Arrogant Husband

Kedatangan Reva yang Gagal



Kedatangan Reva yang Gagal

Reva melihat bahwa Joseph tadi menemui Agam di bar. Ternyata pria itu tak mempan dengan ancamannya. Terpaksa, ia pun mulai melancarkan aksinya dan menyerang keluarga Saga, sebagai balasannya.     

"Ternyata kau bermain-main denganku, Jo. Awas saja! Sudah aku bilang kemarin, jangan dekat lagi dengan Agam. Kau tanggung akibatnya sekarang. Aku akan mencelakai Alisa." Setelah itu, Reva akan menuju ke rumah Saga.     

***     

Anton melihat mobil Reva yang berada di depan gerbang. Ada beberapa penjaga yang berjaga dan tak membiarkannya masuk. Ia pun segera menghampiri wanita itu.     

"Mau apa lagi kau datang ke sini? Sebaiknya kau pulang saja! Dasar wanita ular!" ketus Anton.     

Reva membuka kaca mobilnya dan berkata, "aku ingin masuk ke dalam dan bertemu dengan Alisa."     

Namun, Anton tak membiarkannya masuk dengan mudah. Pria itu tetap menyuruh Reva untuk pulang saja dari sini. Tiba-tiba saja, Reva menggas mobilnya dan tetap memaksa masuk ke dalam. Hingga Anton dan yang lain menepi.     

"Dasar wanita gila!" teriak Anton.     

Reva segera ke luar dari mobil dan melambaikan tangannya kepada Anton. Ia mengejek pria itu dan langsung menuju ke pintu masuk. Anton dan para anak buah yang lain bergegas untuk mencegahnya meraih pegangan pintu.     

"Enak saja mau masuk sembarangan ke rumah orang! Tak boleh! Nyonya Alisa tak ingin menemuimu sekarang." Anton langsung mencekal pergelangan tangan Reva dengan kuat.     

"Tahu dari mana kau, kalau Alisa tak ingin bertemu denganku, hah?!"     

Reva berteriak memanggil nama Alisa, berharap wanita itu segera membuka pintu. Ia juga berontak pada Anton yang masih memegangi pergelangan tangannya.     

"Lepaskan tanganku, pria kurang ajar!" seru Reva tak terima diperlakukan seperti ini.     

Dikatai seperti itu oleh Reva, membuat Anton semakin mengencangkan pegangannya pada pergelangan Reva. Ia tak mau kalah sama sekali. Wanita itu meringis sakit dan memukul dada Anton berkali-kali.     

Anton menyeret tangan Reva dan membawanya menuju ke mobil. Ia mengusir wanita itu agar tak ke sini lagi. Dengan bentakan dan nada kasar, membuat Reva akhirnya menurut.     

"Awas saja kau nanti! Aku akan membalas semua perlakuanmu ini, Ton!"     

Reva buru-buru masuk ke dalam mobil dan pergi dari sini. Rencananya untuk memberi peringatan berakhir gagal. Semua gara-gara Anton yang sok belagu.     

Sedangkan dari atas jendela kamar, Alisa bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di bawah sana. Beruntung Anton berhasil mencegah Reva untuk masuk. Ia tak ingin bertemu dengan wanita itu. Alisa lebih memilih menghindar dan memberi jarak untuk keselamatan sang janin dalam kandungan.     

Alisa tak akan membiarkan Reva tahu tentang kehamilannya ini. Wanita itu pasti akan melakukan hal yang jahat lagi padanya. Sudah cukup, Alisa dibuat bersedih karena telah kehilangan anak.     

"Nak?" Tiba-tiba, Bu Angel masuk ke dalam kamar Alisa. "Tadi sepertinya ada Reva di luar."     

"Iya, Bu. Aku memang sengaja tak ingin bertemu dengannya. Aku takut, kalau dia akan mencelakai janinku lagi."     

Bu Angel mengangguk dan membenarkan ucapan Alisa. "Kau benar, Nak. Lebih baik menghindar saja dari wanita licik itu. Jangan biarkan kehamilan keduamu ini diganggu oleh dia lagi."     

"Iya, Bu. Semoga saja Reva tak tahu akan kehamilanku."     

