Arrogant Husband

Pernyataan Cinta



Pernyataan Cinta

0Melati celingak-celinguk saat berada di sebuah mall mewah. Wanita itu tak menyangka akan diajak ke sini dan ditraktir oleh Joseph berbelanja. Pria itu menyuruhnya untuk membeli apa yang dimau.     
0

"Jo?"     

"Ayo, belanja sana. Jangan sungkan. Aku yang akan bayar semuanya." Joseph menyuruh Melati untuk berbelanja apa saja di sini.     

"Apa semua wanita yang sedang jalan denganmu, pasti kau perlakukan seperti ini?" tanya Melati yang membuat Joseph langsung diam.     

"Tentu saja tidak. Aku hanya memperlakukan hal ini padamu saja."     

Melati merasa tak percaya dengan ucapan Joseph. Pria setampan dirinya pasti banyak yang mendekat dan terpikat oleh pesonanya.     

"Kenapa diam? Kau tak percaya dengan ucapanku, Mel?" Joseph memandang wanita cantik yang ada di sampingnya.     

Wanita itu tak menjawab pertanyaan Joseph. Mereka berdua masih berjalan untuk melihat-lihat ke sekitar mall mewah ini. Melati masih belum ingin belanja apa-apa. Sedangkan, Joseph masih terus meminta jawaban darinya.     

"Aku mohon Mel, kau percaya padaku, ya."     

"Untuk apa aku percaya denganmu, Jo? Memangnya kenapa?"     

"Kau harus percaya padaku karena aku hanya menyukaimu saja."     

Joseph akhirnya keceplosan bicara. Melati pun langsung terdiam ketika mendengar ucapan pria itu. Apa yang diucapkan oleh Joseph barusan, membuat jantung Melati kian berdetak cepat.     

"Apa yang kau ucapkan tadi, Jo?" Alis Melati tampak naik sebelah.     

Karena perasaannya sudah diketahui oleh Melati, maka Joseph pun akan berterus terang dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. Bahwa dirinya memiliki rasa pada Melati sejak pandangan pertama. Joseph pun langsung meraih kedua tangan mulus nan putih milik wanita itu.     

Melati sungguh terkejut dengan aksi Joseph ini. Pria itu memegangi kedua tangannya dan menatap matanya dengan tajam. Sontak, mereka pun jadi pusat perhatian orang-orang yang ada di area mall ini. Melati celingak-celinguk melihat ke sekitar.     

"Mel, apa kau percaya dengan cinta pada pandangan pertama?" Joseph ingin bertanya satu hal dulu pada Melati.     

"Pe–percaya kok ...."     

"Nah ... dan sekarang aku mencintaimu, Mel. Sejak pertama kita bertemu kemarin," ungkap Joseph.     

Melati sekarang jadi bengong sendiri. Apakah ucapan Joseph ini merupakan suatu kebenaran atau tidak. Mereka berdua baru kemarin hari bertemu dan pria itu langsung mengatakan cinta padanya. Melati hampir tak percaya dengan ucapan Joseph. Namun, di sisi lain, ia juga merasa senang bukan main.     

"Aku tahu, kau pasti tak percaya dengan ucapanku ini karena baru kemarin kita bertemu kan? Maka dari itu, izinkanlah aku untuk membuktikan semua itu padamu mulai sekarang, Mel." Joseph tersenyum ke arah Melati.     

"Iya, memang benar. Aku masih ragu denganmu saat ini. Kita baru bertemu kemarin, Jo."     

"Tapi, entah kenapa, aku merasa yakin saat bersamamu, Mel. Aku mohon, tolong terima cintaku ini."     

Joseph berharap, semoga saja pernyataan cintanya pada Melati tak tertolak. Cukup dengan Reva saja, ia merasakan sakit hati yang mendalam. Ia pun tahu, kalau wanita yang sedang berada di dekatnya saat ini juga memiliki perasaan yang sama dengannya.     

Wanita itu tampak malu-malu pada Joseph. Di lubuk hati terdalam, Melati memang menyukai Joseph sejak pertama kali bertemu. Namun, tak secepat ini kalau ingin menjalani hubungan bersama.     

