Arrogant Husband

Usaha Merebut Hati Melati



Usaha Merebut Hati Melati

0Joseph berkunjung ke rumah Saga dan ingin membicarakan sesuatu. Ada pula Anton yang ikut serta duduk bersama di taman belakang. Ketiga pria itu tampak berbincang-bincang. Joseph datang ke sini untuk meminta pendapat bagaimana caranya untuk mendapatkan hati seorang wanita.     
0

"Aku mau bertanya dengan kalian. Gimana sih, caranya untuk mendapatkan hati wanita? Agar dia mau menerima cinta kita."     

Saga dan Anton terdiam seketika. Mereka tampak saling berpandangan satu sama lain. Kemudian, Saga tertawa kecil karena ucapan Joseph tadi.     

"Loh, kok ketawa sih? Aku kan bertanya dengan kalian," ucap Joseph yang sedang cemberut.     

"Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta nih." Anton menimpali ucapan Joseph sembari meledek pria itu.     

Joseph tampak malu-malu. Benar saja, saat ini dirinya sedang merasa jatuh cinta kepada Melati. Wanita itu berhasil membuatnya mabuk kepayang. Siang dan malam selalu saja mengingat wajah cantiknya. Joseph tak bisa menampik, saat dirinya berdekatan dengan Melati, irama jantungnya kian berdetak dengan cepat.     

"Iya, sepertinya si Joseph lagi jatuh cinta sama seseorang, tapi bukan Reva kan orangnya?" tanya Saga sambil menggoda Joseph.     

"Tentu saja bukan dia. Untuk apa aku dengan Reva lagi?" Joseph langsung cemberut saat disindir tentang Reva.     

Anton dan Saga tampak menertawakan tingkah Joseph. Pria itu masih saja cemberut.     

"Lalu, siapa wanita itu?" tanya Saga. "Aku ingin tahu wajahnya dan mungkin saja ingin mengajaknya berkenalan." Saga tampak menggoda Joseph lagi.     

Digoda seperti ini terus dengan Saga, membuat Joseph makin cemberut. Pria itu tampak cemburu karena ucapan Saga.     

"Ya Tuhan, langsung cemberut si Joseph. Aku hanya bercanda, Jo. Mana mungkin aku ingin mengajak wanitamu berkenalan." Saga mengangkat kedua bahunya.     

"Ada-ada saja si Saga ini. Dia kan sudah punya Alisa." Anton tampak tersenyum ke arah mereka berdua.     

Joseph pun menceritakan pada Saga dan juga Anton tentang Melati. Wanita yang mampu membuat hatinya merasa berbunga-bunga. Jantungnya terus berdetak tak karuan ketika berada di sisinya. Ia juga bercerita tentang Melati yang berparas cantik. Bayangannya selalu saja teringat setiap saat.     

Saga memberikan sebuah saran pada Joseph agar terus berjuang untuk mendapatkan cinta dari wanita itu. Ia menyuruh sang sahabat untuk terus memberikan rasa cinta dan kasih sayang. Perlahan-lahan, wanita itu pasti akan luluh juga hatinya.     

Anton juga setuju dengan saran yang diberikan oleh Saga. Akhirnya, Joseph merasa tersemangati oleh kata-kata yang dilontarkan oleh Saga.     

"Kau terus saja berjuang, Jo, untuk mendapatkan cintanya. Jangan pernah menyerah untuk cinta."     

Sama seperti yang Saga lakukan dulu pada Alisa, ia berjuang terus untuk meluluhkan hati wanita itu. Dan, pada akhirnya, Alisa pun berhasil didapatkan dan telah menjadi miliknya seutuhnya.     

"Iya, Ga, terima kasih atas saran darimu. Aku sangat semangat mendengar ucapanmu tadi. Aku akan terus berjuang untuk mendapatkan cinta Melati."     

"Hm, kapan-kapan diajak dong dia ke sini. Siapa tahu, dia bisa berteman baik dengan Alisa," ucap Saga.     

"Baiklah, Ga. Aku akan mengajaknya nanti ke rumahmu."     

Mereka bertiga tampak saling melempar senyuman. Bahkan juga canda tawa mereka tampilkan. Malam ini, ketiganya bahagia bisa bersama-sama.     

