Arrogant Husband

Penyesalan Terdalam Reva Pada Alisa



Penyesalan Terdalam Reva Pada Alisa

0Agam terlihat masih menggenggam tangan Reva dengan erat. Mereka berdua sudah resmi berpacaran. Ia tak menyangka bisa mendapatkan wanita secantik Reva. Wanita yang kini berada di hadapannya.     
0

Ia berjanji, akan selalu melindungi Reva dari Joseph. Pria itu tak boleh menyentuh kekasihnya sedikit pun. Kalau pun nekat, maka Agam tak akan tinggal diam.     

Di sisi lain, Agam masih belum mengetahui bahwa Reva sudah pernah berhubungan intim dengan Joseph. Sang kekasih tak boleh mengetahui masalah ini. Bisa-bisa, Agam langsung menjauh dari sisinya. Reva akan menutupi masalah ini sebisa mungkin.     

'Agam tak boleh tahu, bahwa aku dan Joseph pernah bermain cinta. Aku takut, Agam akan sakit hati.'     

"Boleh aku memanggilmu sayang?" tanya Agam pada Reva.     

"Tentu saja boleh. Kan kita berdua sudah resmi pacaran." Senyuman manis tersungging di sudut bibir Reva. Wanita itu setuju untuk dipanggil sayang.     

"Terima kasih sayang."     

"Sama-sama sayang."     

Pria yang ada di depannya mampu menggetarkan relung hatinya. Maka dari itu, Reva lebih memilih untuk bersama dengan Agam daripada Joseph. Benar saja, Joseph telah lama menunggu dirinya dan rela melakukan apa pun. Namun, Reva sama sekali tak ada rasa apa-apa padanya.     

Bagi Reva, Joseph hanyalah teman biasa dan tak ada rasa spesial. Bersama dengan Agam yang baru dikenal, ia bisa merasakan sebuah kenyamanan, sama seperti dengan Saga dulu. Agam pun merupakan tipe pria yang penyayang terhadap wanita. Alhasil, itulah yang membuat Reva selalu terbayang-bayang pesonanya dari awal bertemu.     

Sebentar lagi, Agam akan segera kembali ke bar. Waktu istirahatnya sudah hampir habis sekarang. Ia pun berpamitan pada Reva.     

"Sayang, aku kembali bekerja dulu, ya. Sebentar lagi, waktu istirahatku akan habis."     

"Tapi, lukamu bagaimana? Apa tak diobati terlebih dahulu?"     

"Tidak usah. Nanti saja. Aku buru-buru."     

Agam melambaikan tangan dan berpesan pada Reva untuk tetap berada di rumah saja dan tak pergi ke mana-mana. Ia takut, kalau Joseph nekat dan mencari Reva sampai kemari.     

"Ingat pesanku ya. Jangan pergi ke mana-mana."     

"Iya sayang."     

Reva pun langsung menutup pintu. Wanita itu kembali lagi untuk menonton acara televisi. Sepeninggal Agam yang sedang bekerja, ia pun jadi geram dengan Joseph. Bisa-bisanya pria itu memukul Agam sampai seperti ini.     

Reva akan memberi Joseph pelajaran nantinya. Tidak untuk waktu sekarang, tetapi nanti kalau waktunya sudah tepat.     

***     

Joseph telah sampai di rumahnya sendiri. Ia tampak kesal bukan main karena bertemu dengam Agam. Pria itu tak tahu di mana keberadaan Reva sama sekali. Apakah itu hanya dusta belaka?     

"Dia pasti berbohong! Aku yakin, pasti dia tahu di mana Reva berada!"     

Joseph yang kesal pun, terlihat menghambur-hamburkan seisi kamarnya. Bantal, guling, seprai tempat tidur terlihat acak-acakan ke sana kemari. Pria itu juga tengah menghamburkan perabotan kaca yang ada di dalam kamar. Ia tak terima, kalau Agam berbohong.     

"Aku akan membalas dia nanti, lihat saja! Aku yakin, dia tahu soal Reva," ujar Joseph.     

Mungkin keesokan harinya, Joseph akan kembali lagi ke sana untuk bertemu dengan pria itu. Ia tak akan membiarkannya lolos sama sekali, sebelum memberitahukan di mana Reva berada. Siapa saja yang berani mendekati Reva, Joseph tak akan tinggal diam dan langsung memberi orang itu pelajaran.     

