Arrogant Husband

Pencarian Alisa



Pencarian Alisa

0Pencarian Saga masih berlanjut. Ia pun tak tahu harus mencari ke mana lagi keberadaan wanita itu, yang jelas ini membuatnya jadi gila. Mencari Alisa sudah ke sana kemari tapi masih tak membuahkan hasil. Ke mana wanita itu kini berada?     
0

Saga tak habis pikir dengan tingkah Alisa. Wanita itu kadang tak bisa ditebak. Ia pun kesal dan memukul kemudi mobilnya. Saga kalah cepat dengan Alisa, hingga wanita itu bisa kabur.     

Andai saja, ia lebih cepat sedikit mungkin Alisa berada di pelukannya saat ini. Namun, apa boleh buat ....     

Saga mulai mengeluarkan benda pipih berukuran enam inchi itu dari dalam saku jasnya. Ia terlihat tengah memanggil seseorang.     

"Kau harus mencari wanita itu sampai dapat. Kerahkan seluruh anak buah untuk ikut mencari. Aku tak mau tahu dan tak ingin gagal!" ucap Saga dengan nada membentak. Kemudian, ia segera meletakkan kembali ponsel itu ke dalam saku jasnya.     

Saga masih berusaha untuk mencari keberadaan Alisa. Dan, menanyai kepada orang-orang sekitar tentangnya. Siapa tahu, salah satu dari mereka ada yang mengetahui di mana Alisa berada.     

"Aku tak akan pernah menyerah Alisa! Tak akan! Akan kutemukan dirimu sampai ketemu."     

***     

Kini, Melati sudah pulang ke kontrakannya dan membawakan Alisa sebungkus nasi goreng. Ia pun menyerahkan plastik yang berisi nasi itu pada sahabatnya.     

"Nih Sa, buat kamu. Dimakan, ya." Melati menyerahkan nasi itu pada Alisa.     

"Kamu gimana, Mel?"     

"Aku udah kok tadi. Kamu aja yang makan sekarang, ya." Senyuman Melati kini tersungging di sudut bibir. Wanita itu sengaja membelikan nasi untuk Alisa.     

"Ya ampun ... aku jadi ngerepotin kamu deh." Alisa merasa tak enak, karena kehadiran dirinya di sini, Melati jadi repot-repot untuk memberinya makan. Padahal, ia bisa cari makan sendiri di luar sana. Hanya saja, ia ingin menumpang tinggal saja dengan sahabatnya untuk sementara waktu, agar Saga tak mencarinya lagi.     

"Ishh, gaklah. Kamu gak ngerepotin kok. Malah aku senang tau, kamu bisa ke sini buat nemenin aku. Aku cuma sendirian di sini, ga ada temen. Suntuk, sepi, dan ga rame sama sekali," keluh Melati pada Alisa. Alisa hanya diam saja sambil mendengarkan curhatan hati Melati. Wanita itu masih beruntung dari pada dirinya.     

Melati masih mempunyai orang tua yang lengkap, hanya saja kini mereka tinggal berjauhan. Melati di sini hanya untuk bekerja, wanita itu ingin hidup lebih mandiri di sini tanpa ingin membebankan kedua orang tuanya. Alisa beruntung mempunyai sahabat seperti ini. Wanita itu sangat baik padanya.     

Akhirnya, Alisa mau makan juga, walaupun ia masih merasa tak enak telah berada di sini. Namun, dirinya tak bisa berbuat apa-apa dan masih belum berani untuk keluar dari kontrakan ini. Hanya inilah, satu-satunya tempat berlindung bagi Alisa. Tempat sembunyi dari pria predator bernama Saga. Gara-gara pria itu, dirinya kini tak suci lagi. Alisa masih belum berani untuk membahas secara jujur dengan Melati, perihal tentang dirinya yang sudah tak suci lagi.     

Ada rasa malu yang amat dalam di benak Alisa. Ia jelas tak mungkin mengaku yang sebenarnya pada sang sahabat. Apa jadinya nanti, kalau Melati akan menjauhinya karena Alisa sudah ternoda? Ia takut, sahabat satu-satunya yang dimiliki akan menjauhinya.     

