Arrogant Husband

Pergi Berbulan Madu Lagi



Pergi Berbulan Madu Lagi

0Kini, saatnya Alisa dan Saga berpamitan pada semuanya. Mereka berdua ingin menghabiskan waktu bersama di Paris. Melati ada di rumah ini untuk menjaga Bu Angel dan sang anak.     
0

Melati dan Bu Angel tak ikut mengantar Alisa dan Saga menuju ke bandara, karena mereka menjaga rumah dan si kecil. Namun, Joseph dan Anton ikut serta bersama mereka. Kedua pria itu ingin mengantarnya.     

"Bu, kami berdua pamit dulu, ya," ucap Saga sambil mencium punggung tangan Bu Angel.     

Kemudian, giliran Alisa yang mencium punggung tangan sang Ibu mertua serta memeluknya dengan erat sebelum pergi. "Bu, pamit dulu, ya. Ibu dan Melati baik-baik di sini, ya."     

"Iya. Kalian berdua hati-hati di jalan, ya. Semoga kalian selamat sampai tujuan."     

"Iya, Bu. Terima kasih doanya."     

Bu Angel menyuruh mereka berdua untuk bersenang-senang di sana. Saga dan Alisa pun bergegas masuk ke dalam mobil. Keduanya melambaikan tangan ke arah Bu Angel sebelum pergi.     

Melati selalu berada di samping Bu Angel. Ia juga melambaikan tangan ke arah Saga dan Alisa. Tak berapa lama, mobil yang dikemudikan oleh Anton mulai berlalu dari halaman rumah ini.     

"Hati-hati di jalan," teriak Melati.     

Setelah mobil itu sudah tak terlihat lagi dari pandangan mata mereka, maka Bu Angel dan juga Melati segera masuk ke dalam rumah. Melati menuntun wanita paruh baya itu berjalan.     

"Tante pelan-pelan, ya, jalannya."     

"Iya, Mel. Terima kasih, ya."     

Melati bersama dengan Bu Angel berjalan menaiki anak tangga. Mereka akan menjaga si kecil di sana. Semua perlengkapan bayi sudah lengkap. Sebelum pergi pun, Alisa sudah mempersiapkannya sedetail mungkin.     

"Mel?" panggil Bu Angel.     

"Iya, Tante?"     

"Dulu tuh Tante tak suka dengan keberadaan Alisa di sini." Bu Angel mulai sedikit bercerita tentang masa lalunya mengenai Alisa.     

Melati tampak terkejut dan mengira bahwa Bu Angel merestui hubungan Saga dan juga Alisa sejak awal. "Loh, kenapa, Tante?"     

"Karena Saga diam-diam menikah dengan Alisa tanpa memberitahukan pada kami, selaku orang tuanya," tutur Bu Angel. "Dia juga wanita yang tak mempunyai harta. Dulu Tante sangat ingin punya menantu orang kaya, Mel."     

Wanita yang ada di samping Bu Angel tampak mengangguk paham. Namun, sekarang Bu Angel sudah berubah dan menerima Alisa sebagai menantunya sendiri.     

"Tapi, semuanya sudah berlalu, Mel. Tante sudah bisa menerima Alisa dengan baik di rumah ini. Dia juga wanita yang setia sama Saga."     

"Syukurlah kalau begitu, Tante. Alisa memang wanita yang baik. Aku pun senang bisa bersahabat dengannya. Kami bersahabat sejak duduk di bangku SMP."     

"Wah, benarkah? Selama itu sudah kalian bersahabat ternyata."     

"Iya, Tante." Melati tersenyum semringah ke arah Bu Angel.     

Mereka berdua tampak berbincang-bincang. Keduanya terlihat akrab satu sama lain. Bu Angel merasa nyaman berada di dekat Melati seperti ini.     

"Mel ...," panggil Bu Angel.     

"Iya, Tante, kenapa?"     

"Mulai sekarang, panggil Tante dengan sebutan Ibu saja, ya."     

Ucapan Bu Angel membuat Melati tampak terdiam. Di satu sisi, ia merasa senang karena wanita paruh baya itu menerimanya dengan baik.     

"Baiklah, Bu."     

***     

Mereka berempat sudah sampai di bandara. Joseph dan Anton akan mengantar sepasang suami istri itu pergi. Saga dan Alisa segera membawa koper mereka.     

"Terima kasih, ya, kalian sudah mengantar aku dan Alisa," ucap Saga.     

