Arrogant Husband

Ancaman Dari Reva



Ancaman Dari Reva

0"Kenapa kau tega sekali melakukan hal itu pada Alisa?" tanya Agam yang sudah kecewa dengan Reva.     
0

"Aku melakukan semua itu hanya untuk mendapatkan Saga kembali dalam pelukanku. Aku merasa iri dengan Alisa." Reva berterus terang sekarang pada Agam.     

Hanya karena Pak Surya, semuanya jadi berantakan. Reva jadi sangat murka dengan pria paruh baya itu. Ia terus memohon pada Agam, agar dimaafkan.     

"Kau sungguh keterlaluan! Bisa-bisanya kau melakukan hal serendah itu, Va!" Agam sangat marah dengan Reva sekarang. Ia tak menyangka bahwa orang yang begitu dicintai, malah berbuat nekat seperti ini.     

"Aku minta maaf, Gam. Sungguh!"     

Wanita yang selalu ia bela di hadapan yang lain, ternyata malah berbuat salah. Entah kenapa, Agam merasa menyesal sekarang karena mengetahui kejujuran ini dari Reva. Andai saja, ia percaya dengan ucapan Joseph dan Saga, maka dirinya tak merasa sakit hati terlalu dalam.     

"Bisa-bisanya aku percaya dengan ucapan wanita selicik dirimu!" Agam menunjuk-nunjuk ke arah wajah Reva.     

Pak Surya yang melihat ini, tentu saja merasa senang. Akhirnya, ia bisa melihat kehancuran Reva di depan matanya sendiri. Wanita itu tampak sedih dan mengeluarkan air mata. Sedangkan, Agam tampak emosi dan tak menyangka.     

"Baiklah, aku ingin pulang dulu. Silakan kalian bicara satu sama lain." Pak Surya bangkit dari duduk dan berlalu pulang.     

Hanya menyisakan Reva dan Agam saja di ruang tamu. Mereka masih saling bicara untuk membahas masalah ini.     

"Gam, aku mohon, maafkan aku," ucap Reva sambil terisak-isak. Wanita itu tak ingin kalau Agam bersikap seperti ini.     

"Lebih baik kau pulang saja dari sini. Aku sudah capek karena seharian kerja. Ditambah lagi dengan kejadian ini. Aku sama sekali tak menyangka." Agam tampak menyuruh Reva untuk segera ke luar dari rumahnya.     

Agam tak peduli dengan Reva. Ia sudah terlanjur kecewa pada wanita itu. Sungguh tak disangka, bahwa Reva ternyata memang jahat, karena telah mencelakai seseorang.     

"Tapi, Gam–"     

"Aku mohon, pulanglah. Aku tak ingin bertemu denganmu dulu."     

Hati Reva sungguh hancur dan kesal, bercampur jadi satu. Semua ini karena Pak Surya yang sudah mengacaukan semuanya. Andai saja, pria itu tak mengikutinya kemari, mungkin kejadian seperti ini tak akan ada.     

Agam pun sepertinya sudah tak percaya lagi dengannya. Reva pun menurut saja dengan ucapan Agam dan akan pulang dari sini.     

'Aku akan membalas Om Surya. Lihat saja nanti.'     

Di dalam hati Reva telah bertekad untuk membalas semua ini pada Pak Surya. Setiap air matanya yang turun, harus dapat balasannya. Wanita itu pun akhirnya berdiri dan akan berlalu pergi. Reva melangkah ke luar pintu dengan perlahan.     

Ia melihat wajah Agam yang tampak marah. Pria itu tega mengusirnya dari rumah ini. Mau tak mau, Reva hanya menurut saja.     

"Om Suryaa ...!"     

***     

Reva langsung menuju ke rumah Pak Surya. Ia ingin membalas semua yang sudah pria itu lakukan. Bisa-bisanya Pak Surya sudah membuat hubungannya dengan Agam jadi merenggang.     

Setelah sampai di halaman rumah Pak Surya, Reva segera turun dari mobil. Wanita itu mengetuk pintu rumah tersebut cukup keras.     

"Om Surya! Ke luar kau!" teriak Reva sambil mengetuk pintu dengan kencang.     

Suaranya makin ia tinggikan, agar pria itu lekas ke luar. Tak lama kemudian, muncullah Bu Angel dari dalam. Wanita itu menatap Reva dengan bingung.     