"Karena Reva hanya untukku seorang."     

Saat ini, ia masih terlihat emosi. Semua perabotan sudah tergeletak di atas lantai dan pecahan kaca berhamburan sana sini. Joseph sangat temperamen sekarang.     

Sangat geram, ketika orang yang kita cintai malah tak memberi respons apa-apa. Itulah yang dialaminya sekarang. Joseph mati-matian dan rela melakukan apa pun untuk Reva. Namun, wanita itu sama sekali tak menghargai hasil jerih payahnya. Malah, Reva pergi meninggalkannya sendiri. Beginikah yang dinamakan cinta?     

Apakah cinta Joseph hanya bertepuk sebelah tangan? Karena Reva tak pernah menganggapnya ada. Wanita itu pun selalu memanfaatkan dirinya.     

"Dan Reva, aku tak akan tinggal diam. Setelah aku menemukanmu nanti, aku bersumpah akan menikahimu dengan paksa! Kau mau atau tidak, kita tetap akan menikah."     

Begitulah janji Joseph. Pria itu terlihat tak main-main dengan ucapannya. Karena cinta, ia bisa jadi seperti ini. Inilah yang dinamakan dengan cinta buta, tak bisa melihat mana yang baik dan buruknya lagi.     

***     

Reva masuk ke dalam kamar dan ingin melihat-lihat isi lemari Agam. Ia ingin melihat koleksi baju pria itu. Rasa penasarannya pun makin menjadi. Perlahan-lahan, Reva mulai membuka lemarinya.     

Baju-baju tersusun dengan rapi di dalam lemari. Mata Reva yang melihat itu tampak kagum. Ternyata Agam juga suka dengan kerapian.     

"Tak salah memang aku memilihnya jadi seorang kekasih."     

Setelah melihat isinya sekilas, Reva pun langsung menutup lemari tersebut. Ia melangkahkan kakinya menuju ke atas ranjang. Wanita itu langsung merebahkan diri di atas tempat tidur.     

Nanti malam, Reva akan mengajak Agam untuk tidur bersamanya di dalam kamar ini. Pasti pria itu setuju dan tak akan malu-malu lagi, karena mereka berdua sudah menjalin hubungan asmara. Ia pun akan berdandan secantik mungkin malam ini.     

"Semoga saja, Agam mau tidur bersamaku di kamar ini. Dia pasti tak akan bisa menolak."     

Jatuh cinta memang membuat orang tersenyum-senyum sendiri jadinya. Itulah yang dilakukan oleh Reva sekarang. Wanita itu memikirkan Agam. Isi kepalanya hanya ada wajah sang kekasih.     

Reva mengaku bahwa tak salah memilih dalam mencari tambatan hati. Ia sadar, kalau harta dan kuasa bukan menjadi jaminan untuk sebuah kebahagiaan. Namun, kenyamananlah yang menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang merasakan bahagia.     

"Mungkin, inilah yang dirasakan oleh Saga. Dia tak pernah memandang Alisa dari harta, tapi melihatnya dari dalam isi hati. Aku paham sekarang."     

Reva mulai sekarang tak akan lagi mengganggu kebahagiaan Saga dan Alisa. Ia sudah merelakan pria itu bahagia bersama istrinya. Namun, Reva sangat merasa bersalah pada Alisa. Karena dirinya, wanita itu jadi mengalami keguguran dan kehilangan bayinya.     

Andai saja, ia tak memberi racun itu pada Joseph, mungkin kejadian ini tak akan pernah terjadi. Namun, nasi telah menjadi bubur. Hanya rasa penyesalan saja yang tersisa.     

"Ini semua salahku. Alisa mengalami keguguran, karena aku. Kalau aku minta maaf, apakah dia akan memaafkanku?" Reva merasa ragu, kalau Alisa mau memaafkannya. Pasti wanita itu tak sudi untuk memberi maaf atas apa yang telah ia lakukan.     

Reva sangat menyesal karena perlakuannya pada Alisa. Saga pun sangat marah padanya. Pria itu bahkan tak memberikan izin untuk ke rumah. Sangat susah sekarang berhubungan dengan Alisa maupun dengan Saga.     

"Tapi, aku harus bisa meminta maaf pada mereka berdua. Terlepas, mau atau tidak mereka memaafkanku, yang jelas aku akan meminta maaf."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.