Arrogant Husband

Joseph Menemukan Reva



Joseph Menemukan Reva

0"Bos kita datang," ujar salah satu dari mereka. Agam pun menatap lurus ke depan. Melihat siapa yang telah datang.     
0

Dengan keadaannya yang seperti ini, Agam masih penasaran siapa yang telah melakukan hal ini padanya. Terlihat sesosok pria tengah turun dari dalam mobil. Pria itu pun mendekat ke arahnya.     

Ia terkejut karena pria itu adalah orang yang menamparnya waktu itu. Dia adalah orang yang mengaku sebagai pacarnya Reva.     

"Jadi kau?" tanya Agam dengan sisa kekuatan yang ada.     

Joseph pun berjongkok di hadapan Agam. Ia merasa puas karena melihat pria itu berlumuran darah. Anak buahnya telah melakukan apa yang ia suruh.     

"Bagus. Kerja kalian semua memang bagus!" Joseph bertepuk tangan pada mereka semua. Sedangkan, Agam merasa sangat marah karena perlakuan Joseph.     

"Jo–Joseph ...." Agam menyeringai saat menyebut nama Joseph. "Pria yang tidak dianggap oleh Reva."     

Mendengar nama Reva disebut, membuat Joseph naik pitam. Ia pun mencengkeram kerah baju Agam yang sudah penuh darah.     

"Berani sekali kau menyebut nama Reva di hadapanku, hah?!"     

Agam tak bisa bangkit sama sekali, karena dirinya sudah tak berdaya lagi. Kekuatannya hampir tak bersisa. Napasnya pun mulai tersengal-sengal.     

"Aku bisa saja menghabisimu sekarang juga. Tapi, kalau kau bicara jujur Reva ada di mana, nyawamu akan selamat." Joseph mengancam pria itu. Ia tak boleh gagal untuk mengorek informasi tentang Reva.     

"Aku tak tahu keberadaan Reva di mana. Jadi, jangan suruh aku untuk menjawabnya!" Agam masih saja ngotot untuk melindungi sang kekasih. Ia tak akan pernah membocorkan di mana Reva berada.     

"Siapa nama pria ini?" tanya Joseph pada anak buahnya.     

"Agam," jawab salah satu dari mereka.     

"Ohh, jadi namamu Agam. Hmm, Gam, kau sepertinya telah bermain-main denganku. Aku tak mau dipermainkan seperti ini olehmu!"     

Joseph kembali menyuruh anak buahnya untuk menghabisi Agam. Sampai pria itu mau berkata di mana keberadaan Reva, maka ia akan berhenti.     

"Cepat katakan di mana Reva berada?!" Joseph sangat marah sekarang. Pertanyaannya sama sekali tak dijawab. Ia hanya ingin tahu di mana posisi Reva.     

"Kenapa kau bertanya padaku? Sedangkan, aku tak tahu di mana dia!"     

Agam masih saja tak mau membocorkan keberadaan Reva. Sehingga, membuat Joseph sangat marah. Pria itu akan mengancam untuk mencari Reva dengan tangannya sendiri.     

"Baiklah, kalau kau tetap ngotot untuk tak bicara. Aku akan mencarinya seorang diri. Tapi, kalau sampai aku berhasil menemukan Reva, maka akan kupastikan nyawanya tak tertolong lagi! Tak kan ada yang bisa memiliki Reva di antara kita. Aku ataupun kau, tak akan ada! Akan kulenyapkan Reva!" Joseph tertawa dengan lebar.     

Agam tak habis pikir dengan Joseph. Pria ini memang gila sampai berniat untuk menghabisi nyawa Reva. Jadi, harus bagaimana ia sekarang? Apakah tetap merahasiakan di mana Reva berada? Ataukah memberitahukannya sekarang juga?     

Joseph yakin, pasti Agam sudah terpancing dengan omongannya. Pria itu berpikir, antara berkata jujur atau tetap menutupi semua ini. Terlihat dari wajahnya yang bingung.     

"Ayo, jawab sekarang juga! Aku tak mau menunggu lama!" Joseph bangkit berdiri dari hadapan Agam.     

"Atau, aku akan menyuruh semua anak buahku untuk menyisir setiap rumah yang ada di kota ini. Silakan saja pilih!"     

