Arrogant Husband

Seperti Ada yang Disembunyikan



Seperti Ada yang Disembunyikan

0Reva memang tak menyerah untuk memperjuangkan cintanya pada Agam. Ia kali ini kembali berakting, agar bisa mendapatkan perhatian dari pria itu. Hari ini, Reva pura-pura sakit di rumah dan akan menelepon Agam.     
0

Ia terus mencoba untuk menghubungi Agam, tapi pria itu tampaknya selalu menolak panggilannya. Membuat Reva merasa kesal sendiri. Ia mengembuskan napas panjang seraya mencebik.     

"Dasar! Untung aku cinta sama kau, Gam. Andai saja aku tak mencintaimu, untuk apa aku berjuang sekeras ini."     

Banyak pria di luar sana yang masih menunggu Reva dan mengantre untuknya agar bisa menjadi seorang kekasih. Namun, sampai sekarang hatinya masih terpaut pada Agam. Ia mencintai pria yang sederhana dan apa adanya. Berbeda sekali dengan seleranya dahulu.     

Bersama dengan Agam membuatnya merasa sedikit tenang. Pria itu jauh dari kemewahan yang selama ini selalu ia incar. Namun, tak selamanya harta membawa kedamaian.     

Kali ini, panggilannya terhubung dengan Agam. "Hallo, Agam?"     

"Kenapa lagi kau menghubungiku, Va?" Agam masih marah padanya. Terdengar nada bicaranya yang sedikit ketus.     

"Aku kangen dengan dirimu, Gam. Aku lagi sakit sekarang. Bisa kau temani aku di rumah?"     

Reva berharap semoga saja Agam mau menemaninya di rumah. Ia terpaksa melakukan cara ini karena sudah kehabisan akal untuk mendapatkan perhatian dari pria itu.     

"Gam? Kau mau kan?"     

"Maaf, Va. Aku tak bisa, sebentar lagi akan berangkat kerja."     

Reva terkejut karena Agam langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Tak menyangka dengan sikap pria itu yang sekarang sudah berubah padanya.     

"Ini tak bisa dibiarkan. Semakin lama, Agam semakin menjauh dariku."     

***     

"Ahh, mengganggu saja! Tak tahu apa orang hendak berangkat kerja." Agam mengeluh karena mendapatkan panggilan dari Reva tadi.     

Pria itu tak peduli lagi dengan Reva. Apa pun keadaan wanita itu, ia tak ingin kembali atau pun merasa kasihan. Ponsel yang masih berada di genggaman pun, akhirnya Agam matikan, agar Reva tak menghubunginya lagi.     

Dengan ini, Agam merasa sedikit tenang sekarang. Tanpa membuang waktu lagi, ia segera berangkat kerja.     

***     

Joseph ingin menemui Agam di bar. Ia tak peduli dengan ucapan Reva yang menyuruhnya untuk menjauh dari pria itu. Sebentar lagi, ia akan sampai di sana.     

"Pasti ada sesuatu yang Reva sembunyikan," ucapnya yang lagi duduk di balik kemudi.     

Akhirnya, Joseph sudah sampai di tempat kerja Agam. Ia segera masuk ke dalam dan minum sebentar di sana. Ia melihat Agam dari jauh.     

Agam sontak memandang ke arah Joseph yang mendekat. Pria itu melambaikan tangan seraya tersenyum.     

"Kau mau minum apa, Jo?" tanya Agam saat Joseph baru saja duduk.     

"Aku minta wine saja."     

Agam segera membuatkan pesanan Joseph. "Baiklah, tunggu sebentar."     

Saat membuatkan minuman untuk Joseph, ia ingin sekali menceritakan tentang Reva, yang menjadi pelaku pembunuhan Pak Surya. Namun, entah kenapa bibirnya jadi kelu dan sulit untuk bicara terus terang.     

'Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku bicara jujur saja?'     

Agam sudah selesai membuatkan minuman untuk Joseph. "Silakan diminum, Jo."     

"Terima kasih, Gam."     

Kedatangan Joseph ke sini untuk membicarakan suatu hal. Namun, ia tak tahu harus mengatakan mulai dari mana. Sembari meneguk minumannya, ia menatap ke arah Agam. Agam pun langsung balas memandangnya.     