Tiba-tiba, Joseph kepikiran tentang Agam. Sudah beberapa hari ini, ia tak bertemu dengan pria itu. Ia ingin sekali memberitahukan pada Agam tentang Reva. Bagaimana wanita itu sekarang dan masa hukuman yang harus dijalani.     

Melihat Joseph terdiam seperti itu, membuat Saga dan Anton mencoba untuk menyadarkannya. Saga mengibaskan sebelah tangan ke arah Joseph.     

"Kau kenapa? Ada masalah?" tanya Saga.     

"Tidak. Hanya saja, aku kepikiran dengan Agam. Apa dia sudah tahu masalah Reva, ya?"     

"Aku juga tak tahu, Jo. Kami masih belum memberitahukan soal itu."     

"Kalau Agam tahu hal ini, pasti dia akan bersedih."     

"Kenapa Agam jadi bersedih, Jo? Apa dia masih mencintai Reva?" Anton akhirnya bertanya pada Joseph tentang ini.     

"Iya, dia masih mencintai Reva dan belum bisa melupakan wanita licik itu. Aku heran jadinya."     

Saga menepuk pelan pundak Joseph. "Tak usah heran, namanya juga cinta. Wajar saja hal itu bisa terjadi. Kau paham kan? Cinta bisa membuat seseorang jadi gila?"     

Mereka setuju dengan ini. Terkadang, cinta bisa saja membuat seseorang jadi kalap mata dan nekat melakukan hal apa saja. Namun, ada juga yang tak terjaring dalam lembah cinta dan malah menjaga jarak untuk mengecap rasa itu.     

Joseph pun mengaku, bahwa dirinya dulu juga begitu mencintai Reva dan tak bisa berpaling dari wanita mana pun. Reva telah membuatnya mau berjuang mati-matian. Namun, apa yang ia dapatkan sekarang? Hanya cinta semu dan ketidakpastian.     

Obrolan ketiga pria itu tampak seru. Joseph rasanya tak mau pulang dari rumah Saga, padahal jarum jam semakin bergerak. Ia ingin menghabiskan banyak waktu bersama dengan teman-temannya. Jarang ada waktu seperti ini, karena mereka sibuk dengan urusan masing-masing.     

"Apa kalian mau tambah minuman lagi?" Saga menawarkan pada mereka, apakah mau menambah minuman lagi.     

"Tidak, Ga. Ini saja sudah cukup."     

Ucapan Joseph juga mewakilkan Anton. Kedua pria itu tak mau menambah minuman lagi. Mungkin, sebentar lagi obrolan ini akan segera berakhir dan Joseph akan pulang ke rumah.     

"Baiklah, kalau begitu. Jo, ingat ya, bawa wanitamu datang ke sini nanti. Kita semua ingin melihatnya."     

"Siap, Ga. Akan aku perkenalkan dia di sini."     

Seteleh meneguk habis minumannya yang tersisa sedikit tadi, Joseph pun pamit untuk pulang pada Saga dan juga Anton. Cukup lama dirinya berada di sini sambil mengobrol santai di malam hari. Perasaannya pun jadi semakin tenang sekarang. Tak ada lagi rasa gundah, malah semakin gencar untuk mendapatkan Melati.     

Saga dan Anton tampak memberinya semangat, terus berjuang untuk mengejar cinta Melati. Joseph layak untuk dicintai oleh seorang wanita. Kemudian, mereka berdua mengantar Joseph sampai ke halaman depan.     

"Makasih ya, kalian berdua sudah memberiku dukungan terus seperti ini. Kalian berdua memang sahabat-sahabat yang terbaik," ujar Joseph.     

"Aku dan Anton akan selalu memberi dukungan padamu, serta doa untuk kelancaran usahamu menaklukkan hati wanita itu. Semoga saja, kau dan dia cepat bersatu dalam pelaminan."     

"Aamiin, terima kasih banyak."     

Setelah itu, Joseph masuk ke mobil dan duduk di kursi kemudi. Tak lama kemudian, ia melajukan mobilnya dan segera pergi dari rumah Saga ini. Kedua pria itu tampak menatap kepergian Joseph sampai tak terlihat lagi.     

Anton masuk lebih dulu ke dalam rumah dan ingin istirahat dalam kamarnya, sedangkan Saga masih berdiri di halaman. Pria itu berkacak pinggang sambil menatap pemandangan di malam hari. Ia juga berdoa untuk kebahagiaan Joseph, sahabatnya itu.     

