Arrogant Husband

Kecurigaan



Kecurigaan

0Joseph melihat Reva sudah duduk di balik kemudi. Wanita itu mulai menyalakan mesin mobil dan berlalu pergi. Tatapan matanya tampak mengiringi kepergian mobil itu yang menjauh dari gerbang rumah.     
0

"Dia akan menghancurkan orang-orang yang aku sayang?"     

Orang-orang yang dia sayang dan sudah dianggap seperti keluarga, adalah keluarganya Saga. Kalau pun Reva mengincar mereka, maka hal ini tak akan ia biarkan begitu saja. Joseph akan melindungi Saga dan keluarganya di sana.     

***     

Setelah menghampiri rumah Joseph sebentar, Reva ingin menuju ke kantornya Saga. Wanita itu ingin bicara sesuatu padanya. Ini hanya melibatkan Saga saja dan bukan Alisa atau keluarganya.     

Akhirnya, Reva sudah berada di kantor Saga. Ia lekas turun dari mobil dan berjalan dengan melenggak-lenggok. Setiap mata para pria dibuat terpana oleh kemolekan tubuhnya. Beberapa dari mereka sudah mengenal dirinya, karena merupakan mantan kekasih Saga.     

Alhasil, Reva sudah berada di depan pintu ruangan kerja Saga. Ia mengetuk pintu dan terdengar suara pria itu dari dalam yang mempersilakannya untuk masuk. Alangkah terkejutnya Saga melihat kedatangannya ke sini.     

"Kau?" Saga menunjuk ke arah Reva.     

Reva langsung duduk di depan Saga. "Iya, memangnya kenapa? Kenapa kau terkejut sekali melihatku ke sini, seperti tak pernah bertemu saja."     

"Untuk apa kau datang ke sini? Lebih baik kau pergi saja, sebentar lagi aku akan mengadakan meeting dengan klien."     

Reva tertawa lebar. Setiap orang yang ia kunjungi tampak ingin mengusirnya pergi. Namun, sebelum pergi, Reva akan membicarakan sesuatu padanya.     

"Aku ingin bicara denganmu sebentar. Tak akan lama kok."     

"Ya sudah. Bicara saja dari sekarang." Saga harus waspada dengan Reva. Wanita yang ada di depannya ini memang berbahaya.     

"Aku mohon, kau jauhi Agam. Jangan pernah berteman dengannya lagi." Reva melakukan ini karena takut kehilangan pria itu. Ia tak mau, kalau Agam semakin terperdaya dengan Saga dan teman-temannya.     

"Kau sangat aneh. Kenapa menyuruhku untuk menjauhinya?"     

"Aku tak suka melihat kalian dekat." Reva langsung bicara terus terang. "Kalau kau sampai tak menuruti ucapanku, maka–"     

"Maka apa, hah?! Kau berani sekali mengancamku seperti ini."     

Reva akan bernegosiasi dengan Saga. Apabila pria itu berani mendekati Agam dan masih berteman, maka ia tak akan segan-segan untuk menyakiti Alisa. Mendengar hal itu, Saga langsung marah. Apalagi saat ini Alisa tengah hamil muda dan Reva masih belum tahu sama sekali.     

"Bagaimana? Simple saja kan keinginanku itu? Aku hanya memintamu untuk menjauh dari kekasihku saja." Sampai sekarang, Reva masih menganggap Agam sebagai kekasihnya.     

Ancaman Reva ini membuatnya semakin merasa curiga. Ia harus waspada selalu dengan gerak-geriknya. Tak boleh lengah sama sekali, karena Reva pasti akan menyerangnya kalau tak fokus sedikit saja.     

"Aku berharap, kau paham dengan ucapanku ini. Semoga saja kau lebih bijaksana dan memprioritaskan keluarga kecilmu daripada seorang teman yang baru dikenal."     

Napas Saga tersengal-sengal. Ia mencoba untuk menahan emosi. Kalau saja di depannya sekarang adalah seorang pria, maka dirinya tak akan segan untuk memberikan bogem mentah ke area wajah.     

"Untung saja kau ini seorang wanita. Kalau lelaki, sudah aku buat kau menyesal karena sudah berani mengancamku seperti tadi."     

"Memangnya kenapa kalau aku seorang wanita, apakah kau takut padaku?"     

"Tentu saja tidak. Tapi, bagiku meladenimu sama saja seperti sampah! Tak berguna!"     

