagi ke rumah sakit untuk menjemput Alisa pulang. Ia khawatir dengan keadaan bayi perempuannya di rumah karena sudah ditinggal terlalu lama. Melihat kedatangan Saga kemari, membuat Bu Angel serta Alisa menatapnya.     

"Bu, aku akan mengantar Alisa pulang dulu ke rumah, ya. Setelah itu aku langsung ke sini untuk menemani ibu."     

Dengan pandangan lesu, seperti orang sakit, Bu Angel hanya mengangguk pelan. Saga dan Alisa tak tega melihat kondisi sang ibu yang seperti ini. Pak Surya pun masih belum sadarkan diri.     

Saga dan Alisa berpamitan pada Bu Angel. Mereka menciumi punggung tangan wanita itu dengan penuh hormat. Tanpa membuang waktu lagi, mereka berdua segera melangkah ke parkiran mobil.     

Di lorong rumah sakit, Alisa sama sekali tak tega untuk meninggalkan Bu Angel sendirian di sini. Namun, di rumah pun ada Lisa yang sedang menunggunya.     

"Sayang, aku sebenarnya tak tega kalau harus meninggalkan ibu sendirian di rumah sakit ini," ucap Alisa.     

"Sama, aku pun seperti itu juga. Tapi, aku akan ke sini lagi untuk menjaga ibu. Aku hanya mengantarmu pulang sebentar."     

Saga tengah membukakan pintu mobil untuk sang istri. Alisa pun segera masuk ke dalam. Pria itu sudah duduk manis di hadapan stir mobil. Saga mulai memacu kecepatannya dan perlahan meninggalkan area rumah sakit.     

***     

Tak sampai dua puluh menit, Saga sudah kembali lagi ke rumah sakit untuk menemani sang ibu di sini. Setelah mengantar Alisa pulang dan bertemu dengan si kecil sebentar, maka ia langsung ke sini.     

"Bu?" panggil Saga dan ia duduk di samping sang ibu.     

"Kau sudah datang rupanya, nak."     

"Iya bu. Aku langsung ke sini untuk menemani ibu dan ayah. Alisa mengerti kok dengan keadaan ini. Dia tak masalah kalau aku tinggal."     

Bu Angel mengangguk. Ia merasa beruntung mempunyai seorang menantu yang pengertian seperti Alisa, tak pernah banyak menuntut sesuatu. Anak dan ibu itu terlihat berdoa untuk kesembuhan Pak Surya.     

Di dalam sana, Pak Surya sedang berjuang untuk kesembuhannya. Semoga saja, pria paruh baya itu bisa segera sadar dari koma yang ia derita.     

Saga pun tak berani untuk bicara banyak, karena ia memikirkan kondisi sang ibu yang seperti ini. Bu Angel kurang mendapat asupan makan dan juga jarang minum air putih. Membuatnya menjadi lemah karena hampir seharian berada di rumah sakit dan tak istirahat.     

"Bu, jangan sedih terus seperti ini, ya. Aku tak tega melihat ibu jadi begini. Kita harus optimis, bahwa ayah akan segera bangun. Kemudian, bisa berkumpul lagi bersama dengan kita seperti sedia kala."     

"Iya, nak, semoga saja Tuhan mengabulkan segala doa-doa kita semua," ujar Bu Angel.     

Bu Angel meletakkan kepalanya di pundak sang anak. Saga akan menyediakan pundak ternyamannya untuk sang ibu. Ia juga mengelus-elus lengan Bu Angel untuk menguatkan.     

"Ayah adalah sosok pria yang kuat, bu. Ibu tau itu kan?" tanya Saga. "Aku yakin, ayah pasti akan segera sadar dari komanya. Kita harus selalu berada di sampingnya dan mendoakannya setiap saat."     

"Iya nak. Terima kasih banyak karena selalu menguatkan ibu. Kau dan Alisa adalah semangat untuk ibu."     

