Arrogant Husband

Pak Surya Ditemukan



Pak Surya Ditemukan

0"Mau apa lagi kau ke sini, Jo?" Reva mengacak pinggang sembari menatap Joseph.     
0

Walaupun dipersilakan masuk ke dalam rumah, tapi perlakuan Reva sangatlah tak sopan pada Joseph. Pria itu balas menatapnya tajam.     

"Kau sangat tak sopan sekali dalam menyambut kedatangan tamu." Joseph mencebik ke arah Reva.     

"Ini adalah rumahku. Jadi, terserah aku mau melakukan hal apa pun di sini. Memangnya kalau aku tak mau memperlakukanmu dengan baik, apa salah?" Reva mengomel pada Joseph dan tetap bersikap sombong.     

'Dasar si Anton! Kenapa tidak dia saja yang datang ke rumah ini tadi, malah menyuruhku.'     

Wanita berparas cantik itu akhirnya duduk di seberang sofa ruang tamu. Ia masih menatap Joseph dengan intens.     

"Oh, ya ... Om Surya hilang, Va. Tak tahu sekarang ada di mana." Joseph memulai pembicaraan mengenai Pak Surya.     

"Oh ... memangnya kenapa? Apa aku peduli padanya?" Reva tersenyum lalu tertawa kecil. Menandakan tak ada rasa simpati sama sekali.     

Joseph yang melihat reaksi Reva, kemudian curiga padanya."Kenapa kau tertawa? Apa di hatimu tak ada rasa kasihan sama sekali?"     

Beberapa detik kemudian, Reva terdiam dan menatap Joseph dengan dingin. Ia sama sekali tak peduli dengan keadaan Pak Surya bagaimana.     

"Aku tak akan pernah peduli padanya. Mau hilang atau tidak, biarkan saja. Dia sudah berusaha mengacaukan hubunganku dengan Agam."     

Joseph tahu mengenai hal ini. Pak Surya sempat ikut campur dalam masalah percintaan Reva dan juga Agam. Mereka berdua bahkan hampir saja putus. Namun, Reva berhasil untuk membujuk pria itu agar memperbaiki hubungan ini.     

"Apa tak ada sama sekali rasa simpatimu pada Pak Surya? Dia sekarang hilang, Saga dan yang lain tengah mencarinya."     

"Aku tak peduli sama sekali. Biarkan saja. Atau dia nanti akan tiada, tetap aku tak peduli."     

Joseph geleng-geleng kepala mendengarnya. Hatinya pun berkata bahwa Reva terlihat santai sekali menanggapi hal ini. Rasa curiganya makin bertambah besar.     

"Apa kau yang telah melakukan hal ini?" tanya Joseph langsung pada Reva.     

Spontan, Reva langsung melototkan matanya. Ia tak mungkin berkata terus terang pada Joseph. Yang bisa ia lakukan adalah berpura-pura menyangkalnya.     

"Enak saja kalau bicara! Kau jangan asal tuduh aku seperti itu! Biarpun Pak Surya hilang, tapi bukan aku yang melakukannya. Paham?!" Reva langsung menarik tangan Joseph dan mengusirnya pergi dari rumah.     

Pria itu akhirnya dibawa ke luar dengan paksa oleh Reva. Wanita bertubuh langsing itu sudah berhasil mengeluarkannya dari dalam rumah. Langkah Joseph terseok ketika tubuhnya didorong oleh Reva dengan sedikit kencang.     

"Pergi kau dari sini, Jo! Aku tak mau melihat wajahmu lagi! Sudah berapa kali kubilang."     

"Lihat saja, Tuhan akan membalas perbuatanmu lebih pedih nanti."     

Setelah itu, Reva bergegas masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu. Kemudian, Joseph segera ke luar dari gerbang rumah dan menuju Anton yang sedari tadi bersembunyi di tempat yang aman.     

Anton segera bergegas menghampiri Joseph yang menuju ke arahnya. "Apa yang kalian bicarakan di dalam tadi? Sepertinya serius."     

"Ya. Aku merasa bahwa Reva yang telah melakukan hal ini. Namun, ia masih tak mau berterus terang. Dia tadi tertawa saat kuberitahu tentang Pak Surya yang hilang." Joseph menjelaskan pada Anton.     

