Arrogant Husband

Wanita Itu Mantannya



Wanita Itu Mantannya

0Alisa membawa barang belanjaannya ke kamar, tanpa menghiraukan Saga sedikit pun. Membuat sang suami jadi heran sendiri. Jawaban dari Alisa, tak membuat Saga puas sejak di restoran tadi.     
0

Ia tetap mengekor di belakang Alisa. Wanita itu menjajaki anak tangga satu per satu, tanpa menoleh ke belakangnya. Biasanya Alisa tetap diam seperti ini, tapi entah kenapa Saga merasakan ada sesuatu yang berbeda. Diamnya Alisa saat ini, merupakan hal yang tidak mengenakkan baginya.     

'Apakah Alisa cemburu saat di restoran tadi?'     

Saga berhenti di anak tangga yang ke sekian. Pria itu langsung geleng-geleng kepala, karena tak mungkin Alisa cemburu. Wanita itu masih belum menyukainya sampai saat ini. Jadi, Saga tak mau ge'er sendiri.     

'Tak mungkin Alisa cemburu!'     

Alisa terus berjalan di atas tangga, hingga wanita itu sudah lebih dulu sampai di kamar. Saga tinggal beberapa langkah lagi, akan sampai.     

Saat di kamar, Alisa meletakkan barang belanjaannya di atas meja rias. Sedari tadi, ia hanya diam saja tanpa ingin berbicara dengan Saga.     

"Apa aku cemburu dengannya?" Alisa bercermin di sebuah kaca rias yang besar sambil memegangi dadanya sendiri.     

Tak lama kemudian, muncullah Saga dari balik pintu. Pria itu segera menghampiri dirinya. Sedangkan, Alisa berusaha menutupi rasa cemburunya dan bersikap sewajarnya, seperti biasa.     

Dagu Saga langsung bergelayut manja di pundak kiri sang istri. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang tak beres dari Alisa. Tangannya pun kini terjulur untuk meraih bagian perut ramping Alisa.     

"Kenapa?" bisik pria itu pelan. Embusan napasnya begitu terasa lembut di telinga sang istri. Alisa langsung menoleh ke arah kiri.     

"Apanya?"     

"Kau ...."     

"Aku?"     

"Kau cemburu?" tanya Saga. Pria itu menghadap ke depan cermin untuk bisa melihat ekspresi sang istri. Tanpa Alisa sadari, Saga melihat wajah gugupnya dari cermin.     

"A–aku cemburu? Tidak! Kau pasti salah paham." Alisa langsung menurunkan tangan Saga dari perutnya. Ia kemudian menuju ke atas ranjang. Saga menyunggingkan senyum lebarnya.     

Kini, wanitanya sudah duduk manis di atas ranjang tapi dengan ekspresi sedikit murung. Saga pun menyusul Alisa.     

"Kau tetap yang terindah ...."     

Cup!     

Satu kecupan mendarat mulus di bibir manis Alisa. Saga telah berhasil mengecup bibir sang istri dengan singkat. Entah kenapa, Alisa merasa sedikit lebih baik dari pada tadi, tapi tak ingin ia tunjukkan secara terang-terangan di depan Saga.     

Mata mereka saling bertatapan dalam waktu yang lama. Saga membenarkan anak rambut Alisa yang sedikit mengganggu.     

"Wanita tadi bukan siapa-siapa untukku. Percayalah," ujar Saga.     

Rasanya Alisa ingin meminta penjelasan lebih lanjut lagi dari Saga. Namun, ia urungkan. Rasa penasarannya makin ke sini, semakin besar.     

Saga memegang kedua tangan sang istri dan kemudian menciuminya. Pria itu lalu meletakkan kepala Alisa di dada miringnya. Mengusap puncak kepala sang istri dengan lembut.     

'Aku baru tau sekarang. Kau cemburu dan mulai menyukaiku.'     

Saga memegang dagu Alisa dan menatap bibirnya. Tanpa berpikir lebih lama, segera ia kulum bibir sang istri. Ia dorong kepala Alisa, agar ciumannya lebih dalam lagi. Kemudian, kedua tangannya bergerak lihai menuju ke arah bukit kembar yang besar itu.     

Ia meremas-remasnya dengan bergairah. Telapak tangan Saga terasa penuh saat meremas buah dada sang istri. Kini, hasratnya sudah tak tahan lagi dan berada di ujung.     

