Arrogant Husband

Semoga Berjodoh



Semoga Berjodoh

0Melati tak menyangka dengan perlakuan Joseph yang tiba-tiba mencium punggung tangannya. Pria itu selalu saja bisa membuat jantungnya berdetak cepat. Ia tak ingin melewatkan saat-saat seperti ini.     
0

"Kau suka dicium seperti tadi olehku?" tanya Joseph.     

Melati tampak mengangguk pelan dan mengulum senyum. Wanita itu terlihat malu-malu di hadapan Joseph. Joseph jadi merasa gemas dengan tingkah lakunya. Ingin sekali, ia membawa Melati ke dalam sebuah pernikahan yang sakral.     

Joseph tak ingin meminta lebih pada Melati. Ia tak ingin membuat sang kekasih merasa tak nyaman saat berada di dekatnya seperti ini. Dirinya sudah berjanji bahwa tak akan mengotori wanita yang begitu ia cintai, yaitu Melati.     

'Aku tak akan membuatmu kotor, Mel. Aku malah akan menjagamu dengan sebaik mungkin.'     

Walaupun terkadang Joseph merasa nafsu dengan lawan jenisnya, tapi tak membuat dirinya ingin bermain cinta bersama Melati. Ia malah akan menjaga wanita itu sampai benar-benar telah sah dalam pernikahan. I sangat mencintai Melati dan akan menjaganya dengan sebaik mungkin.     

"Sayang, apakah kau mau minum? Biar aku yang buatkan nanti." Melati menawarkan minuman pada Joseph.     

"Ah, tidak usah, Sayang. Jangan repot-repot. Cukup temani aku saja di sini, ya."     

Melati mengangguk dan tersenyum kepada Joseph. "Hm, baiklah."     

Perbincangan keduanya terus terjadi. Joseph tak merasa bosan sama sekali ketika berdekatan seperti ini dengan Melati. Mereka berdua terus saja mengoceh dan membahas hal apa saja, yang penting keduanya sama-sama nyambung dalam obrolan.     

"Sayang, aku sudah lumayan dekat dengan Bu Angel."     

"Syukurlah kalau begitu. Aku senang mendengarnya. Beliau memang wanita yang baik." Joseph memuji kebaikan hati Bu Angel yang sekarang. Wanita paruh baya itu tak pernah lagi bermusuhan dengan Alisa, hingga rumah tangga Saga dan Alisa sekarang jadi baik-baik saja.     

"Apa benar, kalau Bu Angel dulunya tak menyukai Alisa ada di sini?" Melati ingin memastikan ucapan Bu Angel tadi saat berada di dalam kamar.     

"Iya, Sayang. Dulunya Bu Angel tak pernah suka dengan Alisa, karena dia adalah wanita yang miskin. Demikian juga Pak Surya, suaminya Bu Angel juga tak menyukai Alisa saat itu."     

Melati paham sekarang dan percaya dengan ucapan Bu Angel tadi. Ternyata memang benar, ketika itu rumah tangga Alisa dan Saga selalu saja dirundung masalah.     

"Tapi, mereka sekarang sudah baik-baik saja, kan?"     

"Iya, Sayang. Alisa dan Bu Angel sudah baik-baik saja dan berdamai. Tak ada lagi permusuhan di antara mereka."     

Mendengar hal ini saja sudah membuat Melati merasa lega. Sang sahabat sudah bahagia sepenuhnya. Bu Angel pun tak membenci Alisa lagi sekarang. Melati saat ini juga tengah berbahagia karena bisa berduaan dengan Joseph dalam waktu yang lama.     

Dua sejoli itu masih duduk di teras depan. Anak buah yang lain tampak berlalu lalang menatap sekilas ke arah mereka. Kemudian, datanglah Anton ke sini.     

"Waduh, kalian berdua jangan terlalu lama pacaran di sini, dong!" celetuk Anton.     

"Memangnya kenapa? Ya, suka-suka kami lah. Aku dan Melati masih mau berada di sini. Kau mau apa?" Joseph tak mau mengalah dari Anton.     

Anton kalah bicara dan tak bisa menemukan balasan yang tepat. Ia pun segera berlalu dari hadapan Joseph dan Melati, kemudian melangkah ke depan gerbang untuk berjaga-jaga.     