Maka dari itu, Alisa masih menyimpan rapat-rapat rahasianya sendiri. Entah sampai kapan, ia harus diam seperti ini.     

"Gimana? Enak ga nasi gorengnya?"tanya Melati.     

"Enak kok, enak banget. Aku suka." Alisa melahap nasi goreng itu dengan lahap. Wanita itu tampak senang, melihat sahabatnya seperti ini.     

"Nanti aku beliin lagi deh buat kamu. Tenang aja pokoknya." Alisa tersenyum puas.     

"Makasih ya."     

"Iya, sama-sama."     

***     

Sudah lama pencarian Saga yang mencari Alisa ke sana kemari, akhirnya ia pun memutuskan untuk segera pulang saja. Daripada nanti dirinya akan stres kalau terlalu memikirkan ini.     

Semua anak buahnya sudah ia kerahkan untuk mencari Alisa. Pokoknya, wanita itu harus segera ditemukan secepatnya. Saga tak mau dibuat lama menunggu.     

Alhasil, Saga mengendarai mobil untuk segera pulang ke rumah. Hatinya masih bergemuruh hebat menahan amarah yang sedari tadi selalu memuncak-muncak.     

Andai saja, Alisa mau menerima lamarannya sejak pertama kali di toko bunga itu, pasti Saga tidak akan semarah ini dengan wanita itu. Dan, mungkin tak akn menghilangkan keperawanan Alisa sebelum waktunya. Namun, lantaran kesal, maka Saga pun melakukan hal yang di luar batas. Itu ia lakukan agar wanita itu menyesal dan meminta maaf padanya. Lantas, dugaannya ternyata salah besar. Malah, Alisa yang pergi meninggalkannya sendiri.     

Mobil sport miliknya tengah melaju kencang di atas rata-rata. Saga tak peduli dengan mobil lain yang ada di kanan kirinya, yang penting ia segera sampai di rumah.     

***     

"Pokoknya kalian semua harus mencari Alisa sampai ketemu. Cari di mana pun ia berada. Kalian jangan pulang ke sini sebelum membawa Alisa padaku. Paham!?" Dengan sekali tekan, Saga berhasil memutuskan panggilan dengan anak buahnya. Ia menyuruh mereka semua agar mencari Alisa sampai ketemu. Saga juga meminta mereka agar tak pulang ke sini sebelum berhasil menjalankan tugas.     

Saga tetaplah Saga. Seorang pria yang sifat arogannya sangat tinggi. Ia juga sering sekali marah, apabila tak bisa mencapai apa yang ia inginkan.     

Saga termasuk pria yang tak kenal menyerah. Ia sangat bersemangat untuk melakukan sesuatu. Tak jarang, dirinya bisa berbuat nekat untuk meraih apa yang dimau. Bukan Saga namanya kalau hanya berdiam diri saja seperti ini.     

Ponsel yang sedari tadi ia pegang, sengaja dilemparkan ke atas ranjang. Saga masih sangat kesal karena kejadian ini. Harus ke mana lagi ia mencari Alisa? Wanita itu sungguh licik baginya. Saga tak bisa percaya begitu saja.     

"Cepat atau lambat, kau pasti akan segera kutemukan. Anak buahku tengah mencarimu sampai dapat. Kalau pun kau berhasil ditangkap, aku tak akan pernah membuatmu lari dariku lagi." Saga tengah berdiri di depan cermin sambil melototkan matanya.     

"Harusnya Alisa bersyukur kalau menikah denganku, hidupnya akan penuh dengan gelimangan harta dan tak perlu bekerja keras lagi siang dan malam."     

Percuma bagi Dirga hanya menggerutu seperti ini saja. Ia berharap, agar semua anak buahnya berhasil menemukan Alisa.     

"Aku yakin ... kau masih ada di dekat sini, Alisa. Kau tak akan bisa lari jauh dariku. Walaupun kau benci, tetap aku akan menikahimu dengan secepatnya.     

Dipikiran Saga hanyalah bisa menikah dengan Alisa secepatnya. Bukan karena ia begitu sangat mencintai wanita itu, tapi lantaran ingin balas dendam atas apa yang telah Alisa lakukan padanya. Saga sungguh dibuatnya malu dan merasa telah dicampakkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.