Arrogant Husband

Rencana Liburan ke Luar Negeri



Rencana Liburan ke Luar Negeri

0Melati dan Bu Angel saat ini sedang berada di dalam kamar. Kedua wanita itu tampak saling mengobrol satu sama lain. Melati menatap ke arah wanita paruh baya yang sedang merebahkan diri itu di atas tempat tidur.     
0

"Ibu sudah tak sabar lagi, ingin melihatmu menikah dengan Joseph nanti." Bu Angel tersenyum dan menatap ke arah Melati.     

"Apa Ibu yakin, kalau aku dan Joseph akan berjodoh dan menikah suatu hari nanti?"     

"Ibu yakin, Nak. Joseph adalah pria yang setia dan tidak mudah menyerah pada cintanya, yaitu kau."     

Saat dikatakan hal-hal seperti itu, membuat Melati sangat senang, sekaligus tersipu malu. Wanita itu mengulum senyum dan merasa tak menyangka dengan hal ini. Semoga saja apa yang diucapkan oleh Bu Angel akan menjadi kenyataan suatu hari nanti. Ia juga tak sabar, kalau nanti semua itu terjadi.     

"Doakan saja, ya, Bu. Kalau aku dan Joseph akan berjodoh nanti. Kita semua tak akan pernah tahu dengan rencana Tuhan selanjutnya." Melati memegang pergelangan tangan Bu Angel.     

"Iya, Nak. Ibu akan mendoakan untukmu yang terbaik. Ibu sudah menganggapmu seperti anak kandung sendiri, sama seperti Saga dan Alisa." Bu Angel lalu memeluk tubuh Melati dengan erat.     

Kedua wanita itu tampak berpelukan satu sama lain. Melati sangat senang, karena dirinya telah dianggap seperti anak kandung sendiri oleh Bu Angel. Berada di tengah keluarga ini membuatnya sangat senang dan merasa dihargai. Alisa pun sangat baik terhadapnya.     

"Makasih banyak, Bu. Ibu sangat baik padaku."     

Bu Angel mengelus-elus punggung belakang Melati dengan penuh kasih sayang. Melati tak tahu, apakah ia akan sanggup, kalau nanti akan kembali lagi ke kontrakannya dan meninggalkan Bu Angel di sini. Ia sudah menganggap wanita paruh baya itu sebagai ibu kandungnya sendiri.     

"Ya sudah, mending kau istirahat, tidur siang. Temani ibu di kamar ini, ya."     

"Iya, Bu."     

Namun, saat Melati hendak istirahat, tiba-tiba saja si kecil mulai menangis kencang. Ia pun langsung menghampiri Lisa dan mengangkat tubuh bayi itu perlahan. Bu Angel juga turut bangkit dari atas ranjang.     

"Dia lapar dan haus. Ibu akan buatkan susu dulu untuknya," ucap Bu Angel yang tengah mempersiapkan susu formula untuk si kecil.     

Melati mengangguk dan berusaha untuk meredakan tangisan bayi itu. "Iya, Bu."     

Bersama dengan Bu Angel, akhirnya si kecil telah berhenti menangis. Di dalam gendongan Melati, bayi itu perlahan tidur kembali karena sedang menyusu. Mereka berdua sangat senang bisa mengatasi hal ini.     

"Syukurlah, dia tak menangis lagi, Bu," ujar Melati.     

"Iya. Si kecil memang seperti itu. Dia kalau lagi haus dan lapar, memang suka menangis."     

Tak berapa lama, dot susu yang dipegang oleh Melati pun habis. Ia pun menyerahkannya kepada Bu Angel. Si kecil sudah kembali tertidur dalam pangkuannya.     

"Bu, si kecil udah tidur. Aku masukin dia lagi ke dalam keranjang aja, ya."     

"Iya, Nak. Letakkan dia kembali di dalam keranjang itu. Lalu, kau istirahat."     

Melati menurut dengan ucapan Bu Angel. Ia pun dengan perlahan membawa bayi itu ke dalam keranjang. Bayi itu akhirnya sudah tertidur pulas.     

Bu Angel sudah lebih dahulu berada di atas tempat tidur. Setelah itu, disusul oleh Melati yang berada di sampingnya. Kedua wanita itu pun tampak memejamkan mata dan ingin tidur siang.     

