Arrogant Husband

Akal Bulus



Akal Bulus

0"Ayah ingin pulang dari rumah sakit ini, bu" ucap Pak Surya yang merasa sudah tak betah berada di rumah sakit.     
0

"Jangan dulu, yah. Ayah harus sembuh total dulu baru kita pulang."     

Pak Surya terlihat cemberut karena sang istri tak memperbolehkannya pulang dari sini. Padahal dirinya sudah merasa bosan di sini terus.     

"Harus sampai kapan ayah berada di sini, bu?"     

"Ayah sabar aja. Pasti ayah bakalan pulang kok nanti sama ibu."     

Pria itu terdengar mengembuskan napas panjang. Akhirnya, Pak Surya menuruti ucapan sang istri. Bu Angel melakukan ini semua agar suaminya dirawat di sini dulu dan sembuh total.     

Bu Angel menawari Pak Surya untuk makan malam. Namun, gelengan kepala menjadi jawaban. Sang suami tak mau makan dan merasa tak lapar.     

"Dikit aja, ya, yah?"     

"Tak mau, bu. Ayah masih kenyang."     

Terdengar ketukan pintu dari luar. Kemudian, Saga pun muncul dari sana. Sang anak akhirnya datang kemari, membuat keduanya tersenyum.     

Saga duduk di sisi brankar. Ia tengah menatap orang tuanya secara bergantian.     

"Apa ayah sudah makan?" tanya Saga.     

"Ayahmu tak mau makan, nak. Katanya sudah kenyang. Kenyang dari mana coba? Dari tadi tak makan apa pun."     

"Yah, makan dulu ya, sedikit saja. Atau ayah mau makanan di luar? Biar Saga yang belikan."     

"Tak usah repot-repot, nak. Ayah memang masih belum merasa lapar. Nanti kalau sudah lapar, ayah pasti makan kok."     

Saga tak ingin memaksakan kehendak pada ayahnya. Pak Surya tak ingin makan apa-apa. Ia pun bertatapan dengan sang ibu yang hanya bisa membuang napas.     

"Saga, apakah kau akan bermalam di rumah sakit ini menjaga ayah?"     

Sejujurnya Saga tak ingin meninggalkan Alisa dan bayinya di rumah. Namun, saat mendengar ucapan sang ayah, membuat Saga jadi berubah pikiran.     

"Kalau ayah ingin aku bermalam di sini, maka baiklah. Aku akan tidur di sini menjaga ayah dan ibu."     

Bu Angel merasa sedikit keberatan dengan keinginan sang suami. Ia mencemaskan keadaan Alisa yang berada di rumah. Pasti wanita itu merasa kesepian karena tak ada Saga.     

"Tapi, bagaimana dengan Alisa di rumah nak? Dia pasti kesepian di rumah. Kau pasti ke sini hanya sebentar saja kan?"     

Pak Surya tampak tak suka dengan omongan istrinya itu. Niatnya menyuruh Saga bermalam di sini adalah untuk memisahkan sang anak dengan menantunya itu. Perlahan-lahan, Pak Surya akan membuat keduanya berpisah.     

"Bu, kenapa sih? Ayah tuh ingin kalau Saga malam ini di sini menemani ayah. Apa itu salah?" ketus Pak Surya. "Lagian juga, si Alisa pasti tak akan marah kok."     

Saga menenangkan keduanya. Pria itu terlihat sabar untuk bicara dengan ayah dan ibunya. Ia pun minta izin ke luar sebentar karena hendak menelepon Alisa di rumah.     

Melihat Saga yang sedang ke luar, Pak Surya tersenyum senang. Sedangkan, sang istri tampak tak suka. Bu Angel tahu, bahwa ini adalah salah satu trik untuk membuat Saga dan Alisa menjauh. Namun, Bu Angel tak akan membiarkan hal itu terjadi.     

"Ayah jahat!" ketus Bu Angel.     

"Jahat apanya?!"     

"Ibu tahu, niat ayah pasti ingin membuat Saga dan Alisa sama-sama jauhan. Iya kan?"     

"Ibu jangan sok tahu!"     

Di tengah perdebatan suami istri itu, Saga pun masuk kembali ke dalam. Bu Angel dan Pak Surya tampak berhenti berdebat karena tak mau kalau sang anak tahu.     

