Arrogant Husband

Pertemuan Alisa dan Melati



Pertemuan Alisa dan Melati

0"Jo, kau yakin ingin mengajakku ke rumah sahabatmu itu?"     
0

Kini, Melati sudah siap dan berdandan dengan secantik mungkin. Wanita yang telah resmi menjadi kekasih Joseph itu tampak mengunci pintu sebelum pergi.     

"Iya sayang, tentu saja aku yakin. Memangnya kenapa? Kau tak perlu takut." Joseph meraih tangan Melati dan mengajaknya masuk ke dalam mobil.     

Wanita berparas cantik itu tampak masuk ke dalam. Mereka berdua akan bersiap-siap menuju ke rumah Saga. Meskipun begitu, Melati tetap merasa gugup.     

Joseph mengerti dengan perasaan Melati sekarang. Ia pun menggenggam tangan sang kekasih agar tak terlalu gugup.     

"Tenang saja ya, sahabatku itu orangnya baik kok. Dia tak pernah memandang orang dari status sosialnya," ujar Joseph pada Melati.     

"Baiklah sayang. Aku mengerti."     

Mobil Joseph pun melaju dengan kencang. Tak sabar lagi ingin memperkenalkan sang kekasih pada Saga dan yang lain.     

***     

"Kita sudah sampai sayang. Ayo, turun." Joseph sudah melepas sabuk pengamannya dan mengajak Melati untuk turun.     

Melati juga melepas sabuk pengamannya dan mengikuti Joseph melangkah masuk. Terlihat Anton yang berjaga di depan pintu dan menyambut kedatangan mereka. Joseph berpelukan dengan Anton dan bertos ria. Dua pria itu saling tersenyum.     

"Ini dia yang namanya Melati." Joseph memperkenalkan sang kekasih pada Anton. "Dia sudah resmi jadi pacarku."     

"Aku Anton."     

"Melati." Melati menyambut uluran tangan Anton dan bersalaman.     

"Ayo, masuk. Saga dan Alisa sudah menunggu kalian di dalam."     

Mendengar nama Alisa disebut membuat Melati jadi teringat dengan sahabatnya yang sudah lama tak bertemu. "A–Alisa?"     

"Iya, Alisa. Apakah kau kenal?" tanya Joseph.     

Melati langsung terdiam. Mungkin saja, bukan Alisa sahabatnya, melainkan orang lain. Tak ingin membuat Saga dan yang lain menunggu lebih lama, Joseph segera mengajak Melati segera masuk ke dalam.     

Tak berapa lama, muncullah Saga yang menyambut kedatangan mereka. Melati langsung terdiam seketika melihatnya. Wajah Saga begitu familier di pikirannya. Ia merasa pernah bertemu dengan pria itu.     

"Sayang?" Joseph menyadarkan Melati yang tengah melamun.     

"I–iya?"     

"Kenapa kau melamun terus. Ada apa?"     

"Tidak apa-apa."     

"Oh, jadi ini wanita yang kau ceritakan tadi malam, Jo?" Saga menyela pembicaraan Joseph dan Melati.     

"Iya, Ga. Cantik kan dia?"     

"Iya, dia cantik."     

Saga langsung mengajak Joseph dan Melati menuju ke ruang makan. Ia ingin makan bersama di sore hari ini.     

Joseph mengajak Melati yang tampak malu-malu menuju ke ruang makan. "Ayo sayang. Jangan malu. Mereka baik semua kok."     

Alisa yang berada di ruang makan tampak terkejut melihat kedatangan seorang wanita. Matanya menatap penuh dengan keterkejutan. Alisa langsung meletakkan piring yang berada di genggamannya tadi.     

"Melati?" tunjuk Alisa kepada wanita itu.     

"Alisa ...."     

Alisa langsung memeluk Melati dengan erat, begitupun sebaliknya. Kedua wanita itu tampak begitu gembira. Saga dan Joseph lalu tersenyum melihat kedekatan mereka.     

"Ya ampun, Mel, kau apa kabar?"     

"Aku baik, Sa. Kau apa kabar sekarang?"     

Alisa dan Melati sama-sama saling bertukar kabar. Alisa juga menceritakan bahwa sekarang dirinya tengah mengandung buah cintanya bersama dengan Saga. Melati amat senang mendengarnya.     

"Jadi, kalian berdua sudah saling mengenal?" Joseph bertanya pada mereka berdua.     