Alisa lebih waspada lagi sekarang dengan Reva. Saga sudah menyuruh Anton dan yang lain untuk berjaga di luar dan jangan sampai membiarkan Reva masuk ke dalam. Namun, tetap saja membuat Alisa selalu merasa cemas ketika melihat wanita itu ada di sini.     

'Ya Tuhan, lindungilah aku dan bayiku selalu.'     

***     

Reva uring-uringan saat sampai di rumah. Wanita itu langsung membanting tasnya ke lantai, setibanya di ruang tamu. Ia pun lekas duduk dengan cepat. Napasnya tak beraturan dan terdengar ngos-ngosan.     

"Awas saja kalian nanti! Akan aku balas." Reva melototkan matanya sendiri. "Yang pertama, adalah kau, Jo! Kau harus merasakan sakit."     

Karena pria itu tak peduli dengan ucapannya, maka Reva akan melakukan sesuatu untuk membuat Joseph merasa bersalah. Ia akan membuat Alisa jadi celaka. Namun, saat Anton menjaga rumah Saga dengan ketat, membuatnya tak bisa masuk sama sekali ke dalam rumah. Ia ingin membuat Alisa celaka, sama seperti dulu.     

"Pak Surya yang menyebalkan itu sudah tiada, tapi keluarganya masih ada. Tak jauh bedanya sama menyebalkan seperti orang tua yang sudah mati itu!"     

Pikiran Reva jadi bercabang ke mana-mana. Wanita itu ingin Agam kembali, tapi di sisi lain, Anton dan Joseph telah curiga padanya bahwa dirinyalah yang membuat Pak Surya tiada. Reva masih bingung, akan melakukan apa setelah ini. Yang jadi prioritas utamanya tetap Agam. Pria itu masih membekas dalam hati dan juga pikirannya.     

***     

"Sayang, apa benar tadi Reva ke sini?" tanya Saga yang baru saja pulang dari kantor.     

"Loh, kau dari mana tahu itu?"     

"Dari Anton. Dia sudah menceritakan semuanya padaku. Reva selalu saja membuat onar dan tak jera sama sekali."     

Saga berterima kasih pada Anton karena telah menjaga rumah dengan baik. Sekarang istrinya dalam keadaan baik-baik saja.     

"Aku juga tak tahu, kenapa dia datang ke sini lagi. Sepertinya memang tak ingin melihat kebahagiaan keluarga kita."     

"Tenang saja sayang. Aku tak akan membiarkan Reva masuk ke dalam rumah ini lagi. Penjagaan akan diperketat lagi. Agar kau, anak kita, dan juga Ibu akan merasa aman di sini saat aku berada di kantor." Saga langsung memeluk tubuh sang istri dengan erat. Ia tak ingin keluarga kecilnya kenapa-kenapa.     

Setelah itu, Alisa segera membukakan setelan jas milik Saga. Pria itu senang dimanja seperti ini olehnya.     

"Terima kasih karena kau telah menjadi pria yang siaga di rumah ini."     

"Sama-sama sayang. Aku melakukan hal ini karena sangat menyayangimu dan keluarga kita."     

"Ya sudah, cepatlah kau mandi. Bau asem tau!" Alisa menutup hidungnya dengan sebelah tangan. Ia mengejek sang suami yang berada di depannya saat ini.     

"Baiklah sayang, aku akan mandi. Kasihan istriku kalau nanti mencium aroma yang tak wangi saat dia memelukku." Saga menoel pipi Alisa dengan gemas. Membuat wanita itu langsung salah tingkah. Alisa mencubit pinggangnya dengan pelan.     

"Ya sudah sana, cepat mandi. Berhenti untuk menggodaku seperti ini."     

"Bukankah kau suka kalau digoda seperti ini olehku?" tanya Agam pada sang istri.     

"Kau ini bisa saja. Tapi, aku merasa gugup."     

"Gugup kenapa sayang? Aku kira, dirimu tak bisa gugup akan hal apa pun."     

Saga terus saja bicara dengan Alisa, membuatnya menunda beberapa menit untuk mandi. Walaupun begitu, Alisa tetap menyuruhnya untuk membersihkan diri.     

"Ayo sayang, cepat sana mandi. Kau bau asem tahu! Ayo, cepat sana."     

"Iya sayang, baiklah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.