"Aku sudah bilang pada Alisa untuk bermalam di sini malam ini. Dan, dia setuju."     

Pak Surya tampak senang bukan main. Bu Angel terlihat geram sekali karena tingkah sang suami. Kali ini, pria itu yang menang.     

'Jangan sampai Alisa selalu menjadi prioritas Saga. Aku tak rela, kalau anakku selalu menjadikannya nomor satu dalam hidupnya. Masih ada aku dan ibunya, yang harus ia sayangi.'     

***     

Kini, malam ini Alisa tidur sendiri lagi di atas ranjang tanpa ada sang suami yang menemani. Saga telah berjanji padanya untuk ke rumah sakit sebentar saja. Namun, sekarang pria itu meminta izin untuk menginap di sana.     

"Apa ini karena permintaannya ayah?" Alisa berpikir, kalau Pak Surya lah yang membuat Saga seperti ini.     

Namun, tak mengapa. Itu hal yang wajar, apabila seorang ayah ingin dijaga oleh anaknya sendiri. Alisa tak ingin membahas masalah ini lagi. Terpenting, Saga sudah minta izin padanya untuk menginap semalam saja di rumah sakit.     

Kini, Alisa bangkit dari ranjang dan menuju ke keranjang bayi perempuannya. Lisa tengah tertidur pulas setelah meminum susu. Sebentar lagi, ia pun akan menyusul sang anak ke dalam mimpi.     

"Nak, malam ini ayah menginap di rumah sakit. Kita hanya berdua saja di sini. Tak apa-apa kan?" Alisa tersenyum ke arah bayi mungil itu.     

Terkadang, rasa kesepian itu muncul. Namun, Alisa mencoba memahami apa yang telah terjadi. Pak Surya masih dirawat dan masih perlu kasih sayang Bu Angel dan juga Saga.     

Setelah itu, Alisa melangkah kembali ke ranjangnya. Ia merasa kesepian malam ini karena tak ada Saga di sampingnya. Namun, pria itu tentu memprioritaskan kedua orang tuanya.     

Alisa mulai merebahkan diri di atas ranjang. Perlahan-lahan, kedua matanya mulai terpejam. Ia pun segera menyusul Lisa ke alam mimpi.     

***     

Sebelum tidur, Saga tengah memikirkan sang istri yang berada di rumah. Padahal ia sudah berjanji bahwa malam ini akan bersama dengan Alisa dan hanya sebentar saja menjenguk sang ayah di rumah sakit. Namun, apa boleh buat. Ketika sang ayah memintanya untuk menginap di sini, maka Saga tak enak untuk menolak.     

'Maafkan aku sayang. Semoga kau tak kecewa padaku.'     

Mata Saga menatap ke arah ayah dan ibunya yang sedang tertidur pulas. Sampai sekarang pun, ia masih belum tidur juga karena tengah memikirkan Alisa dan bayinya di rumah.     

"Aku takut, kau akan marah padaku sayang," ujar Saga yang cemas.     

"Tapi, aku yakin kau tak akan marah padaku."     

Alisa yang berhati baik dan lembut, tak mungkin marah akan hal ini. Lagi pula, ia sudah minta izin untuk menginap malam ini di sini lewat telepon. Sang istri langsung setuju.     

Saga tak ingin berpikiran yang negatif pada sang ayah. Melihat kondisi Pak Surya yang masih seperti ini, membuat Saga menjauhkan pikiran negatifnya itu.     

"Kau belum tidur juga, nak?" Bu Angel tiba-tiba terbangun dan melihat Saga yang masih terjaga.     

"Sebentar lagi, bu." Saga tersenyum kemudian.     

"Ibu tahu, kau pasti sedang memikirkan Alisa di rumah kan?" tanya Bu Angel.     

"Iya bu. Aku tengah memikirkannya."     

"Ibu berjanji, besok malam ayahmu tak akan seperti ini lagi. Ini semua semata-mata hanya ingin membuatmu jauh dari Alisa."     

"A–apa? Apa benar ayah seperti itu?" Saga merasa ragu dengan ucapan sang ibu.     

"Iya nak. Ini hanya akal bulus ayahmu saja!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.