"Iya, Jo. Alisa ini sahabatku sejak di bangku SMP."     

Kedua wanita itu tampak senang. Alisa mengajak Melati dan Joseph untuk duduk bersama. Tak lupa pula, Saga mengajak Anton untuk makan bersama saat ini.     

Saga memang sengaja menyuruh para pelayannya memasak yang banyak hanya untuk menyambut kedatangan Joseph dan Melati. Ia pun langsung menyuruh mereka berdua untuk bersantap makanan.     

"Ibu mana?" tanya Alisa pada Saga.     

"Sebentar lagi ibu akan ke sini kok. Aku sudah menyuruh ibu makan bersama."     

Tak berapa lama, muncullah Bu Angel dan langsung duduk di kursi bersama dengan yang lain. Terasa lengkap sudah semuanya. Saga begitu senang melihat keakraban ini. Ia pun mulai memimpin doa sebelum makan.     

***     

"Maaf ya, Mel, sudah cukup lama aku tak berkunjung ke kontrakanmu."     

"Tidak apa-apa, Sa. Tak masalah kok. Lagi pula, aku baik-baik aja."     

"Oh, ya. Bagaimana ceritanya kau bisa menjalin hubungan bersama dengan Joseph?"     

Melati pun menceritakan awal pertemuannya dengan Joseph waktu itu. Padahal dirinya dan juga Joseph hanya beberapa hari saja kenal. Pria itu langsung mengajaknya untuk menjalin hubungan pacaran. Melati tak bisa menampik pesona sang kekasih. Ia merasa jatuh cinta saat pandangan pertama.     

Alisa merasa senang mendengarnya. Akhirnya, Melati bisa menjalin hubungan dengan seorang pria yang mencintainya.     

"Sa, apakah Joseph merupakan pria yang baik?" tanya Melati pada Alisa.     

Alisa hanya terdiam. Seketika itu, ia kembali teringat dengan ulah Joseph di masa lalu. Namun, ia tak mungkin berkata terus terang dan membuka aib pria itu.     

"Iya, Mel. Dia orang yang baik kok. Kau dan dia sangat cocok menjadi sepasang kekasih." Alisa tak mau melihat Melati bersedih apabila dirinya berkata terus terang.     

Melati tampak malu-malu mendengar jawaban dari Alisa. Sang sahabat begitu mengerti dengan perasaannya. Melati jadi bersyukur bisa bertemu dan menjalin hubungan dengan Joseph.     

"Doakan saja ya, Sa. Aku dan Joseph bisa menjalani hubungan ini ke jenjang yang lebih serius lagi."     

"Iya, Mel. Joseph itu tipe pria yang setia dan dia rela berkorban apa saja untuk orang yang dia cintai."     

Ucapan Alisa tambah membuat kedua pipi Melati tampak merona merah. Saat ini, ia merasa sungguh senang sekaligus tersipu malu.     

"Benarkah begitu, Sa?"     

"Iya. Aku cukup mengenal Joseph dari Saga, suamiku."     

Melati mengangguk-angguk dan percaya dengan ucapan sang sahabat. Mereka berdua sudah berada di taman belakang ini cukup lama. Mungkin sebentar lagi, Melati akan segera pulang bersama dengan Joseph.     

"Oh ya, kapan-kapan mampir ke kontrakan aku ya, Sa. Aku sering kangen padamu."     

"Baiklah, Mel. Nanti aku akan berkunjung ke tempatmu."     

Alisa dan Melati bangkit dari kursi. Mereka berdua ingin ke ruang tamu, berkumpul bersama dengan yang lain. Melati merasa nyaman berada di sini, karena dirinya begitu dihargai. Benar yang dikatakan oleh Joseph tadi, bahwa keluarga Saga merupakan orang-orang yang baik.     

"Sa, kau jaga kesehatan selalu ya. Jaga juga kandunganmu itu," ucap Melati yang memperhatikan kondisi Alisa.     

"Iya, Mel. Kau juga ya, jaga kesehatan dan jangan sampai sakit."     

"Iya, Sa."     

Alhasil, kedua wanita itu sudah sampai di ruang tamu. Alisa lalu menghampiri Saga dan Melati mendekat pada Joseph. Mereka berdua sudah bersama dengan pujaan hati masing-masing. Mereka semua tampak bahagia. Bu Angel pun tersenyum senang melihat semuanya tampak akrab.     