Reva tak terpancing dan tetap terlihat tenang di mata Saga. Beberapa saat kemudian, wanita itu berlalu pergi dari hadapannya. Reva sudah selesai mengeluarkan keinginannya.     

'Aku melakukan hal ini agar Agam tak menceritakan yang sebenarnya padamu. Kalau mau menurut dengan keinginanku untuk menjauh dari Agam, maka kau dan Alisa akan selamat.'     

***     

Bu Angel memutuskan untuk tinggal di sini selamanya dan akan menjual rumah yang pernah ia tinggali bersama dengan Pak Surya. Biar bagaimanapun, rumah itu telah banyak menyimpan kenangan bersama dengan pria yang begitu ia cintai.     

"Apa ibu yakin, pengen menjual rumah itu?" tanya Alisa.     

"Iya, Nak. Ibu yakin sekali. Ibu akan tinggal di sini saja bersama dengan kalian ya."     

"Iya, Bu. Baiklah kalau seperti itu. Nanti ibu bilang langsung sama Saga, ya."     

Tiba-tiba, Anton berjalan dengan terburu-buru saat menghampirinya di ruang tamu. Alisa pun bertanya apa yang sebenarnya terjadi.     

"Kau kenapa?"     

"Reva ingin bertemu dengan Nyonya. Sudah kuperingatkan untuk pergi saja dari sini, tapi dia tetap ngotot."     

Alisa lalu menyerahkan sang anak pada Bu Angel. Ia menitipkan sebentar si kecil pada sang ibu mertua. Kemudian, Alisa ikut bersama dengan Joseph ke luar.     

Alisa langsung berhadapan dengan Reva, begitu telah di luar. Wanita itu tersenyum licik saat menatapnya.     

"Mau apa kau datang kemari? Apa ada hal yang penting untuk dibicarakan?"     

"Aku hanya ingin bicara berdua saja denganmu. Bukan bersama dengan para cecungukmu ini!" sindir Reva pada Anton.     

Alisa langsung paham dengan maksud ucapan Reva. Ia pun menyuruh Anton untuk pergi dari sini sebentar. Anton terlihat mencebik ke arah Reva dan merasa kesal.     

"Anton sudah pergi, cepat bicara sekarang!"     

Reva maju satu langkah dan berdiri tepat di hadapan Alisa. "Kau tahu kan, aku orangnya seperti apa?"     

"Langsung bicara saja ke inti masalah. Kau mau apa datang ke sini?" Alisa tak ingin berbelit-belit seperti ini. Ia ingin Reva bicara to the point.     

"Suruh suamimu itu untuk tak berteman dengan Agam lagi. Jauhi kekasihku mulai dari sekarang. Aku tak suka, melihat Saga dan Agam jadi teman baik. Kalau tidak–"     

Ucapan Reva langsung dipotong oleh Alisa. "Kalau tidak apa?"     

"Aku akan mencelakai kalian berdua. Ingat itu ya."     

Alisa merasa ada yang tak beres dengan semua ini. Tiba-tiba saja, Reva menyuruh Saga untuk tak berteman lagi dengan Agam. Apa yang sebenarnya terjadi?     

"Berani sekali kau mengancam menantuku seperti ini?!" Bu Angel langsung mendorong bahu Reva cukup keras hanya dengan sebelah tangan. "Sana pulang! Dasar wanita tak berguna.     

Alisa langsung melerai sang ibu dan mengajaknya masuk ke dalam. "Bu, sebaiknya ibu sama si kecil ke kamar aja ya. Biar aku yang bicara dengan Reva baik-baik."     

"Tapi, kau tidak apa-apa, Nak?"     

"Tak apa-apa, Bu. Aku baik-baik aja."     

Bu Angel menurut dengan ucapan Alisa dan melangkah menuju ke kamar. Sedangkan, Alisa kembali ke luar dan menemui Reva.     

"Sebaiknya kau pergi dari sini sekarang juga. Pembicaraan kita sudah selesai."     

"Aku harap kau mengerti dengan ucapanku tadi. Kalau tidak, kau akan menyesal, Sa. Aku akan membuat kau dan Saga menderita kalau tak menjauhi Agam." Reva langsung berbalik badan dan menuju ke arah mobil.     

Alisa masih bertanya-tanya dalam hati, apa yang sebenarnya telah terjadi. Kenapa Reva begitu ngotot menyuruh Saga untuk menjauh dari Agam?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.