Arrogant Husband

Alisa Terjatuh Dari Tangga



Alisa Terjatuh Dari Tangga

0"Om gimana sih? Masa anak buah om itu tak becus untuk membuat Joseph sekarat?" Reva mendengkus kesal pada Pak Surya. Saat ini mereka berdua sedang berada di sebuah restoran yang letaknya lumayan jauh.     
0

"Mana om tahu? Om kan hanya menyuruh mereka saja dan bukan melakukan hal yang kau suruh."     

"Tahu begini, mending aku saja yang turun tangan langsung untuk melenyapkannya," ujar Reva masih saja kesal sedari tadi sampai dengan sekarang.     

Pak Surya hanya bisa menggelengkan kepala. Ia tak tahu kalau kerjaan anak buahnya kurang memuaskan. Terpenting sekarang dirinya sudah membantu Reva dan memenuhi janjinya.     

"Yang penting om sudah menepati janji padamu. Tak ingkar janji, kan?"     

Reva menatap Pak Surya dengan tatapan tak puas. Ia mungkin tak ingin lagi bekerja sama dengan pria itu. Sekarang Pak Surya yang lebih untung daripada dirinya.     

'Om Surya yang untung di sini. Dia sudah mendapatkan bayinya Alisa. Sedangkan, aku di sini yang mengharapkan Joseph tiada, harus kecewa seperti ini.'     

Pak Surya pun sekarang dalam keadaan yang terjepit. Sang istri sudah mengetahui rahasia ini, bahwa dirinya yang telah menculik bayi itu. Namun, ia akan membuat Bu Angel tetap tutup mulut. Pak Surya akan memastikan kalau Saga dan Alisa tak akan pernah mendapatkan kembali bayi mereka.     

"Tak ada yang ingin kau bicarakan lagi sekarang?" tanya Pak Surya yang menatap Reva. "Kalau tak ada lagi, om lebih baik pulang saja!"     

Reva membiarkan saja Pak Surya pergi dari restoran ini. Ia menahan diri untuk menahan emosinya sekarang. Percuma saja minta bantuan pada pria paruh baya itu, tapi hasilnya tak memuaskan.     

***     

"Ayah tadi habis pergi ke mana?"     

Bu Angel bertanya pada sang suami setelah melihat kedatangan Pak Surya. Namun, pria itu hanya diam saja dan berlalu menaiki anak tangga. Merasa tak dihiraukan oleh suaminya sendiri, Bu Angel yang sedang duduk di ruang tamu akhirnya menghampiri ke kamar.     

"Ayah! Jawab pertanyaan ibu. Kok diam saja sih?"     

"Ibu bisa diam tidak?"     

Sepasang suami istri itu sudah berada di dalam kamar. Pak Surya merasa kesal karena sang istri menuntut untuk dijawab pertanyaannya. Bu Angel hanya bisa diam saja sekarang.     

"Nah, diam seperti itu lebih baik! Ayah tak mau mendengar ibu bicara lagi."     

Pak Surya berlalu acuh dan tak ingin menggubris sang istri. Bu Angel duduk di tepi ranjang dan bersedih. Melihat tingkah suaminya yang sekarang sudah tak menghargainya lagi.     

Lantas, pria itu akhirnya merebahkan diri di atas tempat tidur. Tak sama sekali melirik ke arah Bu Angel. Wanita paruh baya itu menatap ke arah Pak Surya yang sedang terlentang.     

"Ayah sudah berubah sekarang. Tak seperti dulu lagi," ujar Bu Angel yang kemudian beranjak dari tempat tidur.     

Samar-samar Pak Surya mendengar ucapan sang istri sebelum berlalu pergi dari sini. Ia pun akhirnya duduk dan menyadari kelakuannya akhir-akhir ini. Pak Surya merasa bahwa sikapnya mulai berubah pada sang istri.     

Tak ingin membuat hubungan keluarganya menjadi retak, akhirnya Pak Surya pun mulai menurunkan egonya. Ia beranjak dari tempat tidur dan menghampiri sang istri di bawah sana. Meminta maaf atas kelakuannya barusan karena sudah tak menggubris Bu Angel.     

Ia menuruni anak tangga sambil mengedarkan pandangan. Ternyata sang istri berada di ruang tamu. Bu Angel terlihat menangis.     

