Arrogant Husband

Melati Menginap di Rumah Saga



Melati Menginap di Rumah Saga

0"Ja–jadi ... kau dan suamimu nanti akan bulan madu ke Paris?" tanya Melati yang duduk di atas sofa.     
0

Melati datang ke sini bersama dengan kekasihnya, Joseph. Mereka berdua terkejut mendengar kabar bahwa Saga dan Alisa akan berlibur ke Paris. Melati pun jadi ingin menikmati liburan di luar negeri.     

"Iya, Mel. Oh, ya, bagaimana kau tinggal di sini saja? Menemani Ibu dan juga anakku. Apakah kau mau?"     

"Ah, ide bagus. Aku setuju, Sayang." Saga ikut menimpali.     

Melati agak canggung karena harus tinggal di rumah semewah ini. Namun, Alisa terus membujuknya agar mau tinggal di sini sementara.     

"Iya, Mel, temani Tante ya di sini," ucap Bu Angel.     

Joseph pun setuju dengan hal ini. "Iya, Sayang. Kau tinggallah sementara di sini menemani Bu Angel di rumah."     

Akhirnya, Melati pun setuju untuk tinggal di sini sementara. Ia berterima kasih pada Alisa karena sudah percaya padanya.     

"Baiklah, kalau begitu, aku mau. Terima kasih, ya, Alisa."     

"Iya, Mel, sama-sama."     

Kedua sahabat itu saling berpelukan. Saga dan Joseph pun tersenyum senang melihat kedekatan keduanya. Sekarang Alisa tak perlu merasa risau lagi, karena harus meninggalkan Bu Angel dan juga anaknya di sini. Dan, ada Melati yang tinggal sementara untuk menjaga mereka.     

Saga sangat setuju dengan saran sang istri. Kehadiran Melati di sini untuk menemani ibu dan juga anaknya. Ia pun tak cemas lagi memikirkan kondisi di rumah.     

Melati izin pamit pulang dulu untuk mengambil baju-bajunya ke sini. Bersama dengan Joseph, ia akan diantar ke rumah. Saga dan Alisa pun mempersilakan keduanya berlalu.     

Alhasil, Joseph dan Melati melangkah menuju ke mobil. Keduanya sudah masuk dan akan segera berangkat. Joseph bergegas memacu kecepatannya untuk menuju rumah sang kekasih.     

***     

Joseph membantu Melati membawa barang-barang miliknya. Dengan sebuah koper kecil yang tergenggam di tangan, Joseph memasukkan benda tersebut ke dalam bagasi mobil. Mereka sudah siap untuk menuju ke rumah Saga lagi.     

"Cepat masuk ke mobil, Sayang," perintah Joseph. "Kita akan segera berangkat."     

"Iya, Sayang."     

Setelah keduanya sudah masuk ke dalam mobil, Joseph segera memacu kecepatannya agar sampai di rumah Saga. Melati tampak senang, karena bisa tinggal di rumah mewah itu bersama dengan Bu Angel.     

"Alisa baik banget sama aku. Dia memang sahabatku yang terbaik."     

"Iya, Alisa memang baik. Semoga persahabatan kalian akan selalu langgeng sampai akhir hayat," ucap Joseph.     

"Aamiin, Sayang. Begitu pun juga dengan kau dan Saga, juga pada yang lain."     

Keduanya memang punya sahabat. Baik Joseph dan Melati tak akan pernah meninggalkan sahabatnya kesusahan. Mereka akan selalu berada di samping sang sahabat.     

Di tengah perjalanan, Joseph sesekali menoleh ke wajah Melati yang berparas cantik. Sang kekasih selalu balas menatapnya. Tak jarang, Melati dibuat salah tingkah oleh pria itu. Joseph selalu saja bisa membuat jantungnya berdebar tak karuan.     

"Sayang, kau selalu menatapku seperti itu. Aku jadi malu sendiri."     

"Kenapa harus malu, Sayang? Di mataku, kau sangat cantik, hingga aku terus saja menoleh ke arahmu."     

"Ah, kau bisa saja!" Melati memukul pelan lengan Joseph. Pria itu terkikik geli karenanya.     

"Apa kau senang bisa tinggal di rumah Saga?"     

"Iya, Sayang. Aku dipercayakan oleh mereka untuk menjaga Bu Angel dan juga si kecil dengan baik."     

"Apakah nanti kau ingin punya rumah yang seperti itu juga?" Joseph mengedipkan sebelah mata pada Melati.     