Agam tak ingin membahayakan nyawa Reva, tapi di sisi lain, ia juga sudah berjanji untuk tak memberitahukan Reva di mana. Ia sangat bingung dengan situasi ini. Bisa-bisanya, Joseph memberikannya pilihan serumit ini.     

"Ayo, cepat katakann!" Joseph berteriak. Pria itu tak sabar lagi ingin tahu di mana Reva berada.     

"Ba–baiklah. Asal kau berjanji untuk tak menyakiti Reva. Maka aku akan menjawab dengan jujur semua pertanyaanmu," ucap Agam yang menyerah.     

"Baik. Aku setuju. Kau katakanlah terus terang dan aku tak akan menyakiti Reva."     

Joseph mengangguk-angguk. Akhirnya, Agam mau juga buka suara. Sebentar lagi, ia akan mendapatkan Reva kembali ke dalam pelukannya. Joseph tak akan membiarkan Reva pergi lagi dari sisinya.     

"Dia ada di rumahku sekarang."     

Agam terpaksa memberitahukan hal ini pada Joseph. Itu semua ia lakukan, agar pria itu tak nekat untuk menyakiti Reva. Tak ada pilihan lain lagi, karena Joseph seorang pria yang nekat melakukan apa pun.     

Agam pun memberitahukan alamatnya pada Joseph. Tak berselang lama, Joseph menyuruh anak buahnya untuk memastikan, apakah alamat itu benar atau tidak. Pria itu menyuruh untuk mengecek langsung ke sana.     

"Bagus. Kau sudah menjawabnya dengan jujur!"     

Kemudian, Joseph segera meninju wajah Agam dengan keras hingga pria itu tak sadarkan diri. Ia hari ini merasa puas karena berhasil mendapatkan posisi Reva.     

***     

"Agam! Itu pasti dia." Reva merasa kegirangan karena ada yang mengetuk pintu dari luar. Ia yakin, kalau itu adalah Agam. Dirinya pun segera bangkit dari kursi.     

Namun, alangkah terkejutnya sesaat setelah membuka pintu. Ia melihat kedatangan Joseph kemari. Pria itu tersenyum licik ke arahnya. Reva tak bisa melangkah ke mana-mana lagi.     

"Jo?"     

"Kau sangat nakal sayang. Berkali-kali kau menghindar dariku dan kau tak kapok juga karena sudah kuberi pelajaran!"     

Joseph pun akhirnya masuk ke dalam rumah ini. Pria itu mengedarkan pandangan. Menatap ke sekitar rumah Agam yang menurutnya terlihat kecil dan kumuh.     

"Untuk apa kau tinggal di tempat kecil seperti ini sayang? Tempat ini tak layak untukmu. Lebih baik kau ikut bersamaku," ujar Joseph.     

"Aku tidak akan pernah ikut bersamamu lagi, Jo! Aku akan tetap tinggal di sini bersama dengan Agam sampai kapan pun!" Reva berteriak dengan nyaring.     

Reva pun langsung mencari di mana keberadaan Agam. Pria itu tak tampak batang hidungnya. Apakah telah terjadi sesuatu pada sang kekasih?     

"Di mana Agam hah? Di mana dia? Apa yang kau lakukan padanya?"     

Joseph tak mau menjawab semua pertanyaan Reva. Itu sama sekali tak berguna baginya. Saat ini, Agam telah ia sembunyikan ke suatu tempat.     

"Memang siapa dia? Jadi, kau begitu peduli pada pria itu?" tanya Joseph lagi.     

"Dia adalah kekasihku sekarang! Aku dan dia sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Lebih baik kau pergi dari hidupku sekarang juga!"     

Joseph terkejut mendengar ucapan Reva. Jadi, mereka berdua telah resmi menjalin hubungan asmara. Pria itu tak terima sama sekali. Kenapa harus Agam yang berpacaran dengan Reva?     

"Kenapa kau memilih dia hah?! Apa kurangnya aku untukmu, Va? Aku melakukan semuanya untukmu. Dari dulu sampai sekarang, aku masih sangat mencintaimu. Kurang apa hah?!" Joseph memegang kedua pundak Reva dengan keras, hingga wanita itu mengaduh sakit. Joseph tak terima sama sekali kenyataan pahit ini. Begitu sakit dan terasa menusuknya sangat dalam. Bisa-bisanya Reva melakukan hal seperti ini.     

'Awas saja kalian! Aku tak akan tinggal diam!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.