Arrogant Husband

Sentuhan yang Memabukkan



Sentuhan yang Memabukkan

0"Sayang, bolehkah aku berada di atas? Aku sedang ingin."     
0

Saga pun dengan cepat berganti posisi. Ia berada di bawah, sedangkan sang istri berada di atas. Mereka masih melakukan pemanasan. Si junior masih belum juga tegak berdiri.     

Alisa sudah berada di atas dan menindih tubuh kekar milik sang suami. Kedua tangannya tengah meraba-raba bagian perut sixpack Saga. Pria itu merasa nyaman dengan setiap sentuhan yang diberi Alisa. Wajah wanita itu kemudian lebih dekat pada Saga. Mereka pun saling berciuman.     

Beberapa saat kemudian, sang junior mulai menegang di bawah. Lama-kelamaan juga tambah mengeras. Tanpa membuang waktu lagi, Saga akan memasukkannya ke dalam sana.     

Saga mulai menuntun juniornya agar masuk ke dalam sana. Perlahan-lahan ia masukkan ke dalam lubang kenikmatan. Kedua tangannya memegangi bagian bokong sang istri. Kemudian, mereka saling bergoyang.     

Juniornya sudah masuk ke dalam sana, membuat Alisa merasa keenakan. Saga pun tak kalah merasa nikmat. Suami istri itu sudah melakukan hubungan badan. Saga terus memegangi bokong Alisa dengan erat sambil bergoyang.     

Terdengar suara desahan yang ke luar dari mulut Alisa. Ia merasa keenakan karena berada di posisi atas. Junior pun makin lama bergerak semakin cepat di dalam sana.     

Wajah Alisa sudah tak karuan. Terlihat masam, tapi menikmati setiap permainan ini. Saga pun merasa sangat nyaman. Dua sejoli itu terus bermain.     

"Ahhh," desah Alisa.     

Mendengar suara desahan sang istri, membuat Saga makin bersemangat lagi untuk menggempurnya. Ia sama sekali tak ingin melewatkan momen ini. Momen yang penuh romantis bersama dengan sang istri.     

Mereka berdua cukup lama bermain cinta. Baik Saga dan Alisa, tak ingin hanya sebentar saja. Di tengah kesibukannya tadi, Saga merasa cukup baikan sekarang. Ia bahkan tak memikirkan masalah Joseph lagi.     

'Memang hanya Alisa saja yang mampu membuatku nyaman seperti ini.'     

***     

Setelah berkali-kali mereka bercinta, Saga dan Alisa pun menyudahi permainan mereka. Keduanya sama-sama kelelahan dan terlihat berbaring di atas tempat tidur. Mereka berdua masih tak berpakaian sama sekali, dalam keadaan tubuh yang masih polos.     

Saga pun melingkarkan sebelah tangannya ke bagian pinggul sang istri. Ia masih ingin bermanja-manja. Alisa paham dan langsung menatap wajahnya.     

"Terima kasih sayang, karena kau telah melayaniku dengan baik," ucap Saga. Rasa penatnya jadi hilang seketika.     

"Sama-sama sayang. Memang itu adalah kewajiban sebagai istri untuk melayani suaminya."     

Saga tak pernah merasa bosan ketika melihat senyuman sang istri. Ia ingin terus melihatnya seperti ini. Senyuman Alisa bagai candu yang membuatnya terus ketagihan.     

"Aku tak pernah bosan melihat senyumanmu yang seperti ini."     

"Kau ini bisa saja. Selalu membuatku merasa geer sendiri."     

"Itu fakta sayang." Saga pun membawa Alisa ke dalam pelukannya. Suami istri itu saling berpelukan di atas ranjang.     

Kemudian, Alisa melamun tiba-tiba. Ia berharap, agar segera hamil lagi dan membuat suaminya merasa senang. Kali ini, ia akan lebih berhati-hati lagi kalau diberikan amanah dari Tuhan. Saga sudah banyak memberikan rasa kebahagiaan padanya, tapi Alisa masih merasa bahwa dirinya masih belum bisa memberikan yang terbaik untuk pria itu.     

"Sayang?" panggil Alisa sambil mencolek bagian perut Saga.     

"Kenapa, ada apa sayang?"     

"Apakah pernah terlintas di dalam pikiranmu untuk berpaling dariku?" tanya Alisa.     

Saga pun langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Alisa. Ia menatap sang istri dengan intens. Kemudian, Saga pun menjawab dengan tegas.     

