Arrogant Husband

Joseph Mencari Keberadaan Reva



Joseph Mencari Keberadaan Reva

0Bu Angel sedang menyuapi suaminya sarapan. Saat ini, Pak Surya tengah makan bersama dengan istri tercinta. Walaupun usia sudah tak lagi muda, tapi gairah cinta mereka tak kalah dari anak muda. Bu Angel menatap wajah sang suami dengan penuh cinta.     
0

"Ayah mau lagi?" tanya Bu Angel.     

"Iya, Bu. Ibu juga makan ya."     

"Iya, yah.     

Saat sedang menyuapi Pak Surya makan, tiba-tiba datanglah Saga ke ruangan ini. Mata mereka berdua sontak menatap kedatangan sang anak.     

Saga merasa senang, karena sang ayah sudah mau makan. Terlihat ibunya juga tengah berbahagia. Bersyukur sekali Saga bisa melihat kebahagiaan kedua orang tuanya seperti ini.     

"Ayah," sapa Saga.     

"Iya, Nak? Mau ke kantor?"     

"Sebentar lagi yah. Aku hanya ingin memastikan keadaan ayah saja di sini." Senyuman manis tersungging di bibir Saga. Pria itu senang melihat ayah dan ibunya seperti ini.     

Bu Angel tak ingin menanyakan tentang Alisa, karena pasti sang suami tak menginginkan keberadaan sang menantu. Ia merasa kasihan pada Alisa.     

'Pasti Alisa masih sedih di rumah dan tak mau ke sini lagi. Kasihan sekali dia.'     

Saga menggenggam tangan sang ayah yang masih terpasang infus. Ia pun mencium punggung tangannya dengan penuh hormat.     

"Saga berangkat ke kantor dulu, yah."     

Kemudian, Saga bergantian mencium tangan sang ibu dan berpamitan. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Saga langsung ke luar dari ruangan ini. Ia sudah lega, bisa melihat ayahnya seperti sedia kala.     

Setelah kepergian Saga dari sini, Bu Angel pun tampak ingin bicara sesuatu pada Pak Surya. Namun, wanita itu sepertinya enggan untuk berucap.     

"A–ayah, ibu mau bicara sama ayah."     

"Bicara saja, Bu. Apa yang mau ibu bicarakan sama ayah?"     

"Ini soal Alisa, yah. Tapi, dengarkan dulu. Jangan marah apalagi dipotong pembicaraannya ibu."     

"Hmm, baiklah. Ayah tak akan memotong pembicaraan ibu."     

Bu Angel meminta pada sang suami untuk bisa menerima Alisa dengan perlahan. Wanita itu sudah bersikap baik pada Pak Surya dan mau menunggunya selama koma. Bu Angel hanya ingin suaminya sadar atas apa yang telah dilakukannya pada Alisa.     

"Ibu mohon yah. Ayah jangan ketus seperti itu sama Alisa. Dia tak salah apa-apa. Justru dia sangat baik dan mau menunggu ayah di sini selagi koma. Dia juga khawatir sama keadaan ibu yang sakit mendadak."     

Namun, sepertinya bujuk rayu yang diucapkan oleh Bu Angel tak berguna sama sekali. Pak Surya masih tetap dengan pendiriannya sendiri untuk tak merestui Alisa sampai kapan pun. Pria itu masih tak terima punya menantu yang berasal dari kalangan orang miskin.     

"Ibu sudah selesai ngomongnya? Atau masih membela si Alisa itu? Iya?" Pak Surya terlihat sangat geram atas kelakuan sang istri.     

Ternyata, Bu Angel tak bisa mengubah keputusan sang suami. Pria itu begitu keras kepala dengan mempertahankan argumennya. Pak Surya masih belum bisa menerima kehadiran Alisa.     

"Ya sudahlah! Ibu kecewa sama ayah, sekaligus buang-buang energi ngomong sama ayah. Padahal ibu hanya berharap, ayah tuh tak seperti ini lagi.     

Bu Angel terlihat merajuk dan ingin ke luar sebentar dari ruangan ini. Melihat sang istri bersikap seperti itu, membuat Pak Surya tambah membenci Alisa. Karena wanita itu, sang istri jadi bersikap tak menghargainya.     

"Pasti Alisa sudah meracuni pikiran istriku! Awas saja dia. Setelah aku sembuh nanti, akan kuberi wanita itu pelajaran!"     