"Kita berteman saja dulu, ya. Aku tak mau terburu-buru untuk pacaran. Apalagi kita berdua baru saja kenal. Yakin saja, kalau jodoh tak akan ke mana, Jo. Aku mohon, tolong mengerti dengan keadaan ini."     

Lantas, ucapan Melati disetujui oleh Joseph. Pria itu melihat sisi kedewasaan yang ditunjukkan olehnya. Ini yang membuat Joseph semakin jatuh hati pada Melati.     

"Baiklah, aku hargai keputusanmu, Mel."     

Setelah mengungkapkan perasaannya pada Melati, Joseph merasa lebih lega. Pria itu telah berterus terang dengan wanita itu. Melati pun tak marah saat dirinya menyatakan perasaan. Alhasil, mereka kembali lagi berjalan setelah sekian lama duduk di sebuah bangku yang panjang.     

"Ya udah, yuk kita jalan lagi!"     

***     

"Makasih ya, sudah membelanjakan aku barang sebanyak ini." Melati tampak senang mendapatkan barang-barang bagus nan mewah yang dibelikan oleh Joseph.     

Pria itu tak segan-segan menyuruhnya berbelanja dalam jumlah banyak. Melati pun tak mau, kalau ada anggapan yang tak baik untuknya. Ia tak mau, kalau Joseph terus seperti ini.     

"Sama-sama, Mel."     

"Oh, ya. Kau tak usah lagi membelanjakan aku banyak barang seperti ini. Aku berteman denganmu tulus, Jo, bukan karena harta dan barang mewah."     

Joseph mengangguk mendengar ucapan Melati. "Iya, aku tahu kok. Kau memang wanita yang baik."     

Melati masih berada di dalam mobil Joseph. Saat akan ke luar dari mobil, pria itu mencegatnya dan mengatakan sesuatu yang membuatnya tercengang.     

"Mel, aku akan terus menunggumu sampai kau mau menerimaku sebagai pendamping hidupmu."     

Melati langsung tersenyum ceria mendengarnya. Baru kali ini, ia merasakan jatuh cinta yang amat sangat memabukkan. Bersama dengan Joseph, ia sungguh bahagia. Andai saja, dirinya dan Joseph sudah lama saling mengenal, mungkin saja Melati akan langsung menerima pernyataan cinta pria itu.     

"Terima kasih banyak, Jo. Apa kau mau mampir dulu ke rumahku?"     

"Kurasa tidak dulu, ya. Karena aku masih ada kerjaan yang harus dikerjakan dahulu. Nanti, aku bisa saja langsung ke sini, Mel."     

"Baiklah kalau begitu, Jo. Hati-hati di jalan, ya." Melati pun akhirnya ke luar dari mobil Joseph. Ia melambaikan tangan ke arah pria itu. Di sebelah tangannya tampak membawa sebuah tas jinjing yang di dalamnya berisikan pakaian.     

Joseph balas tersenyum padanya sebelum benar-benar menjauh dari halaman rumah Melati. Beberapa menit kemudian, pria itu akhirnya sudah berlalu pergi dari sana.     

Hari ini adalah hari yang paling menggembirakan untuk Melati. Ia mendengar langsung pernyataan cinta yang diucapkan oleh Joseph. Pria itu berkata tentang cinta pada pandangan pertama. Namun, ia tak mau terburu-buru untuk menerima cinta tersebut. Melati tak mau salah dalam hal memilih jodoh dan harus selektif.     

"Maafkan aku, Jo. Aku melakukan semua ini karena tak mau salah pilih dalam mencari pasangan hidup. Kalau kau memang jodohku, maka Tuhan akan mempermudah jalan kita berdua." Melati yakin bahwa Tuhan sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untuknya.     

Lantas, Melati masuk ke dalam kontrakannya dan bergegas menuju ke kamar. Ia ingin istirahat karena jalan-jalan berdua dengan Joseph cukup banyak menguras tenaga. Namun, di samping itu, dirinya amat senang.     

"Sudah tampan, kaya, baik hati pula. Joseph memang tipe pria idamanku. Dia tak sombong sama sekali dan tak risih di dekatku, padahal aku hanya wanita biasa saja."     

Melati tak mau ambil pusing lagi. Ia pun segera meletakkan barang-barang belanjaannya di atas meja. Setelah itu, dirinya merebahkan diri di atas spring bed empuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.