"Aku tidak akan pernah berpaling darimu. Walaupun di luar sana banyak yang lebih cantik, tapi aku akan selalu memilihmu. Kenapa? Karena kau yang berhasil mengubah sifat aroganku menjadi lebih baik sekarang."     

Mendengar kata-kata dari sang suami, membuat Alisa merasa sangat bahagia. Ia merasa bahwa ucapan dari Saga itu tulus dari dalam hati. Alisa percaya dengan ucapan itu.     

"Kenapa kau jadi tersipu malu seperti itu? Bahkan pipimu memerah." Saga menggoda istrinya.     

"Benarkah pipiku jadi merah?"     

"Iya sayang. Mana pernah aku bohong?"     

Alisa langsung bangkit dari ranjang dan ingin melihat pipinya yang memerah. Ia berlari ke arah cermin.     

"Kau bohong!"     

Saga tertawa melihat ekspresi Alisa. Ia pun langsung bangkit dari ranjang dan menghampiri sang istri.     

"Kau bohong! Mana ada pipiku memerah?"     

"Tadi ada sayang. Merahnya cuma sekejap saja." Saga langsung memeluk tubuh Alisa dari belakang. Betapa nyamannya saat mendekap tubuh sang istri.     

Buah dada pun masih terjuntai indah di depan matanya. Alisa menatap ke arah Saga. Pria itu bahkan ingin 'main' lagi.     

Saga mendekatkan wajahnya ke bagian dada Alisa. Ia ingin menghisap sesuatu yang sensitif di sana. Terdapat bagian kecil dan ia pun langsung menghisapnya. Membuat Alisa langsung meremas-remas rambutnya berkali-kali.     

Alisa tak kuasa merasakan sensasi ini. Ia mendorong kepala Saga agar lebih memberikan sensasi yang begitu luar biasa. Pria itu masih menghisap bagian sensitif di dadanya.     

Kemudian, Saga berhenti sejenak dan memandang ke arah wajah Alisa. Sang istri begitu terlena karena perlakuannya. Pria itu kemudian menyudahi permainannya dan akan mengajak Alisa main bersama. Dengan senang hati, sang istri pun menyetujuinya.     

***     

Alisa sudah selesai mandi lebih dulu karena takut meninggalkan anaknya sendirian. Sedangkan, Saga masih berada di dalam kamar mandi. Pria itu lumayan lama berada di sana.     

Wanita itu langsung menuju ke dalam lemari untuk mencari baju. Ia ingin memakai sebuah dress mini yang cantik. Dress mini yang terkesan seksi, akan membuatnya semakin terlihat anggun di mata Saga. Ia memilih warna hitam, karena merupakan warna favorit sang suami.     

Alisa lekas mengenakan dress itu. Dress mini tersebut telah melekat di tubuhnya yang sintal, tapi terkesan seksi. Alisa sangat menyukai pemberian dari Saga ini.     

Tak lama kemudian, muncullah Saga dari dalam kamar mandi. Pria itu mengenakan handuk di tubuh, serta rambut yang basah. Ia merasa takjub dengan penampilan sang istri.     

"Sayang, jangan menggoda aku untuk bercinta lagi," ucap Saga.     

"Siapa yang menggodamu sayang? Aku hanya ingin mengenakan pakaian ini saja."     

Saga pun langsung mendekat padanya. Pria itu kemudian memeluk tubuhnya.     

"Sayang, jangan pernah tinggalkan aku, ya," ujar Saga kemudian." Aku sangat takut kehilanganmu."     

"Aku tak akan pernah meninggalkanmu sayang, aku janji."     

Kemudian, dengan sedikit berjinjit, Alisa mencium pipi Saga dengan mesra. Wanita itu telah berhasil membuat debaran di jantungnya kian meronta-ronta. Alisa membuatnya tercengang luar biasa.     

"Kau menciumku sayang?" Saga tak percaya dengan yang barusan Alisa lakukan.     

"Iya, aku menciummu sayang. Memangnya kenapa? Salahkah?"     

"Tentu saja tidak. Aku hanya sedikit terkejut saja."     

Mereka pun sama-sama berpelukan satu sama lain. Cinta Saga tak akan luntur untuk Alisa, begitu pun sebaliknya. Dua sejoli itu telah berjanji untuk setia sehidup semati dan tak akan ke lain hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.