Rasa kebencian terhadap Alisa sepertinya sudah mendarah daging bagi Pak Surya. Pria itu sama sekali tak mau mendengarkan nasihat sang istri, yang menginginkan dirinya dan Alisa rukun. Tak semudah itu untuk mengambil hatinya.     

Bagi Pak Surya, Alisa tetap saja wanita miskin yang tak patut untuk masuk ke dalam lingkungan keluarganya. Ia merasa Saga telah salah memilih seorang istri. Harusnya yang selevel dengan mereka, misalnya Reva.     

Sampai saat ini, posisi Reva tak tergantikan bagi Pak Surya. Ia sangat ingin kalau suatu saat nanti, Saga bercerai dengan Alisa dan memilih hidup bersama Reva, wanita pilihannya.     

"Bagaimana aku memisahkan mereka berdua? Sedangkan Saga sangat mencintai wanita miskin itu! Dan, istriku pun jadi membela Alisa."     

Beberapa saat kemudian, Bu Angel masuk kembali ke dalam ruangan ini. Ia bertatapan dengan sang suami yang tengah menatapnya dingin.     

"Ayah masih tetap sama keputusan sendiri? Untuk tak memberi kesempatan pada Alisa?"     

"Tidak! Ayah tetap pada keputusan ayah sendiri."     

Bu Angel manyun dan tak suka dengan sikap suaminya yang seperti ini. Walaupun sudah dinasehati berkali-kali, tapi tetap saja pria itu tak menghiraukannya.     

"Ya sudah, terserah ayah."     

***     

Saga telah sampai di kantor dan ia langsung menuju ke ruangannya. Namun, langkahnya terhenti karena melihat seorang pria tengah berdiri di pintu. Pria itu menatapnya dengan intens.     

"Mau apa kau datang ke sini hah?!" Setiap kali melihat wajahnya, Saga selalu saja emosi. Baginya, orang ini tak penting sama sekali.     

"Jangan marah dulu seperti itu, Ga. Aku datang ke sini baik-baik."     

Saga membuang wajah untuk tak menatap wajah Joseph. Ia sama sekali tak ingin melihat kedatangannya kemari. Mau apa lagi, Joseph ke sini? Apakah hanya untuk mengusik kehidupannya?     

"Sebaiknya kau pergi dari sini! Aku sama sekali tak ingin melihat wajahmu itu, Jo!" bentak Saga yang tak suka melihatnya.     

"Aku hanya ingin bicara padamu sebentar saja, Ga. Tak lama." Joseph tersenyum licik ke arahnya. Ia ingin bicara sesuatu padanya.     

"Kau ingin mengatakan hal apa? Katakan saja dan jangan buang waktuku dengan percuma. Aku ingin masuk ke dalam ruangan kerjaku."     

Bagi Joseph, Saga sangat sombong dan arogan. Ia tak menyukai watak pria itu. Saga telah merebut wanita idamannya selama ini.     

"Di mana Reva kau sembunyikan?!" tanya Joseph tiba-tiba.     

Saga sangat terkejut dengan pertanyaan yang dilontakan oleh Joseph. Ia sama sekali tak tahu mengenai Reva. Ia sudah lama tak bertemu dengan wanita itu. Bahkan sekarang pun wanita itu tak membuat onar lagi di rumahnya.     

"Ya, mana aku tau! Aku tak pernah menyembunyikan Reva di mana pun. Aku pun tak menginginkan dia lagi."     

"Alah, omong kosong kau Saga! Bilang saja, cepat jujur!"     

Saga terpancing emosi dan langsung menarik kerah baju Joseph. Ia tak terima kalau dituduh menyembunyikan Reva.     

"Hei! Aku sudah bilang padamu, aku tak pernah menyembunyikan Reva! Kalau kau bertanya padaku, kau salah orang karena aku tak tahu keberadaannya."     

Saga langsung melepaskan kerah baju Joseph dengan kasar. Kemudian, mendorong tubuh pria itu dengan kuat agar menjauh dari kantornya. Joseph mengumpat kasar dan Saga pun masuk ke dalam ruangan kerjanya.     

Kalau bukan Saga, siapa lagi? "Apa jangan-jangan, pria itu yang menyembunyikan Reva?"     

Joseph teringat pada seorang pria yang waktu itu sedang makan bersama dengan Reva di sebuah restoran. Ia yakin, pasti pria itu, kalau bukan Saga pelakunya.     

"Aku harus mencari orang itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.