Bu Angel sudah berkenalan dengan Melati sejak tadi. Wanita paruh baya itu menyukai Melati, karena sikapnya hampir sama seperti Alisa yang baik hati.     

"Melati dan Alisa ini sama-sama wanita yang baik, ya. Kau dan Joseph memang beruntung mendapatkan wanita-wanita ini," ujar Bu Angel seraya tersenyum kepada mereka.     

"Ah, Tante Angel bisa aja. Makasih loh, Tante."     

"Iya, sayang. Sama-sama. Oh, ya, sering-sering mampir ke sini ya. Temani ibu dan juga Alisa di sini. Jangan sungkan, ya."     

Merasa dipersilakan untuk terus berkunjung ke sini, membuat Melati senang karena diterima dengan baik di tengah keluarga Saga. "Iya tante."     

Alisa merasa gembira karena sang sahabat bisa diterima dengan baik di sini. Ia dan Melati sudah cukup lama tak bertemu. Dan, akhirnya mereka berdua bisa bertemu di sini karena sang sahabat tengah menjalin hubungan dengan Joseph.     

Joseph pun sedang asyik berbincang-bincang dengan Saga dan Anton. Ia tak mau mengajak Melati untuk pulang dari sini. Ia merasa nyaman berada di rumah Saga dan bisa tertawa lepas seperti ini.     

'Joseph begitu senang berada di sini. Dia tertawa lepas. Aku sangat menyukainya.'     

Melati menatap ke arah Joseph dengan pandangan takjub. Senyum dan cara pria itu tertawa telah membius hatinya. Merasa ditatap seperti itu oleh Melati, Joseph pun balas menatapnya.     

"Sayang?" panggil Joseph.     

"Iya kenapa?"     

"Kau sangat cantik hari ini." Joseph memuji kecantikan Melati saat ini.     

Ucapan Joseph didengar oleh yang lain. Mereka yang ada di ruang tamu pun bersorak-sorak.     

"Ciye ... ciyee .... Ada yang kasmaran dan gombal-gombalan nih." Saga menggoda mereka berdua. Bu Angel dan Alisa turut bersorak ria. Mereka semua turut berbahagia hari ini.     

Akhirnya, Joseph pun ingin pamit dengan mereka semua, karena sebentar lagi akan menjelang malam hari. Ia tak mau, kalau Melati terlalu lama di sini dan masih tak berada juga di rumah.     

"Kami pamit pulang dulu ya. Terima kasih banyak karena sudah menjamu kita berdua di sini." Joseph mengucapkan rasa terima kasihnya pada Saga dan keluarga. Begitupun dengan Melati.     

"Jo, jaga Melati baik-baik ya. Jangan sampai sahabatku disakiti. Awas saja nanti!"     

"Tenang, Sa. Aku tak akan menyakiti Melati karena aku begitu mencintainya."     

Melati langsung menepuk pelan pergelangan tangan Joseph. Ia merasa malu seketika. Pipinya bersemu merah dan tak kuasa menahan senyuman.     

Melati pun bersalaman dengan Bu Angel. Ia menghormati sekali dengan wanita paruh baya itu. Bu Angel juga menyuruhnya untuk ke sini lagi.     

"Ingat kata tante tadi kan? Jangan sungkan buat mampir ke sini. Pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu."     

"Iya, Mel. Kau jangan sungkan ya. Aku di sini juga menyambut kedatanganmu kok."     

Joseph begitu lega mendengarnya. Saga menepuk-nepuk bahu Joseph dan keduanya berpelukan. Begitu pula Anton yang bergantian memeluk pria itu.     

"Makasih ya, karena kalian begitu terbuka dan ramah menyambut kedatanganku dan juga Melati."     

Alhasil, setelah berpamitan pada mereka semua, Joseph dan Melati langsung masuk ke dalam mobil. Keduanya sudah siap untuk meninggalkan halaman rumah Saga. Alisa melambaikan tangan ke arah sang sahabat dan berkata pada Joseph untuk mengendarai mobil pelan-pelan saja.     

"Jo, jangan ngebut di jalan ya, itu ada sahabatku bersamamu. Awas saja kau bila mengebut di jalan raya!" Alisa begitu mengkhawatirkan keadaan sahabatnya.     

"Beres bos!" Joseph memberi salam hormat ke arah Alisa.     

Akhirnya, mobil yang dikendarai oleh Joseph perlahan-lahan sudah meninggalkan halaman rumah. Ia pun segera mengantar pulang sang kekasih dengan aman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.