Arrogant Husband

Alisa Cemburu



Alisa Cemburu

0Tempat ternyaman bagi Saga sekarang adalah di sisi sang istri. Kini, mereka berdua sedang rebahan di atas ranjang. Kepala Alisa berada tepat di bawah ketiak Saga. Pria itu menjulurkan tangan untuk membelai lembut puncak rambut sang istri tercinta.     
0

"Sayang?" panggil Saga pada istrinya. Alisa mendongak kemudian.     

"Iya, kenapa?"     

"Apa kau mau berbulan madu ke luar negeri?" Alisa langsung terduduk di samping Saga.     

"Benarkah? Ke mana?"     

"Terserah kau saja."     

Alisa tampak memikirkan ke mana tujuan mereka akan berbulan madu. Wanita itu sampai menunjuk-nunjukkan jari telunjuknya ke bibir. Betapa ia memikirkan hal ini.     

"Aku bingung ...," lirih Alisa. Sang istri bingung ke mana tujuan mereka akan berbulan madu. Maklum saja, Alisa adalah wanita dari kalangan orang biasa-biasa saja.     

"Baiklah kalau begitu, serahkan padaku saja. Biar suamimu ini yang mengurusnya. Oke?"     

Besok Saga akan mengajak Alisa untuk pergi bersamanya membuat paspor dan mengurus visa keberangkatan mereka. Ia ingin bulan madu secepatnya dan pergi ke berbagai negara.     

Sudah lama, Saga tak berlibur. Jadi, bersama sang istri ia akan menyenangkan diri sambil bulan madu.     

Ia menciumi sang istri bertubi-tubi. Menyalurkan rasa sayang dan cintanya pada Alisa. Hanya wanita itu yang bisa membuatnya mau melakukan apa saja. Cinta Saga untuk Alisa tak main-main.     

Bagi Saga, Alisa adalah sosok wanita yang sempurna di matanya. Biar bagaimanapun kedua orang tuanya tak suka, tetap Saga akan terus memperjuangkan rumah tangga ini. Lambat laun, waktu akan berpihak pada mereka.     

"Terima kasih, ya ...." Alisa berucap sambil memandang ke wajah Saga. Pria itu bertanya, untuk apa ucapan terima kasih sang istri.     

"Untuk apa sayang?"     

"Karena kau sudah mengajakku untuk bulan madu seperti ini. Aku merasa senang."     

"Semua aku lakukan untukmu, sayang." Saga mencubit hidung Alisa dengan gemas. Menimbulkan warna merah di kulit Alisa yang putih mulus. Wanita itu sama sekali tak marah atau merasa sakit.     

"Saga, aku boleh bertanya sesuatu?"     

Mendadak suasana menjadi agak kikuk. Alisa jadi tak enak untuk menanyakan hal ini pada sang suami. Namun, inilah yang menjadi ketakutannya sekarang.     

"Tentu saja boleh. Katakan saja sayang."     

"Kalau kedua orang tuamu tak pernah setuju dengan pernikahan kita. Apakah cepat atau lambat, kau akan mematuhi ucapan mereka dan menceraikanku?"     

"Hustt!" Saga menempelkan telunjuknya ke bibir sang istri. "Jangan berkata demikian. Jangan mengucapkan hal itu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Alisa." Saga mendekap erat tubuh sang istri. Ia tahu sekarang bahwa Alisa memikirkan hal ini hampir setiap hari. Karena mereka berdua masih belum mendapatkan restu dari Pak Surya dan Bu Angel.     

"Sejak awal aku bertemu denganmu, aku selalu ingin berada di sisimu. Makanya, hampir setiap hari aku selalu memantaumu dari jauh dari toko bunga, tempatmu bekerja dulu. Jadi, bagaimana aku bisa pergi jauh meninggalkanmu sayang?" Saga mengelus pelan rambut Alisa.     

"Aku hanya takut saja. Kalau kau meninggalkanku nanti." Mata Alisa berkaca-kaca. Wanita itu ingin menangis, tapi ia tahan. Sedangkan Saga selalu mendekapnya seperti ini.     

Alisa tahu, bahwa ia kalah cantik dan penampilan ketimbang Reva. Ia hanya berpakaian biasa-biasa saja. Sedangkan, mantannya Saga itu sangat berpenampilan modis dan elegan setiap saat. Dirinya takut, kalau sewaktu-waktu Saga akan berpaling darinya.     

Saga bisa melihat raut wajah sang istri yang ketakutan. Ia bisa menerka pikiran Alisa sekarang.     