Segera ia buka gaun mini yang Alisa kenakan. Ia ingin berhubungan intim lagi dengan sang istri. Rasanya tak pernah bosan, kalau bersama dengan Alisa.     

"Kita akan melakukannya lagi." Saga membuang gaun itu ke sembarang arah. Kemudian, mulai membuka bra milik Alisa yang kini hanya menonjolkan dua gunung yang besar. Pria itu juga tengah membuka kemejanya sendiri dan juga celana panjangnya. Tak lupa juga melepaskan celana dalam masing-masing. Tentu saja, Alisa tak bisa menolak keinginan suaminya ketika ingin.     

Saga mulai menjilat dan menghisapnya dengan penuh gairah. Membuat Alisa menggelinjang di atas tempat tidur. Tanpa sadar, Alisa mulai meremas-remas rambut Saga dan mendorong kepalanya agar jilatan itu semakin nyaman rasanya.     

Kini, pria itu mulai merasakan sesuatu yang mulai bangun di bawah sana. Si junior ternyata telah tengak berdiri karena pemanasan ini. Ia pun mulai memasukkan junior ke dalam tempat yang seharusnya dengan perlahan. Dengan gerakan maju mundur yang masih teratur.     

Alisa memegang kedua lengan kekar milik Saga dan meremasnya. Ia merasakan sakit sekaligus keenakan. Saga menciumi leher jenjang sang istri dan lagi-lagi memberikan tanda merah di sana. Anggap sebagai stempel kepemilikan.     

Saga menggoyangkan pinggulnya, makin lama makin cepat hingga menyemburkan lahar panas berkali-kali dalam rongga dalam Alisa. Wanita itu tentu saja keenakan dan mengeluarkan suara-suara yang indah di gendang telinga sang suami.     

"Alisa. You are mine! Forever ...."     

***     

Mereka sama-sama berkeringat sehabis melakukan hubungan intim. Bongkahan besar di dada Alisa naik turun, membuat Saga makin terpesona. Keduanya sama-sama lelah, tapi merasakan kenikmatan yang luar biasa.     

Untuk pertama kalinya, Alisa tersenyum puas kepada Saga. Membuat pria itu terdiam sesaat, mengagumi senyuman sang istri yang membuat hatinya berbunga-bunga.     

"Alisa."     

"Ya?"     

"Kau merasa puas?" tanya Saga. Alisa hanya mengangguk pelan. Ia pun menciumi leher jenjang Alisa lagi dan menghirup aroma tubuhnya yang begitu wangi.     

"Hanya kau wanita satu-satunya dalam hatiku. Okay?" Ucapan dari Saga membuat hati Alisa menjadi tenang. "Tidak ada wanita yang lain. Cukup kau saja seorang. Aku menikah denganmu karena cinta."     

Saga melihat pipi sang istri yang merah merona. Ia pun segera mengecup pipi Alisa dengan singkat.     

"Hmm, aku boleh bertanya?"     

"Silakan saja bertanya, istriku yang cantik." Saga menunggu Alisa mengeluarkan kalimat. Entah apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu.     

"Wanita yang di restoran tadi ... siapa?" Akhirnya, kalimat seperti inilah yang keluar dari mulut Alisa. Sebab, ia sudah tak tahan lagi untuk bertanya lebih lanjut. Saga memandang dalam ke arah matanya.     

"Kau yakin ingin tahu?"     

Alisa mengangguk dengan cepat, karena ia ingin tahu siapa wanita itu. Dan, langsung main cium Saga waktu di restoran tadi.     

"Dia mantan kekasihku."     

Deg!     

Hati Alisa sedikit sakit. Entah kenapa hari ini, ia jadi begini.     

"Entah kenapa dia ada di sini sekarang, aku pun tak tahu. Aku yang memutuskan hubungan dengannya karena tak tahan dengan tingkahnya yang menyebalkan. Hingga, dia pun kembali ke Amerika beberapa saat." Saga menjelaskan perihal kehadiran wanita tadi.     

Pria itu lekas menautkan jari jemarinya dengan Alisa dan menciumi tangan sang istri bertubi-tubi. "Tapi, tetap saja hati, pikiran, dan tubuhku hanya milikmu Alisa." Saga dengan cepat mencuri lagi satu ciuman dari bibir Alisa.     

------     

Hai, para readers. Hari ini aku update 2 bab nih, hehehe. Semoga kalian suka, ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.