"Dasar si Anton. Bisa-bisanya dia mengganggu kemesraan kita berdua."     

"Huftt! Jangan bicara seperti itu. Dia hanya bercanda saja sama kita berdua."     

"Iya, aku tahu, Sayang. Kau jangan marah seperti itu padaku, ya." Joseph menarik sekilas dagu lancip milik Melati.     

Wanita itu terkejut lagi dengan perlakuannya. "Ah, kau ini selalu saja mengagetkanku."     

Rasanya Joseph tak ingin pulang dari sini dan akan terus menemani sang kekasih. Ia sudah lama berada di sini, sejak tadi pagi mengantar Saga dan Alisa ke bandara dan sekarang sudah pukul dua siang. Selalu ada saja bahan obrolan untuk mereka perbincangkan. Membuat Joseph tak ingin berada jauh dari Melati.     

"Tak terasa, ya, sudah siang aja nih sekarang. Masuk yuk, Jo. Kita sama-sama menyantap makan siang." Melati mengajak Joseph masuk ke dalam dan makan siang bersama.     

Joseph mengangguk dan lekas menuju ke arah meja makan. Namun, Melati tak ke dapur dulu karena ingin mengajak Bu Angel makan siang bersama.     

Setelah Melati sudah menginjakkan kakinya di dalam kamar Alisa dan Saga, maka terlihatlah Bu Angel yang tampak tertidur di atas ranjang. Perlahan-lahan, ia coba membangunkan wanita paruh baya itu.     

"Bu? Ibu bangun." Melati memegang perlahan pergelangan tangan Bu Angel.     

Tak lama kemudian, Bu Angel pun terbangun. Matanya celingak-celinguk menatap ke sekitar. Wanita itu berusaha bangkit dan duduk sejenak di tepi ranjang.     

"Melati?"     

"Bu, kita makan siang dulu ya sama-sama. Di bawah udah ada Joseph yang nungguin kita," ucap Melati.     

"Oh, baiklah Nak. Kita akan segera turun ke bawah."     

Sebelum ke luar kamar, Bu Angel terlebih dahulu mengecek keranjang bayi. Sang cucu tampak tidur pulas karena tadi langsung diberi susu formula.     

Melati mengulurkan tangan seraya menyambut Bu Angel yang mendekat menghampiri. "Ayo, Bu. Kita sama-sama pergi ke bawah."     

***     

Setelah makan siang selesai, Joseph pun berniat akan segera pulang. Mungkin sebentar lagi, pria itu akan pamit dengan Bu Angel dan Melati dari rumah ini.     

"Sayang, aku pulang dulu, ya," ujar Joseph pada Melati. "Tan, aku pulang dulu ya."     

Kedua wanita itu tampak mengangguk dan mengikuti ke mana pun ia pergi. Bu Angel dan Melati mengantarnya menuju ke halaman depan.     

Setelah berpamitan pada Bu Angel dan juga Melati, Joseph segera masuk ke dalam mobil. Pria itu sudah siap duduk di balik kemudi. Sebentar lagi, Joseph akan segera berangkat pergi dari sini.     

"Sayang, hati-hati di jalan, ya." Melati tersenyum seraya melambaikan kedua tangannya ke arah Joseph.     

"Iya, Sayang. aku pulang dulu, ya. Tante, aku pulang."     

Bu Angel agak sedikit berteriak dan berpesan hati-hati di jalan. Mereka berdua menunggu Joseph sampai benar-benar pergi dari halaman rumah ini. Melati menatap kepergian sang kekasih yang mulai menjauh dari sini.     

Joseph pun sudah semakin jauh dari sini. Bu Angel lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam. Melati mau dan masuk bersama wanita paruh baya itu.     

"Apa kau sangat mencintai Joseph, Mel?" tanya Bu Angel pada Melati.     

"Tentu saja, Bu. Aku sangat mencintainya. Dia sangat berharga dalam hidupku."     

"Semoga kalian berdua langgeng, ya dan berjodoh. Cepat-cepat saja kalian menikah, ya." Bu Angel menggoda dam terlihat mengedipkan sebelah mata ke arah Melati.     

"I–iya, Bu." Melati agak malu-malu saat membalas ucapan Bu Angel. Ia pun tersenyum kemudian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.