"Mana Om Surya?! Di mana dia sekarang?"     

"Kau ini kenapa? Teriak-teriak begitu?" tanya Bu Angel.     

"Cepat katakan di mana Om Surya!" Reva melotot ke arah Bu Angel.     

Bu Angel tak tahu menahu dengan apa yang telah terjadi. Reva datang ke sini dalam kondisi yang marah-marah, serta langsung mencari keberadaan suaminya. Akhirnya, Reva menerobos masuk ke dalam dan mencari Pak Surya.     

Terlihatlah Pak Surya yang mulai menuruni anak tangga. Mata Reva tajam menatap ke arahnya, sedangkan pria itu hanya tersenyum dan berjalan santai.     

"Kenapa kau datang kemari? Kau merasa takut?" Pak Surya kini sudah berada di hadapan Reva.     

"Aku tidak pernah takut dengan siapa pun, termasuk sama om! Apa yang sudah om lakukan tadi, memang sudah keterlaluan!"     

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Bu Angel yang ingin tahu permasalahan ini. "Yah, ada apa ini sebenarnya? Kenapa Reva tiba-tiba datang ke sini dan mengamuk?"     

"Om Surya sudah membuat hubunganku dan Agam jadi hancur! Dia bahkan tak mau menatap wajahku lagi gara-gara ucapan suaminya tante."     

Bu Angel meminta penjelasan pada sang suami. Namun, Pak Surya enggan untuk menjawab pertanyaan sang istri. Ia menyuruh Bu Angel masuk ke dalam kamar dengan membentak-bentak. Wanita itu pun hanya bisa mendengkus kesal padanya.     

Kini, di ruang tamu hanya tersisa Pak Surya dan juga Reva. Mereka berdua sedang bertatapan dengan tajam. Reva sama sekali tak terima dengan ini semua.     

"Aku akan membalas semuanya, om. Lihat saja nanti apa yang akan kulakukan."     

"Lakukan saja. Aku tak takut dengan ancaman murahanmu itu!" Pak Surya menantang Reva.     

"Baiklah." Reva malah semakin emosi, seolah-olah dirinya ditantang oleh Pak Surya. "Om harus membayar semua ini!"     

Setelah mengatakan itu, Reva berlalu pergi dari rumah ini. Ia masih merasa sangat kesal terhadap Pak Surya. Pak Surya harus mendapatkan balasannya nanti.     

Bu Angel melihat ke arah jendela kamar. Ia memandangi Reva yang terlihat masuk ke dalam mobil. Entah apa yang sudah sang suami lakukan pada wanita itu.     

"Tumben Reva menangis seperti tadi. Apa yang sudah ayah lakukan padanya?" Arah pandang Bu Angel masih menatap ke bawah, hingga mobil itu berlalu dengan cepat ke luar.     

Tiba-tiba saja, Pak Surya masuk ke dalam kamar. Bu Angel pun ingin menanyakan, apa yang sebenarnya telah terjadi.     

"Yah, tolong jawab ibu dengan jujur. Reva itu kenapa? Kok dia menangis seperti tadi?"     

"Bukan urusan ibu! Mending ibu diam saja dan tak usah ikut campur. Sudah berapa kali ayah bilang untuk tidak ikut campur?"     

Pak Surya melewati istrinya begitu saja. Kehadiran Bu Angel yang berada di dalam kamar, seolah tak dianggap ada olehnya. Wanita itu hanya bisa mengembuskan napas panjang.     

"Ayah selalu saja begitu sama ibu. Padahal kan, ibu ingin tahu masalahnya."     

"Jangan ikut campur. Ayah tak suka!"     

Bu Angel pun ke luar dari kamar, meninggalkan Pak Surya yang sendirian di sini. Tak mendapatkan jawabannya yang diharapkan, Bu Angel pun memutuskan untuk ke rumah Saga.     

"Ibu pengen pergi ke rumah Saga. Mau ketemu sama Alisa dan cucu ibu di sana."     

"Tak usah ke sana!"     

"Kenapa sih, ayah ini?! Dari tadi bawaannya marah terus."     

"Ayah bilang jangan ke sana, ya jangan! Jangan dilawan makanya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.