"Bu?" panggil Pak Surya yang sudah berada di ruang tamu.     

Pandangan Bu Angel dan Pak Surya pun bertemu. Sepasang suami istri itu saling berpandangan satu sama lain. Pak Surya duduk di samping sang istri dan akan meminta maaf atas sikapnya barusan.     

"Mau apa ayah ke sini?" tanya Bu Angel sambil menangis.     

"Maafkan sikap ayah barusan ya. Ayah khilaf karena sudah memarahi ibu."     

"Kenapa meminta maaf?"     

"Karena ayah sayang sama ibu." Pak Surya menjulurkan tangannya untuk menyeka air mata sang istri dengan perlahan.     

Merasa diperhatikan seperti itu, membuat Bu Angel merasa terenyuh. Ia perlahan-lahan bisa tersenyum lagi. Pak Surya pun sudah minta maaf padanya.     

"Mau kan maafin ayah?" tanya Pak Surya.     

"Iya yah. Ibu mau kok maafin ayah. Jangan seperti itu lagi, ya."     

"Iya bu. Ayah tadi khilaf. Soalnya ayah tadi capek."     

Pak Surya langsung memeluk sang istri. Ia merasa bersalah karena kelakuannya tadi. Akhir-akhir ini memang pria itu lagi banyak masalah.     

Saat diperlakukan seperti ini, ingin rasanya Bu Angel meminta pada Pak Surya untuk melepaskan bayi Saga dan Alisa. Namun, ia sama sekali tak bisa mengatakan hal itu karena tak mau sang suami berbuat kasar lagi.     

Bu Angel merasa bersalah pada Saga dan Alisa karena sudah menyembunyikan rahasia ini. Namun, bagaimana lagi? Hanya ini cara yang bisa menyelamatkan bayi itu dari keganasan Pak Surya.     

"Ayah kan sudah janji sama ibu, mau mempertemukan ibu dengan anaknya Saga. Nanti sore ya kita ke sana?"     

"Ayah serius? Pengen mempertemukan ibu sama Lisa?" Mata Bu Angel tampak berkaca-kaca. Ia ingin sekali melihat keadaan sang cucu yang ada di sana.     

"Iya, ayah serius, bu. Hanya ibu saja yang tahu masalah ini. Tapi, ibu sudah janji kan? Kalau masalah ini tak boleh diketahui Saga dan Alisa?" Pak Surya menatap sang istri dengan tegas.     

"I–iya yah, ibu janji tak akan membongkar rahasia ini pada mereka berdua."     

"Baguslah. Karena rahasia ini tergantung pada ibu sendiri. Bila ibu tetap merahasiakan hal ini, maka bayi itu akan tetap aman sama ayah. Tapi, kalau tidak–" Ucapan Pak Surya terpotong karena ada panggilan masuk dari seseorang.     

"Bu, Saga menelepon. Ibu diam ya di situ." Pak Surya bangkit berdiri dan menjauh dari Bu Angel. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.     

Bu Angel merasa ada yang tak beres pada Saga. Entah apa yang akan diucapkan oleh anaknya pada Pak Surya. Hatinya mendadak jadi tak karuan seperti ini.     

"Semoga saja mereka berdua baik-baik saja. Perasaanku jadi tak enak seperti ini."     

"Hmm, baiklah. Ayah dan ibu akan segera ke rumahmu." Pak Surya langsung memutuskan sambungan teleponnya dengan Saga. Ia pun mendekati sang istri.     

"Ayah, ada apa? Apa telah terjadi sesuatu? Perasaan ibu kok mendadak jadi tak karuan seperti ini, ya?"     

"Alisa jatuh dari tangga, bu. Saat ini dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Saga mengabari kita untuk ke sana."     

Betapa terkejutnya Bu Angel saat mendengar kabar ini. Sang menantu terjatuh dari atas tangga dan tak sadarkan diri. Maka dari itu, tanpa membuang waktu, Bu Angel meminta suaminya untuk menuju ke rumah sakit.     

"Ayah, tunggu sini dulu ya. Ibu mau siap-siap sebentar." Bu Angel tampak berjalan cepat menaiki anak tangga.     

"Semoga saja Alisa tak pernah bangun lagi selamanya." Pak Surya mendoakan hal yang tak baik untuk Alisa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.