Arrogant Husband

Apakah Reva Terlibat?



Apakah Reva Terlibat?

0Joseph sengaja datang ke sini tanpa memberitahukan siapa pun terlebih dahulu. Ia ingin memastikan ucapan Anton tadi. Kalau benar yang menjadi dalangnya adalah Reva, maka ia tak akan tinggal diam dan akan membantu Saga.     
0

Pria itu masuk ke dalam rumah dan disambut dengan hangat oleh salah satu pelayan di sana. Mempersilakannya untuk duduk sembari memanggilkan Alisa di atas.     

Sembari menunggu kedatangan wanita itu ke ruang tamu, Joseph pun melirik ke arah jam yang melingkar di tangannya. Ternyata masih pukul dua belas siang. Tak lama kemudian, muncullah Alisa yang menuruni anak tangga. Terlihat kantung matanya yang membengkak karena menangis terus-menerus.     

Joseph jadi tak tega melihat kondisi istri Saga seperti ini. Ia ingin membantu mereka berdua.     

"Alisa, apa yang terjadi?" tanya Joseph. "Ayo, ceritakanlah semuanya padaku."     

Tampak Alisa kembali menangis. Air matanya jatuh begitu saja membasahi pipi. Membuat Joseph semakin tak tega.     

"Anakku diculik oleh orang lain," lirih Alisa.     

"Ceritakan padaku, apa yang terjadi kemarin."     

Alisa pun mulai menceritakan semuanya. Dari awal ia pergi bersama dengan Reva sampai dengan terjadi penculikan tersebut. Ada beberapa orang pria yang berbadan kekar telah membawa anaknya entah ke mana.     

"Kenapa kau tak menaruh curiga pada Reva? Bisa jadi, dia masih merasa tak suka padamu, Sa."     

"Aku tak yakin. Reva sudah berubah, kan?" Alisa yakin bahwa wanita itu telah berubah.     

"Orang yang jahat tak mungkin berubah dengan cepat menjadi baik." Joseph tak percaya dengan Reva dengan mudah.     

"Oh ya?" Alisa terlihat mengerutkan kening. "Lalu, apa bedanya dengan kau? Kau kan dulu orang yang jahat dan sudah mencelakaiku. Kenapa kau bisa berubah dengan cepat jadi baik sekarang?"     

Alisa membuat Joseph tak bisa berkata apa pun lagi. Wanita yang berada di hadapannya sekarang memang sangat pintar. Hingga, membuatnya tak bisa berpikir untuk mencari jawaban.     

Melihat ekspresi Joseph hanya diam saja, Alisa pun menggelengkan kepala. Tak seharusnya pria itu berburuk sangka dengan Reva.     

"Aku dan Saga akan mencari kebenaran ini. Aku akan mendapatkan anakku kembali." Alisa dengan tegas bersuara, berniat akan mencari anaknya sampai ketemu.     

"Aku akan membantumu dan juga Saga untuk mencari anak kalian. Izinkan aku untuk membantu."     

"Baiklah. Terima kasih."     

Semakin banyak yang membantu, maka akan semakin cepat pula agar sang anak lekas ditemukan. Hanya itu permintaan Alisa sekarang pada Tuhan. Ia tak mau meminta apa pun, kecuali bayi itu kembali ke dalam dekapannya seperti dulu.     

Pria itu bisa merasakan kasih sayang Alisa yang tulus pada bayi itu. Walaupun bukan orang tua kandung dari sang bayi, tapi Alisa dan juga Saga sangat menyayanginya. Joseph pun kagum dengan wanita yang ada di depannya saat ini.     

Joseph tak ingin berlama-lama di sini, karena tak mau mengganggu waktu Alisa. Wanita itu perlu suasana yang tenang sekarang.     

"Baiklah, aku permisi pulang dulu, ya."     

"Baiklah, Jo. Hati-hati di jalan ya. Aku tak bisa mengantarmu sampai depan pintu."     

"Tak apa-apa, Sa. Kau istirahatlah lagi."     

Wanita itu menaiki anak tangga dengan langkah gontai. Joseph melihat itu sungguh merasa sedih. Ia tahu sekarang bagaimana kehilangan seorang anak.     

"Aku tahu, apa yang Alisa rasakan sekarang. Memang sangat menyakitkan."     

