Arrogant Husband

Joseph Ingin Reva Hancur



Joseph Ingin Reva Hancur

0"Kau sedang memikirkan apa, sayang?" Alisa perlahan mendekati suaminya yang saat ini sedang merenung. Entah apa yang dipikirkan oleh Saga.     
0

"Aku sedang memikirkan Ibu. Apakah beliau baik-baik saja dengan Ayah di sana, atau bagaimana. Entah lah."     

Perasaan seorang anak tentu saja merasa khawatir, apabila ibunya telah bersedih. Apalagi sang ibu telah bertengkar dengan ayahnya sendiri dan nekat kabur dari rumah. Sampai detik ini pun, Saga masih kepikiran dengan Bu Angel.     

Alisa mengusap-usap bahu kekar Saga. Wanita itu ingin menenangkan suaminya yang tampak gelisah.     

"Aku yakin, pasti Ayah dan Ibu sekarang sudah baikan satu sama lain. Mereka tak akan bisa lama-lama untuk saling bertengkar, karena keduanya saling mencintai." Alisa memberikan energi positif pada Saga. Semoga saja suaminya tak terlalu mencemaskan hal ini lagi.     

"Semoga saja begitu, sayang. Aku ingin mereka berdua hidup bahagia terus selamanya." Saga bahagia bila kedua orang tuanya juga bahagia. Sang istri selalu mendukung penuh.     

Alisa memandangi wajah Saga dengan saksama. Pria di depannya memang sangat tampan dan manis, serta sangat menyayangi dirinya. Ia merasa beruntung memiliki suami seperti Saga.     

Mereka masih duduk berdua di atas ranjang. Menikmati suasana romantis di malam hari. Saga dan Alisa belum memutuskan untuk tidur. Pria itu merangkul tubuh sang istri dalam pelukan. Dihirupnya aroma tubuh Alisa yang begitu harum, membuatnya tak bisa melepaskan wanita itu dari sisinya.     

"Kau adalah wanita yang terindah dalam hidupku. Jangan tinggalkan aku, ya." Saga langsung mengecup kedua pipi Alisa dengan penuh cinta. Membuat sang istri terkejut sekaligus senang bukan main.     

"Aduh, kau menciumiku terus sayang."     

"Biar saja. Kau kan istri yang paling kusayang."     

Sepasang suami istri itu lalu berguling-guling di atas ranjang dengan penuh canda tawa. Saga terus mencium sang istri dengan penuh nafsu. Alisa merasakan setiap sentuhan yang diberi oleh suaminya.     

Cinta mereka penuh dengan gairah muda. Baik Saga atau pun juga Alisa begitu hanyut oleh buai asmara malam ini. Tangan pria itu terjulur untuk membelai dengan lembut wajah sang istri tercinta.     

"Aku merasa jatuh cinta setiap hari denganmu, sayang." Saga terus memeluk istrinya di atas tempat tidur.     

"Ah, kau ini selalu saja menggombal dari tadi."     

Rumah tangga Saga dan Alisa selalu romantis. Walaupun banyak masalah yang tengah melanda, tapi keduanya bisa saling menguatkan satu sama lain. Wanita itu tak akan pernah melepaskan Saga, begitu pula sebaliknya.     

"Apa pun yang terjadi, kita berdua akan selalu bersama. Aku tak bisa hidup tanpamu, Alisa." Saga menatap mata sang istri dengan tatapan penuh pesona. Iris mata Alisa begitu indah saat dipandang.     

"Aku tak akan pernah melepaskanmu. Aku akan selalu ada di sampingmu sampai kapan pun." Alisa balas mencium-cium Saga.     

Malam pun semakin larut, tapi mereka berdua masih asyik untuk saling beradu asmara. Membuat keduanya merasa candu oleh buai cinta. Waktu bergulir dengan cepat.     

"Sayang, sudah malam. Kau tak mengantuk kah?" Saga bertanya pada sang istri.     

"Belum sayang. Aku masih tak mengantuk."     

"Baiklah kalau begitu. Mari, kita lanjutkan lagi kemesraan ini sampai salah satu dari kita mengantuk."     

Keduanya kemudian saling tertawa, lalu saling menautkan bibir satu sama lain. Mereka berdua masih belum bisa tidur. Lebih baik, Alisa dan Saga menghabiskan waktu mereka dengan kebersamaan di atas ranjang.     