"Ketahuilah sayang ... aku hanya mencintaimu saja. Kau adalah masa depanku. Sedangkan, Reva hanya masa lalu. Jelas aku lebih memilihmu ketimbang dirinya. Masalah orang tuaku, biar saja itu masalah mereka, bukan masalah kita. Yang jelas, aku dan kau selalu bersama." Saga selalu mengucapkan kata-kata yang manis untuk membuat hati Alisa menjadi tenang dan tak terlalu kepikiran hal ini. Namun, yang ia katakan bukan hanya kata-kata manis saja, melainkan ketulusan dari hati. Dirinya tak pernah memandang status sosial seseorang, karena memang sejak dulu ia sangat mencintai Alisa dan ingin memilikinya.     

Tok! Tok!     

Tiba-tiba terdengar ketukan dari luar. Saga lekas melepaskan pelukannya dari sang istri. Ia lalu menuju ke pintu kamar dan membukanya. Terlihat anak buahnya yang sedang kemari.     

"Ada apa?" tanya Saga.     

"Di depan rumah ada Nona Reva sedang mencari Anda."     

Saga langsung memijit kepalanya. Kenapa lagi wanita itu datang kemari. Kemudian, Alisa sudah ada dan berdiri di samping Saga. Ia mendengar pembicaraan mereka berdua.     

"Ada Reva?" tanya Alisa.     

"Iya, Nyonya."     

Saga memerintahkan dirinya untuk tetap berada di dalam kamar saja. Sedangkan, pria itu akan ke bawah untuk menemui Reva sebentar. Alisa mengangguk, walaupun hatinya tak menginginkan.     

"Percaya padaku sayang. Aku tak akan macam-macam di belakangmu." Saga mencium kening Alisa singkat sebelum pergi ke bawah.     

Sang suami kini sudah pergi bersama dengan anak buahnya menuju ke bawah. Sedangkan, dirinya menetap saja di dalam kamar seorang diri. Entah ada keperluan apa Reva datang kemari.     

Sedangkan di bawah, Saga sudah bertemu dengan Reva di ruang tamu. Wanita itu terlihat anggun dengan gaun mini yang dikenakan. Reva menepuk-nepuk sofa, menyuruh Saga untuk duduk di sampingnya.     

"Kenapa datang kemari?" tanya Saga dingin. Ia memalingkan wajahnya dari Reva.     

"Jangan dingin seperti itu Saga. Aku datang kemari hanya ingin menemuimu saja sebentar."     

"Cih!" Saga mencebik. Ia tak suka dengan kedatangan Reva kemari. Entah apa yang wanita ini ingin lakukan.     

Saga masih berdiri, berada lumayan jauh dari tempat duduk Reva. Mata wanita itu terus memandanginya tanpa henti. Namun, Saga tak peduli sama sekali.     

Karena merasa tak dihiraukan sama sekali oleh Saga, Reva pun akhirnya bangkit dari tempat duduk. Ia menghampiri Saga yang tengah berdiri di samping. Kini, mereka berdua berdiri bersisian.     

"Aku mencintaimu Saga, cintaku sama seperti dulu." Reva mencoba meraih tangan Saga dan akan menggenggamnya. Namun, pria itu menepisnya.     

"Rasa cintaku untukmu sudah lama hilang, Va. Tak puas kah kau bermain laki-laki di belakangku dulu dan bertingkah seperti kekanakan?" Saga menghela napas panjang. "Aku pikir, kau akan selamanya berada di luar negeri, tapi ternyata tidak."     

Mendengar itu semua, membuat Reva ingin menangis. Ia pun berangsur-angsur memeluk Saga dari samping. Pria itu hanya merasakannya saja.     

"Maafkan aku, Ga. Maafkan aku." Reva makin mengeratkan pelukannya.     

Tanpa mereka sadari, ada Alisa yang tiba-tiba ikut menyusul turun ke bawah. Ia tak menyangka dengan pemandangan yang ada di depan matanya sekarang.     

"Saga!" Suara Alisa meninggi saat melihat suaminya berpelukan seperti ini dengan sang mantan. Saga terkejut bukan main, sedangkan Reva tersenyum penuh kemenangan.     

"Alisaa ...." Saga geleng-geleng kepala dan melepaskan rangkulan Reva dari dirinya.     

-----     

Bersambung ....     

Yuhuuuu, Alisa cemburu sama Reva. Ntar mau kubikin panas lagi wkwkwk     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.