Bu Angel berharap bahwa sang suami akan segera sadar dari koma dan berkumpul bersama lagi seperti dulu. Ia berharap, semoga saja Pak Surya mau menerima Alisa sebagai menantu di keluarga mereka, karena wanita itu sangat baik untuk ikut berjaga di rumah sakit. Saga tak salah pilih istri. Meskipun Alisa hanya wanita biasa, tapi kebaikan hatinya sungguh luar biasa.     

Saga akan terus berada di samping sang ibu sampai kapan pun. Ia tak akan meninggalkan ibunya sendirian untuk menghadapi cobaan ini. Mereka bersama-sama akan melewati ini semua.     

Ia yakin, di balik semua musibah yang terjadi sekarang, pasti akan ada hikmahnya. Saga berharap, akan ada keajaiban setelah ini. Sang ayah bisa kembali sehat seperti dulu lagi dan berkumpul bersama dengannya. Hanya itu, permintaan Saga sekarang.     

'Ya Tuhan, semoga saja ayah lekas sadar dari komanya. Aku sama sekali tak tega, melihat kedua orang tuaku seperti ini. Ibu sangat terpuruk melihat kondisi ayah yang koma. Aku mohon, Tuhan, sadarkan ayahku.'     

Saga memohon pada Tuhan, agar ayahnya segera sadar. Begitupun juga dengan ibunya, yang makin hari makin terpuruk karena melihat kondisi Pak Surya yang belum muncul tanda-tanda akan segera sadar.     

"Ibu takut, kalau nanti ayahmu tiada."     

"Ibu, ayolah ... jangan bicara seperti itu. Ayah pasti sadar dan dia akan kembali lagi bersama dengan kita. Ayah tak akan mungkin tega untuk meninggalkan kita semua, bu."     

Bu Angel kembali menangis lagi. Air matanya tak dapat dibendung. Benar apa yang Saga katakan, bahwa sang suami tak akan mungkin meninggalkannya sendiri. Bu Angel dan Pak Surya sama-sama saling mencintai, jadi tak mungkin kalau pria itu meninggalkannya seorang diri.     

Saga pun memeluk tubuh sang ibu dengan erat. Ia berbisik ke telinga Bu Angel untuk berhenti menangis. Ia sama sekali tak tega melihat sang ibu dalam keadaan seperti ini. Hatinya ikut merasakan sakit, apabila ibunya menangis.     

Pria itu mulai menitikkan air mata. Bukan karena ia merasa lemah, tapi karena tak tega melihat sang ibu yang terus bersedih hati memikirkan kondisi Pak Surya di dalam ruangan ICU. Mereka semua hanya bisa berdoa pada Tuhan, agar mengabulkan semua permintaan.     

"Ibu harus kuat, Saga dan Alisa akan selalu di samping ibu."     

Mereka optimis dan selalu mendoakan yang terbaik. Saga pun perlahan menghapus air mata sang ibu. Bu Angel menatap lekat ke arah putra semata wayangnya itu. Kini, sang anak sudah tumbuh dewasa sekarang.     

"Ibu sangat bangga padamu, nak. Kau telah menjadi seorang pria yang baik, bertanggung jawab, dan pengertian pada keluarga dan juga istrimu. Ibu sangat bangga akan hal itu."     

"Ini tidak lepas dari asuhan ibu dan ayah yang terus membuatku tumbuh menjadi sosok yang dewasa."     

Bu Angel sudah merestui hubungannya bersama dengan Alisa. Betapa senang hatinya karena sudah direstui seperti ini. Saga berharap satu per satu kesedihan yang sedang melanda, perlahan-lahan mulai menghilang dari kehidupannya. Ia akan terus berdoa dan berdoa, meminta pada Yang Maha Kuasa untuk selalu diberi kekuatan.     

"Aku yakin, bu, Tuhan tak pernah menguji di luar batas kemampuan umatnya. Kita semua pasti mampu melewati masa-masa sulit yang terjadi sekarang. Ibu percaya kan?"     

"Iya, nak. Ibu percaya. Ibu bangga sekali denganmu." Sedikit demi sedikit, Bu Angel tampak tersenyum. Hatinya merasa sedikit tenang karena ucapan Saga yang begitu menyejukkan hati nan manis. Bu Angel merasa beruntung mempunyai anak lelaki seperti Saga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.