***     

Saat ini, Joseph masih berada di tempat kerja Agam. Pria itu memesan segelas wine dan terlihat mengobrol. Joseph membahas masalah Saga dan Alisa yang pergi ke luar negeri bersama.     

"Jadi, Saga dan istrinya ke luar negeri untuk bulan madu?" tanya Agam.     

"Iya, Gam. Tadi pagi mereka baru saja pergi."     

"Wahh, hebat sekali jadi Saga. Aku juga pengen, suatu hari nanti jalan-jalan ke luar negeri bersama dengan orang yang kucintai." Agam ingin ke sana nanti bersama dengan wanita yang ia cintai.     

"Aku juga ada niatan untuk mengajak Melati nanti jalan-jalan ke luar negeri. Pasti dia akan sangat senang sekali."     

Tentu saja Melati akan senang nanti, karena wanita itu memang sangat ingin jalan-jalan ke luar negeri. Maka dari itu, Joseph pun akan mengabulkan keinginan sang kekasih nanti, setelah Saga dan Alisa telah kembali ke Indonesia.     

"Setelah Saga dan Alisa pulang nanti, aku akan segera mengajak Melati untuk jalan-jalan ke luar negeri." Joseph agak sedikit berteriak karena suara dentuman musik yang lumayan keras di sini, serta banyak orang-orang yang datang di bar ini.     

"Hah, benarkah? Apa secepat itu, Jo?"     

"Iya, memang. Karena Melati ingin sekali pergi ke luar negeri, Gam. Makanya aku akan mengabulkan segala keinginannya."     

Agam mengangguk-angguk dan tersenyum. Mudah sekali kehidupan Joseph baginya. Pria itu merasa sedikit iri sekarang. Namun, Agam sadar akan posisinya sekarang. Dirinya hanyalah pria yang sederhana dan tak memiliki kemewahan apa pun. Berbanding terbalik dengan Joseph, pria yang punya segalanya dan banyak kemewahan di sekitarnya.     

"Aku pun ingin menjadi kau suatu saat nanti. Menjadi pria yang sukses dan punya uang yang banyak." Agam mengedipkan sebelah mata ke arah Joseph.     

Joseph tampak terdiam dan merasa sedikit bersalah karena membahas masalah ini. Ia merasa bahwa Agam saat ini tampak bersedih, tapi tak pria itu tunjukkan secara gamblang di depannya.     

"Aku akan mendoakan yang terbaik untukmu, Gam. Semoga suatu hari nanti kau bisa menjadi sukses."     

"Amin."     

Kedua pria itu tampak saling melempar senyuman manis. Minuman yang ada di gelas Joseph hampir habis. Ia pun dengan segera meneguk isinya sampai tandas.     

"Gam, aku mau pulang dulu, ya. Nanti kita berkabar-kabar lagi lewat chat Whatsapp," ujar Joseph.     

"Baiklah, Jo. Kau hati-hati di jalan, ya."     

Joseph tampak mengeluarkan sebuah dompet dari dalam saku celana. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan menyodorkannya pada Agam. Pria itu sontak terkejut karena mendapati uang sebanyak ini.     

"Jo, apa-apaan ini? Ini terlalu kebanyakan." Agam mengembalikan uang itu karena jumlahnya yang berlebihan.     

"Ambil saja, Gam. Sisanya untuk kau simpan."     

"Tidak, Jo. Tak usah. Mending kau saja yang simpan, jangan aku." Agam tetap menolak pemberian dari Joseph itu.     

Joseph pun tetap menolak dan memberikan uang itu pada Agam. "Gam, simpanlah uang itu. Siapa tahu, kau memerlukannya nanti. Ayolah, aku sangat ikhlas memberikan uang itu padamu."     

Agam terdiam seketika dan menatap uang yang ada di tangannya saat ini dengan tatapan lekat. Joseph terus memaksanya untuk menyimpan uang tersebut. Akhirnya, Agam pun mengangguk dan menurut dengan ucapan Joseph.     

"Baiklah kalau begitu. Aku akan simpan uang ini dengan baik. Sekali lagi, terima kasih banyak, Jo."     

"Iya, Gam. Sama-sama. Aku pulang dulu, ya."     

"Iya, kau hati-hati di jalan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.