Arrogant Husband

Apa yang Terjadi?



Apa yang Terjadi?

0Joseph tak sengaja melihat mobil Reva yang ke luar dari halaman bar, tempat Agam bekerja. Rupanya wanita itu tak juga menyerah untuk mendapatkan hati Agam. Ia pun segera ke luar dari mobil dan masuk ke dalam.     
0

Ia mendapati Agam yang tampak sibuk dengan para pelanggan. Terlihat pria itu sedang melakukan sebuah atraksi kecil yang memukau mata dengan memegang sebuah botol besar. Joseph pun segera menghampirinya.     

Tiba-tiba pandangan Agam terfokuskan pada Joseph. Ia pun menegur pria itu dan menyuruhnya untuk duduk. Sementara itu, ia masih sibuk melayani para tamu.     

"Hei, Jo. Kau mau pesan minuman apa?" Agam menawarkan minuman pada Joseph.     

"Tidak, Gam. Nanti saja."     

Beberapa saat kemudian, Agam telah selesai melayani mereka yang meminta minuman beralkohol. Ia pun segera menghampiri Joseph dan duduk berseberangan dengan meja bar.     

"Hm, aku tadi melihat mobil Reva ke luar dari sini. Apa kalian berdua sudah berbaikan?" tanya Joseph yang merasa penasaran dengan hubungan Agam dan Reva.     

"Iya, Jo. Kami berdua sudah berbaikan. Dia meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi hal itu lagi."     

Mendengar hal itu, membuat Joseph merasa aneh sekaligus curiga. Ia pun langsung geleng-geleng kepala saat pikiran negatifnya tertuju pada Reva.     

"Memangnya kenapa, Jo, kau bertanya hal itu padaku?"     

"Ah, tidak apa-apa, Gam."     

"Baiklah. Sepertinya kau terlihat sangat lelah. Ada apa sebenarnya?"     

Agam bisa melihat dengan jelas wajah Joseph yang kelelahan. Pria itu baru saja mencari keberadaan Pak Surya, tapi belum juga membuahkan hasil. Ia dan juga Saga sudah mencari ke segala tempat.     

"Pak Surya hilang, Gam," lirih Joseph yang wajahnya terlihat sedih.     

"Astaga, kok bisa seperti itu?"     

"Aku pun tak tahu, Gam." Joseph mengedikkan kedua bahunya.     

Joseph tak tahu pasti penyebab hilangnya Pak Surya. Saga pun masih belum bisa membicarakan masalah ini, dikarenakan pria itu masih sibuk mencari ayahnya ke sana kemari.     

"Semoga saja Pak Surya lekas ditemukan. Aku turut bersedih mendengarnya, Jo."     

Agam tak bisa berbuat banyak. Ia tak ingin terlalu ikut campur dalam masalah ini. Terpenting dirinya hanya ikut mendoakan saja agar Pak Surya cepat ketemu.     

Setelah dari sini, Joseph akan kembali mencari Pak Surya bersama dengan Saga. Pencariannya akan terus berlanjut sampai nanti.     

***     

"Entah kenapa, hatiku seolah berkata bahwa Reva terkait lagi dalam masalah hilangnya Pak Surya," ucap Joseph sambil mengendarai mobil. Dirinya baru saja pulang dari tempat Agam bekerja.     

Hati Joseph seakan bicara, bahwa pelakunya adalah Reva. Ia merasa yakin. Namun, tak ada bukti-bukti yang membuat Reva merasa diberatkan.     

"Ah, tidak. Mungkin itu hanya pikiranku saja. Aku tak perlu menghakimi Reva lebih dari ini."     

Ia pun mencoba untuk menyingkirkan pikiran negatifnya itu. Mencoba untuk sedikit berdamai dengan Reva, karena wanita itu memang tak bisa dipercaya dan selalu membuat onar.     

Joseph terus melajukan mobilnya dan akan menemui Saga serta Bu Angel di suatu tempat. "Aku akan terus membantumu, Ga."     

***     

Bu Angel menangis deras, hingga Saga tak bisa menghentikan tangisannya. Wanita paruh baya itu terduduk lesu di atas tanah. Joseph yang melihat pun langsung ke luar dari dalam mobil.     

Saga melihat kedatangan Joseph yang ke sini. Pria itu bertanya-tanya apa yang terjadi. Ia pun mencoba menjelaskannya.     

"Ibumu kenapa?"     