Wanita itu terlihat salah tingkah lagi. Joseph selalu membuatnya seperti ini. Pria itu makin melajukan kecepatan mobilnya agar cepat sampai di rumah Saga.     

Melati menyuruh Joseph agar tak melulu menatap ke arahnya. Lama-lama dirinya jadi malu sendiri.     

"Sayang, fokus ke depan saja. Lihat jalanan, jangan lihat ke arahku!" Melati menyuruh Joseph agar fokus ke jalanan.     

"Memangnya kenapa, Sayang? Ini aku sudah fokus melihat ke arah jalan."     

Tiba-tiba, Joseph menggenggam sebelah tangan Melati lalu mengecup punggung tangannya dengan hangat. Pria itu sukses membuat Melati jadi tak karuan. Jantungnya kian berdetak cepat. Setelah berhasil mendaratkan bibirnya ke tangan mulus Melati, Joseph pun tampak tersenyum geli ke arah sang kekasih.     

"Sayang, lihatlah ekspresimu sekarang. Kedua pipimu jadi tambah merah, seperti tomat," ucap Joseph sambil melemparkan ssbuah candaan pada Melati.     

"Ah, kau ini! Mana ada pipiku semerah tomat. Ada-ada saja."     

"Tapi, walaupun begitu, aku tetap sayang dan cinta padamu saja."     

Rayuan demi rayuan tak luput Joseph lontarkan pada Melati. Kini, keduanya akan segera sampai di rumah Saga. Di sepanjang perjalanan, pria itu selalu saja membuat Melati selalu tersenyum.     

Joseph merasa semakin candu ketika melihat senyuman Melati. Ketika wanita itu tersenyum, membuat Joseph jadi mabuk kepayang. Ia tak akan pernah menghapus bayang-bayang senyuman itu dari dalam pikirannya.     

"Sayang, kau sungguh sangat cantik. Aku bersyukur sekali bisa memilikimu sekarang."     

"Aku pun, juga sangat bersyukur bisa menjadi kekasihmu. Kau adalah pria baik, jujur, penyayang, perhatian, dan selalu memberiku rasa nyaman. Terima kasih, Sayang."     

Sekali lagi, tindakan tak terduga dari Joseph pada Melati adalah saat pria itu mengacak-acak rambutnya dengan gemas seperti ini. Membuat Melati merengut sebal karena rambutnya jadi berantakan. Namun, itu semua tak jadi permasalahan.     

"Jo, aku sangat mencintaimu."     

"Aku juga," balas Joseph.     

***     

Kini, Melati dan Joseph sudah sampai di halaman rumah Saga. Pria itu segera ke luar dari dalam mobil dan membuka bagasi. Ia mengeluarkan koper mini milik Melati. Kemudian, membawakannya sampai ke dalam rumah.     

"Sayang, biar aku saja yang membawa kopernya," ucap Melati.     

"Tidak, Sayang. Biar aku saja, kau tetaplah berada di sampingku."     

Lagi pula, koper itu tak terasa berat sama sekali. Terasa ringan saat dibawa karena Melati memang tak terlalu banyak membawa barang-barang.     

Kedatangan Melati dan Joseph pun langsung disambut lagi dengan Saga dan Alisa. Mereka berdua mempersilakannya untuk duduk. Alisa terlihat memanggil pelayan dengan segera, membuatkan minuman untuk Melati dan juga Joseph.     

"Mel, kau senang kan berada di sini? Nyaman kan?" tanya Alisa.     

"Iya, Sa. Terima kasih, ya, karena sudah percaya dengan aku untuk menjaga Tante Angel dan juga anakmu."     

"Iya, Mel, tentu saja. Kau kan sahabat terbaikku."     

Kedua wanita itu lekas berpelukan dengan erat. Di tangan Joseph masih tergenggam koper. Alisa pun mengajak Melati untik ikut bersamanya naik ke atas. Di sanalah kamarnya bersama dengan si kecil.     

"Mel, ayo ikut aku naik ke atas. Kau akan tinggal di sana nanti."     

"Iya, Sa. Baiklah."     

Melati meminta kopernya pada Joseph. Pria itu pun menyerahkan koper tersebut pada Melati.     

"Terima kasih, Sayang, karena sudah dibawakan ke sini." Melati tak lupa untuk mengucapkan terima kasih karena sang kekasih bersedia untuk membantunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.