Joseph melangkah ke luar dari rumah ini dan berpapasan kembali dengan Anton. Pria itu ingin mengajaknya bicara sebentar. Ia pun hanya menurut saja.     

"Aku sangat yakin, Reva lah yang telah menculik bayi mereka. Tapi, aku tak punya bukti apa pun untuk meyakinkan dugaan ini," ucap Anton.     

"Iya, aku paham. Aku sangat mengenal sosok Reva. Dia akan melakukan segala cara untuk membuat tujuannya tercapai."     

"Tapi, apa tujuannya? Bukankah wanita itu sudah punya kekasih? Apa dia masih menginginkan Saga kembali?"     

"Aku juga tidak tahu hal itu, Ton. Hanya Reva saja yang tahu dengan maksud dan tujuannya." Joseph mengedikkan kedua bahunya sambil menatap ke arah Anton.     

Namun, yang jelas sekarang, Anton dan juga Joseph tak akan tinggal diam. Mereka berdua akan turun tangan untuk membantu, karena keduanya sama-sama tak menyukai watak Reva.     

"Bagaimana kalau kita berdua kerja sama untuk menuntaskan masalah ini?" Anton mengajak Joseph untuk mencari bayi itu.     

"Baiklah, aku setuju."     

Persetujuan dari kedua belah pihak pun akhirnya tercapai. Anton dan juga Joseph akan mencari bayi itu bersama. Kedua pria itu masuk ke dalam mobil masing-masing dan meninggalkan halaman rumah.     

***     

Alisa masih terus menangis dan terdiam. Makanan yang sudah tersaji di atas nakas pun tak diliriknya sama sekali. Nafsu makannya benar-benar hilang. Fokus pikirannya pun hanya tertuju pada sang anak.     

Wanita itu sekarang menuju keranjang bayi untuk mencium aroma Lisa. Betapa wangi dan membuatnya jadi merasa tenang sedikit.     

"Nak, kau di mana? Ibu sangat khawatir padamu di sana. Cepatlah pulang, Nak." Perlahan-lahan Alisa menyeka air matanya.     

Ia sama sekali tak peduli dengan rasa lapar bahkan haus. Alisa hanya memikirkan bayinya di sana, yang jauh dari sisinya. Sang anak tak bisa minum dan juga makan. Tak henti-henti, wanita itu berdoa agar anaknya lekas kembali ke dalam pangkuannya.     

"Semoga saja, Saga lekas menemukan keberadaan anakku. Kasihan dia hanya sendirian di luar sana tanpa ada yang menjaga." Alisa mengambil bantal bayi yang ukurannya kecil itu. Kemudian, ia dekap dengan erat, seolah-olah sedang memeluk tubuh sang anak.     

"Pulanglah, Nak. Pulanglah. Ibu sangat mencemaskanmu di rumah. Semoga saja, ayahmu cepat menemukanmu."     

Rasanya seperti tak berdaya lagi ketika kehilangan seorang anak seperti ini. Alisa seperti hampa, bagaikan orang yang tak punya prinsip hidup. Wajahnya pun terlihat pucat karena tak bisa tidur dan juga makan dengan enak.     

Walau hanya anak tiri, tapi bagi Alisa bayi itu sangatlah berarti dalam hidupnya dan juga Saga. Bayi itu makin membuat hubungan asmara pernikahan dengan sang suami makin terasa awet. Alisa masih mencium-cium bantal bayi itu dengan perasaan rindu.     

Tak bisa berbuat banyak sekarang. Alisa hanya bisa berdoa dan berharap agar doa-doanya dikabulkan oleh Tuhan.     

"Apakah benar apa yang dikatakan oleh Joseph tadi?" Alisa kemudian teringat dengan ucapan Joseph yang menyebutkan nama Reva muncul.     

"Kalau pun benar, Reva memang pelakunya dari semua ini, maka aku dan juga Saga akan menjebloskannya ke dalam penjara."     

Untuk saat ini, Alisa merasa susah sekali percaya dengan orang yang ada di sekitarnya. Ia masih menaruh rasa curiga sedikit pada mereka.     

"Ya, ya, ya. Aku tak akan pernah melepaskan pelaku yang sudah membuat anakku menderita seperti ini karena telah memisahkannya dari ibunya." Alisa masih duduk sambil terus mendekap bantal milik bayinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.