Melayani dan memuaskan suami memang kewajiban seorang istri. Saga merasa bahwa pelayanan yang Alisa berikan untuknya sangatlah memuaskan. Membuatnya selalu merasa betah jika berada di rumah. Pria itu juga ingin selalu lebih cepat pulang jika berada di kantor.     

Walaupun sudah mempunyai seorang balita, Alisa masih mempunyai banyak waktu untuk Saga. Melayani sang suami dengan pelayanan yang penuh. Tak akan ia biarkan, suaminya merasa kesepian karena tak dilayani.     

"Mungkin sebentar lagi, kita tidur saja, ya." Alisa mengajak sang suami untuk tidur sebentar lagi.     

"Apakah kau mulai mengantuk?" tanya Saga.     

"Iya, sedikit."     

"Kenapa jadi sedikit? Kalau begitu, kau tidur saja ya."     

"Kau juga tidur kan, sayang?"     

"Iya sayang. Kita akan tidur bersama," ucap Saga dengan senyuman.     

Alisa makin mengeratkan pelukan ke tubuh sang suami. Perlahan-lahan, ia mulai memejamkan mata, diiringi oleh Saga juga.     

"Selamat tidur istriku," ucap Saga sambil mengecup kening Alisa cukup lama.     

***     

Bu Angel tiba-tiba terbangun saat tengah malam. Ia pun langsung menoleh ke samping dan menatap sang suami yang masih tidur pulas. Bu Angel mengembuskan napas panjang, lalu mencoba untuk duduk sejenak.     

Beberapa saat kemudian, wanita paruh baya itu masih duduk. Ia melirik jam weker yang berada di atas nakas. Ternyata sudah pukul dua dini hari. Entah kenapa jadi terbangun tiba-tiba seperti ini.     

"Ibu?" Pak Surya mengerjap-ngerjapkan mata ketika melihat sang istri duduk di sampingnya.     

"Ayah kok bangun juga?"     

"Ibu kenapa jadi terbangun?" Pak Surya balik bertanya pada Bu Angel.     

"Ibu tak tahu, yah. Tiba-tiba aja terbangun gitu. Padahal ibu tak ada memikirkan hal apa pun."     

"Ya sudah kalau begitu, mending ibu tidur lagi aja, ya."     

Bu Angel terlihat mengangguk pada suaminya. Mereka memutuskan untuk kembali lagi tidur karena sudah larut malam. Pak Surya memegangi pundak sang istri dan menidurkannya di atas ranjang.     

"Ibu jangan lupa baca doa dulu sebelum tidur biar nyenyak." Pak Surya menepuk pelan pundak Bu Angel sambil tersenyum manis.     

"Iya yah. Ayah juga, ya. Baca doa dulu sebelum tidur."     

Sepasang suami istri itu mulai membaca doa sebelum tidur. Setelah itu, mereka memutuskan untuk tidur bersama.     

***     

Hari ini Joseph ingin bertemu dengan Saga di rumahnya. Entah pria itu mau membantunya lagi atau tidak, yang jelas ia akan ke sana dulu.     

"Pokoknya, aku akan mengungkap semua kebusukan Reva. Agar Agam segera menjauhi wanita licik itu. Aku masih tak rela, kalau melihatnya bahagia di atas penderitaanku."     

"Tenang saja, Nak. Kau akan aman dan merasa tenang di sana, apabila ibumu merasakan sakit hati, sama seperti yang ayah rasakan sekarang."     

Joseph akan membalas semua ulah Reva dengan mengungkap semua ini. Saga harus membantunya lagi kali ini.     

"Aku yakin, pasti Saga mau membantuku lagi. Dia pasti mendukungku untuk membuat Reva hancur!"     

Betapa geramnya Joseph sekarang saat mengingat Reva. Wanita itu tak akan pernah bisa tenang sekarang. Apalagi Joseph memiliki dendam padanya karena sudah menghilangkan nyawa sang anak yang masih dalam kandungan.     

Tanpa berlama-lama lagi, Joseph segera melangkah ke halaman dan menuju ke dalam mobil. Ia ingin bergegas ke rumah Saga, sebelum pria itu berangkat ke kantor. Sepagi ini, Saga masih ada di rumah dan belum bekerja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.