"Iya, Ga. Sama-sama. Semoga kalian berdua bersenang-senang di sana," balas Anton.     

Anton dan Joseph melihat suami istri itu sudah masuk dan mengantri dengan tertib. Sedangkan mereka berdua sebentar lagi akan segera pulang. Beberapa saat kemudian, Saga dan juga Alisa sudah berhasil lolos dari antrian yang panjang itu. Keduanya tampak melambaikan tangan.     

"Jo, mereka sudah selesai antri. Sebentar lagi mereka akan berangkat."     

"Iya, Ton. Apa kita tetap akan menunggu di sini, apa pulang saja?"     

"Hm, kita tunggu saja sebentar lagi, ya."     

Joseph dan Anton sebentar lagi akan pulang. Mereka berdua tak ingin terlalu lama meninggalkan rumah, karena ada Bu Angel dan Melati yang berada di sana.     

"Baiklah, kalau begitu. Aku tak ingin berlama-lama meninggalkan Melati dan Bu Angel di rumah."     

***     

Bu Angel sedang istirahat di dalam kamar, sedangkan Melati duduk di teras depan. Wanita berparas cantik itu tampak menunggu Joseph pulang. Sang kekasih sudah memberinya kabar lewat sebuah chat untuk segera kemari.     

Tak berapa lama, Melati tersenyum ketika mobil yang dikendarai oleh Anton tampak mendekat. Keluarlah Joseph dari dalam mobil dan disambut dengan hangat oleh Melati. Wanita itu memeluk sang kekasih dengan erat.     

"Kau merindukanku, Sayang?" tanya Joseph.     

"Tentu saja aku merindukanmu."     

Anton yang berada di samping Joseph pun tampak tak ingin mengganggu kemesraan mereka. Ia segera menjauh dari sepasang sejoli itu.     

Joseph melirik sekilas ke arah Anton yang berlalu. "Ternyata kau paham juga, Ton!" teriak Joseph dan membuat Melati terkekeh pelan.     

Kemudian, Anton bersungut sebal melihat Joseph bersama dengan Melati ingin bermesraan berdua. "Tentu saja aku paham. Aku tak ingin menjadi obat nyamuk di antara kalian berdua." Anton bergegas ke halaman belakang, meninggalkan mereka.     

Joseph mengajak Melati untuk duduk bersama di teras depan. Dua sejoli itu ingin berbincang-bincang.     

"Sayang, apa suatu hari nanti, kau akan mau pergi ke luar negeri bersamaku?"     

"Ke mana, Sayang?"     

"Ke mana saja. Terserah. Asal bersama denganmu, Sayang." Joseph menoel pipi Melati dengan sedikit genit. Ia gemas sekali dengan tingkah wanita itu.     

"Kau ini bisa saja. Aku pun bingung akan ke mana nanti kalau tak ada tujuan yang pasti."     

"Mungkin kau pernah bermimpi dulu, kalau suatu hari nanti bisa menuju ke suatu tempat yang ingin dituju. Sebutkan saja dan aku akan mengabulkannya nanti." Joseph tersenyum dan wajahnya terlihat teduh. Membuat Melati tampak tersipu malu.     

"Aku ingin ke luar negeri, seperti Paris, Jerman, dan yang lainnya," balas Melati. Wanita itu sudah mengungkapkan destinasi tujuannya.     

"Hm, baiklah. Akan aku kabulkan keinginanmu itu. Nanti setelah Saga dan Alisa sudah pulang ke Indonesia, barulah giliran kita yang akan pergi ke luar negeri untuk liburan."     

Melati ternganga mendengar ucapan Joseph. Apakah benar yang diucapkan oleh pria itu atau tidak.     

"Sayang, apakah benar yang kau ucapkan tadi?"     

"Iya, Sayang. Kita akan liburan nanti setelah Saga dan Alisa datang.     

Melati tak menyangka, kalau sang kekasih akan mengabulkan keinginannya itu. Ia merasa tak sabar lagi jadinya. Joseph melihat senyuman manis yang tersungging di sudut bibir Melati yang cantik.     

Joseph selalu ingin melihat senyuman itu setiap saat. Melati sangat cantik apabila tersenyum seperti ini.     

"Tetaplah tersenyum seperti ini, Sayang. Jangan biarkan aku sendirian tanpamu. Tetaplah di sini bersamaku," ujar Joseph seraya mencium punggung tangan Melati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.