"Kau sekarang harus bahagia, Jo. Maafkan aku karena sudah merebut kebahagiaanmu dulu, yaitu Reva. Tapi, kali ini kau harus mendapatkan cinta dari wanita yang bernama Melati itu." Saga mengangguk-angguk, lalu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar menemui sang istri. Sudah cukup lama, ia meninggalkan Alisa sendirian di kamar.     

Ia pun bergegas berjalan dan menaiki anak tangga dengan cepat. Rasa rindunya pada sang istri begitu besar. Ia juga ingin melihat si kecil yang sudah pasti telah tertidur dengan lelap.     

Saga langsung membuka pintu kamar dan menghampiri sang istri. Ternyata Alisa sudah tertidur.     

"Dia sudah tidur rupanya." Saga berjalan menghampiri Alisa. Perlahan-lahan, ia naik ke atas ranjang dan memandang wajah cantik sang istri.     

Melihat Alisa tidur seperti ini saja membuatnya terpesona. Wanita itu terlihat cantik dalam posisi apa pun. Baik saat terjaga mau pun sedang tidur.     

"Kau sangat cantik sayang, dalam kondisi apa pun. Aku sangat mencintaimu."     

"Aku juga sangat mencintaimu, sayang." Alisa langsung mengucapkan kalimat itu.     

Saga lantas terkejut karena sang istri rupanya masih belum tidur. Wanita itu terkikik geli karena sudah berhasil membuat Saga jadi kaget. Lantas, keduanya pun saling berpelukan satu sama lain.     

"Sayang, apakah kau rindu padaku?"     

"Tentu saja aku rindu padamu. Bolehkah aku tahu, apa yang kau bicarakan dengan Joseph dan Anton tadi di luar?"     

"Tentu saja boleh sayang." Saga menceritakan tentang Joseph yang menyukai seorang wanita. Sahabatnya itu meminta saran padanya agar bisa menakhlukkan hati wanita incarannya.     

"Nama wanita itu siapa, sayang?"     

"Melati."     

Mendengar ucapan Saga, membuat Alisa tampak sedikit kaget. Ia langsung teringat dengan sahabatnya yang ada di sebuah rumah kontrakan, lumayan jauh jaraknya dari sini.     

'Melati? Apa kah itu kau, sahabatku?'     

Alisa sontak terdiam. Ia melamun memikirkan Melati. Apakah hanya kesamaan nama saja ataukah memang benar itu Melati, sahabatnya sendiri. Saga yang melihat ekspresi Alisa pun langsung bertanya.     

"Kau kenapa langsung terdiam seperti itu, sayang? Apa ada yang salah?"     

"Tidak, hanya saja, nama wanita itu sama dengan nama sahabatku yang jauh di sana."     

"Kalau memang benar begitu, besok akan aku suruh Joseph untuk membawa wanita incarannya itu datang ke sini. Agar kau bisa melihat sendiri, apakah wanita itu benar sahabatmu atau tidak."     

"Iya sayang. Sudah lama sekali, aku tak bertemu dengan sahabatku itu. Aku sangat rindu padanya."     

Saga pun memeluk tubuh Alisa dengan erat. Ia menyuruh sang istri untuk segera istirahat.     

"Ya sudah, lebih baik kau istirahat saja sayang. Sudah malam, aku tak ingin kau bergadang."     

"Baiklah sayang."     

***     

Kini, Joseph sudah sampai di rumahnya sendiri. Pria itu masih saja memikirkan Melati sebelum tidur. Bayang-bayang wajah wanita berparas cantik itu selalu saja bergentayangan di dalam pikiran.     

"Ah, rasanya sudah tak sabar lagi ingin menjadikan Melati milikku selamanya."     

Besok pagi, ia akan kembali menemui Melati di rumahnya. Ia akan berjuang dan melakukan segala cara untuk meluluhkan hati wanita itu. Biar bagaimanapun, Joseph harus bisa mendapatkan Melati dan menjadikannya sebagai istrinya kelak. Membina hubungan rumah tangga bersama dengan orang yang dicintai.     

"Walaupun dulu aku pernah gagal mendapatkan cinta dari seorang wanita, tapi kupastikan kalau kau tak akan bisa menolakku, Mel. Kau akan jatuh cinta padaku dan kita akan bahagia selamanya kelak."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.