Mereka berdua akhirnya memutuskan bekerja sama untuk membuat Reva terjebak dan mengaku. Kedua pria itu lalu pulang dari sini dan akan membantu Saga untuk mencari Pak Surya.     

***     

Alisa mendengar ada yang telah mengetuk pintu dan segera membukanya. Ia bergegas menuju ke pintu depan. Alangkah terkejutnya ketika melihat kedatangan dua orang pihak polisi ke rumah.     

"Ada apa ya, Pak?"     

"Kami sudah menemukan jenazahnya Pak Surya, Bu."     

Alisa syok mendengarnya dan langsung menutup mulut dengan dua tangan. "A–apa? Jenazah?"     

"Iya, Bu. Ciri-cirinya sama dengan foto yang diberikan oleh Pak Saga."     

"Tidak, tidak mungkin. Ayah tak mungkin sudah tiada." Alisa geleng-geleng kepala. Tak percaya dengan semua ini.     

Apa yang akan terjadi nanti bila Bu Angel tahu akan hal ini. Pihak kepolisian sudah mengidentifikasi korban. Dan, Pak Surya memang telah tiada menurut mereka.     

Alhasil, Saga pun turun dari atas tangga dan menghampiri Alisa. Pria itu menatap lekat dengan dua orang polisi yang datang ke rumah. Saga melihat sang istri yang menangis.     

"Ada apa ini?" tanya Saga pada Alisa. Namun, sang istri tak kuasa untuk berucap apa pun.     

"Kami sudah menemukan jenazah Pak Surya. Saat ini jenazah sudah berhasil diidentifikasi."     

Saga syok saat ini. Pihak polisi telah menemukan jenazah ayahnya. Ia langsung kepikiran oleh Bu Angel yang masih ada di dalam kamar.     

"Apa benar, itu ayah saya?"     

"Iya, Pak. Memang benar."     

Saga lalu mendekap tubuh Alisa dengan erat. Mereka berdua begitu terpukul dengan keadaan ini.     

"Bagaimana dengan ibu nanti? Aku takut, kalau ibu begitu terpukul mendengar hal ini."     

"Terpaksa kita harus jujur dengan ibu, sayang. Jangan rahasiakan apa pun padanya," ujar Alisa yang masih menangis deras.     

Saga ikut bersama dengan dua polisi itu dan ingin melihat jenazah sang ayah. Sedangkan, Alisa tetap berada di rumah dan menjerit tangis. Ia tak kuasa kalau harus berterus terang pada Bu Angel, tapi dirinya pun tak bisa menyembunyikan hal ini.     

Setelah suaminya bergegas ikut bersama dengan polisi, tiba-tiba Anton dan Joseph datang. Mereka berdua langsung bertanya pada Alisa, apa yang sebenarnya telah terjadi.     

"Nyonya, kenapa menangis?" tanya Anton yang baru datang bersama dengan Joseph.     

"Ayah ... ayah ...."     

"Kenapa dengan Pak Surya?"     

"Ayah sudah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa."     

Kedua pria itu sangat terkejut mendengarnya. Tak menyangka sama sekali dengan hal ini. Anton segera menenangkan Alisa yang masih menangis.     

"Apa Bu Angel tahu soal ini?" Joseph berkata pelan pada Alisa.     

"Belum, Jo. Aku masih takut dan tak tega mengucapkan hal ini pada ibu. Aku takut kalau ibu kenapa-kenapa."     

Anton membawa Alisa ke ruang tamu. Pria itu mendudukkan Alisa di sofa, diikuti oleh Joseph yang juga masuk ke dalam. Kedua pria itu terduduk lemas setelahnya.     

"Kenapa semua ini terjadi pada ayah? Kasihan sekali beliau," ucap Alisa sambil menangis. Dirinya tak kuasa untuk menahan kesedihan.     

Sudah berhari-hari melakukan pencarian, tapi inilah hasilnya. Mungkin, Tuhan sudah berkehendak lain. Alisa dan Saga pun tak bisa menolak akan takdir ini.     

"Aku turut berdukacita, Sa. Aku tak menyangka sama sekali kalau Pak Surya telah tiada." Joseph tertunduk lesu.     

Anton pun tampak bersedih sama seperti yang lain. Pria yang telah melakukan pencarian bersama dengan Saga dan yang lain, juga tak menyangka dengan hal ini.     

"Usia seseorang memang tak ada yang tahu, Nyonya. Aku juga turut berdukacita sedalam-dalamnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.