"Ibu dari tadi menangis terus, karena memikirkan ayah. Sampai-sampai ibu tak mau pulang ke rumah bersamaku dan memilih untuk melanjutkan pencarian. Padahal sekarang kondisi ibu sangat lemah. Aku khawatir."     

Joseph merasa iba pada wanita paruh baya itu. Apa yang harus dirinya lakukan sekarang? Melihatnya saja sudah tak tega. Ia pun coba mendekati ibunya Saga.     

"Bu Angel?" ucap Joseph pelan. "Ibu sebaiknya pulang ya. Biar aku dan juga Saga yang mencari Pak Surya."     

"Ibu tak mau pulang, Nak. Ibu ingin mencari ayah sampai ketemu."     

Joseph pun langsung bertatapan dengan Saga. Ia masih tak berhasil membujuk wanita itu.     

"Pikirkanlah kesehatan ibu. Kami tak mau kalau ibu tambah melemah seperti ini." Saga ikut bicara dan terus membujuk ibunya. "Ayolah, bu. Pulang bersamaku ke rumah. Ibu sudah sangat capek, dari tadi pagi ikut bersamaku mencari ayah."     

"Biarkan kami dan pihak polisi yang akan terus mencari, Bu," balas Joseph.     

Akhirnya, setelah berkali-kali dibujuk, Bu Angel pun menurut dan mau untuk pulang ke rumah. Joseph dan Saga tersenyum senang. Saga membantu mendirikan tubuh sang ibu dan membawanya ke dalam mobil. Sebelum pergi, ia berpamitan dulu dengan Joseph.     

"Jo, tunggu aku di sini ya. Aku hanya sebentar mengantar ibu pulang. Nanti aku akan kembali lagi."     

Joseph terlihat mengangguk dan bersedia menunggu Saga di sini. Ia melihat mobil Saga perlahan menjauh dari tempat ini.     

"Kasihan sekali Saga dan Bu Angel. Mereka harus bersedih karena hilangnya Pak Surya sampai sekarang."     

***     

Saga ternyata membawa Anton ikut bersamanya. Pria itu langsung bertatapan dengan Joseph. Memang dari dulu, Anton tak pernah menyukainya dan selalu merasa curiga.     

"Bagaimana ibumu tadi? Apakah beliau mau istirahat?"     

"Ya. Ibu bersama dengan Alisa di rumah. Aku sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang."     

Ketiga pria itu tengah berkumpul di pinggir jalan. Setelah ini mereka akan melakukan pencarian lagi. Anak buah Saga juga terus mencari sampai ketemu.     

Saga akhirnya memanggil Anton. "Anton?"     

"Iya, kenapa?"     

"Aku minta bantuanmu, ya. Untuk ikut mencari ayahku. Makin banyak yang melakukan pencarian, semoga saja ayah cepat ditemukan."     

"Tentu saja aku akan membantumu, Ga. Tak usah kau ucapkan hal itu."     

Anton akan senang hati ikut melakukan pencarian ini. Ia tak akan membiarkan Saga mencari seorang diri. Di samping Saga, ada Joseph yang tengah menatapnya. Anton merasa tak suka ketika pria itu ada di sini juga.     

Setelah mendapat instruksi dari Saga, Anton dan Joseph segera berpencar mencari. Saga sangat berterima kasih dengan bantuan mereka berdua.     

***     

Alisa mencoba untuk bicara dengan Bu Angel dengan perlahan. Ia tak tega, kalau melihat wanita itu hanya melamun seperti ini. Tatapan mata Bu Angel terlihat kosong.     

"Bu?"     

Bu Angel tak mau bicara sama sekali. Alisa berkali-kali memanggil namanya tapi tak ada respons. Kecemasannya pun semakin meningkat. Ia ingin menghubungi Saga di sana, tapi hal itu justru akan mengganggu sang suami.     

"Bu, bicaralah padaku." Alisa masih terus bersuara sampai Bu Angel memberi respons. Ia tak mau, kondisi sang ibu mertua jadi seperti ini.     

Bu Angel pun sampai sekarang tak mau makan juga. Minum pun juga tak mau. Kantung bawah mata sudah menghitam karena wanita itu tak bisa tidur dengan nyenyak semalaman. Alisa semakin khawatir saja dibuatnya.     

"Ya Tuhan, kenapa ibu jadi seperti ini sekarang? Apa yang terjadi sama ibu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.