Agam tahu, sepertinya Joseph hendak mengatakan sesuatu. Ia terus menunggu ucapan apa yang akan ke luar darinya. Pria itu terlihat gelisah di tempat duduk. Sesekali juga meneguk minumannya lagi.     

"Gam?"     

"Ya? Ada apa?"     

"Kemarin Reva datang ke rumahku. Dan, dia langsung menyuruhku untuk menjauhimu. Aku bingung, apa yang terjadi dengannya?"     

'Sampai segitunya Reva melakukan itu? Dia takut, kalau aku akan membocorkan rahasinya pada yang lain.'     

Agam masih merahasiakan hal ini pada Joseph. Ia berpura-pura tak tahu mengenai Reva. Sampai sekarang pun, ia masih bingung apakah harus berterus terang atau tidak.     

"Dan, satu lagi ... kecurigaanku terhadap Reva semakin besar, Gam. Aku yakin bahwa dialah yang sudah membunuh Pak Surya."     

Agam sedikit terkejut mendengar ucapan Joseph. Pria itu ternyata sudah curiga juga dengan Reva dari awal.     

"Kenapa kau berpikir seperti itu, Jo?"     

"Karena hatiku sangat yakin, bahwa Reva yang sudah membunuh Pak Surya. Wanita licik itu bisa melakukan hal apa pun. Kemarin dia sempat bertengkar kan, dengan Pak Surya?"     

"I–iya, Jo. Kau memang benar."     

Pancaran mata Joseph semakin tajam ke arahnya. Semoga saja, pria itu tak curiga juga dengannya karena sudah menyembunyikan rahasia ini.     

"Gam, kau tak menyembunyikan sesuatu dari aku dan Saga kan?"     

Pertanyaan Joseph seperti sedang menginterogasi dirinya. Agam langsung menggeleng kuat dan berkata tidak.     

"Ti–tidak ... aku tak menyembunyikan hal apa pun pada kalian berdua." Agam pun masih merahasiakan hubungannya dengan Reva. Bahwa saat ini sudah putus hubungan. Ia tak mau kalau Joseph tahu tentang hal ini dan akan menimbulkan tanda tanya besar.     

"Baiklah kalau begitu." Joseph langsung meneguk habis minumannya. "Aku pulang dulu, Gam."     

Joseph langsung mengeluarkan dompetnya dari saku belakang celana. Kemudian, menyodorkan uang ke arah Agam. Pria itu tersenyum sebelum pulang dari sini.     

Agam akhirnya bisa bernapas lega karena Joseph sudah pulang. Ia begitu takut akan pertanyaan Joseph tadi. Untuk sementara ini, ia akan merahasiakan hal ini dulu pada mereka.     

"Maafkan aku, Jo, karena telah berbohong padamu dan juga Saga. Aku akan memberitahukan pada kalian, kalau waktunya sudah pas."     

Setelah ke luar dari bar tempat Agam bekerja, Joseph melangkah menuju ke dalam mobil. Pria itu terlihat berbalik badan dan menatap bar itu sekali lagi.     

"Aku yakin, pasti Agam juga menyembunyikan sesuatu dariku. Pancaran matanya begitu terlihat jelas bahwa tadi dia berbohong bahwa tak ada hal apa pun."     

Insting Joseph cukup kuat. Ia tahu, mana orang yang berkata jujur dan mana yang tidak. Namun, ia tak ingin mempermasalahkan hal tadi pada Agam. Alhasil, Joseph sudah duduk di kursi kemudi dan siap mengendarai kendaraannya untuk menjauh dari sini.     

Apa pun itu, semuanya akan terbongkar juga pada akhirnya. "Apakah ini semuanya berkaitan dengan Reva juga? Apa Agam menyembunyikan sesuatu untuk melindungi Reva?"     

Pria itu tak akan membiarkan siapa pun tiada, setelah kepergian Pak Surya. Keluarga Saga sudah ia anggap sebagai keluarganya juga. Jadi, Joseph tak akan membiarkan siapa pun menyentuh Saga dan yang lain.     

Ia akan terus waspada dengan gerak-gerik Reva. Siapa tahu, wanita itu mulai merencanakan sesuatu lagi dari sekarang. Kejadian yang dulu tak akan pernah terulang kembali. Cukup kematian Pak Surya saja yang membuat semua ini menjadi tanda tanya dan masih belum menemukan siapa pelakunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.