Arrogant Husband

Kemesraan di Kota Paris



Kemesraan di Kota Paris

0"Apakah kau senang tadi jalan-jalan bersamaku?"     
0

"Tentu saja, Sayang. Liburan kali ini memang seru! Kita jadi bertiga," ucap Alisa bersemangat.     

Mereka berdua telah sampai di hotel. Keduanya langsung merebahkan diri begitu tiba. Saga dan Alisa senang bukan main, karena berjalan-jalan mengitari Kota Paris. Setelah berada di Galeries Lafayette tadi, mereka berdua pergi lagi ke suatu tempat.     

Liburan mereka berdua kali ini memang seru. Ditambah sekarang Alisa jadi berbadan dua, membuat Saga merasa bahagia paket lengkap. Pria itu menatap ke langit-langit kamar. Mungkin dua hari lagi, mereka akan pulang ke Indonesia dan bertemu dengan keluarga di sana.     

"Sayang, nanti kita telepon Ibu, yuk!"     

Perbedaan waktu selang lima jam dan lebih cepat di Jakarta, membuat keduanya tak sabar ingin menghubungi Bu Angel. "Ayo, Sayang! Aku setuju. Tapi, kita istirahat dulu, ya."     

Dari pagi sampai siang, mereka lewati dengan berjalan-jalan di Kota Paris ini. Banyak sekali tempat-tempat yang memang menawarkan keindahan. Dua sejoli itu selalu dibuat takjub karenanya.     

Nanti keduanya akan menghubungi Bu Angel. Karena ingin mengetahui kabar mereka di Indonesia. Terlebih lagi, Alisa merasa rindu dengan sang anak.     

"Sayang, kau istirahat ya. Kau tampak capek setelah cukup lama jalan-jalan bersamaku tadi," ucap Saga.     

"Iya, Sayang. Kita istirahat dulu."     

Di Kota Paris masih menunjukkan pukul dua siang, sedangkan di Jakarta sudah pukul tujuh malam. Keduanya akan istirahat dulu sejenak sebelum melakukan video call.     

***     

Ponsel Bu Angel berdering di atas nakas. Ia pun segera meraihnya dan melihat sebuah nama di sana. Bu Angel tampak senang karena mendapatkan panggilan video dari Saga. Melati pun tampak mendekat ke sisi wanita paruh baya itu.     

Setelah panggilan diangkat, maka terlihatlah Saga dan Alisa yang sedang berada di kamar. Dua sejoli itu tampak tersenyum senang karena liburan di sana. Melati bisa melihat wajah sang sahabat yang begitu berseri-seri.     

"Apa kabar kalian di sana, Nak?" tanya Bu Angel pada Saga dan Alisa.     

"Kami berdua baik-baik saja di sini, Bu. Tak usah khawatir," ujar Saga lewat panggilan video.     

"Si kecil baru aja tidur tuh. Dari tadi agak sedikit rewel sih, karena merasa lapar. Abis itu tidur lagi." Bu Angel memperlihatkan bayi itu pada Saga dan juga Alisa.     

Sepasang suami istri itu begitu rindu dengan anak mereka. Keduanya akan segera pulang ke Indonesia dalam dua hari mendatang. Melati dan Bu Angel senang mendengarnya.     

"Sa, hati-hati terus ya di sana. Jaga kehamilanmu itu. Jangan capek pokoknya." Melati memberi perhatian pada sahabatnya, Alisa.     

"Iya, Mel. Makasih ya. Kau juga di sana, jaga kesehatan terus, ibu juga ya."     

"Iya, Nak. Ibu dan Melati akan jaga kesehatan di sini. Cepat pulang, ya. Kami sudah rindu dengan kalian."     

Obrolan mereka terus saja tercipta. Entah apa saja yang diobrolkan. Saga dan Alisa pun ingin menyudahi dulu pembicaraan ini, karena di Jakarta memang sudah malam. Tak terasa waktu bergulir begitu cepat.     

"Ibu dan juga Melati sebaiknya istirahat. Di sana sudah malam, kan? Lebih baik tidur saja," ucap Saga.     

"Iya, Nak. Baiklah. Kalau begitu, Ibu tutup dulu ya teleponnya."     

Saga dan Alisa mengangguk sembari melambaikan tangan ke arah Melati dan Bu Angel. Kini, obrolan di antara mereka pun sudah berhenti. Saatnya untuk mereka berdua segera tidur.     

Bu Angel menyuruh Melati untuk istirahat. Wanita itu menurut saja.     

"Ayo, ibu juga tidur. Jangan begadang, Bu," suruh Melati.     

"Iya, Nak. Ibu juga akan tidur kok."     

Kedua wanita itu sudah merebahkan diri di atas tempat tidur. Bu Angel meletakkan ponselnya di atas nakas, samping ranjang.     

***     

"Bagaimana, Sayang? Apa kau merasa sedikit lega sekarang karena sudah melihat mereka?" tanya Saga pada Alisa.     

"Iya, Sayang. Terima kasih, ya. Ibu, Melati, dan juga anak kita dalam keadaan baik-baik saja. Rasanya aku tak sabar lagi ingin pulang."     

Saga langsung mengecup singkat kening sang istri dengan hangat. Dalam dua hari mendatang, mereka akan segera pulang ke Indonesia. Saga juga akan membawakan buah tangan untuk keluarga dan juga para sahabatnya.     

"Masih sore nih, apakah kau ingin jalan-jalan lagi sambil menikmati pemandangan malam hari nanti?" Saga kembali lagi mengajak sang istri untuk jalan berdua.     

"Hmm, boleh, Sayang. Apa pun itu, asal bersama denganmu." Alisa tampak mencubit hidung bangir milik Saga dengan gemas.     

Pria itu tersenyum ke arah Alisa sembari mengacak-ngacak rambutnya. Sang istri tampak tertawa renyah.     

"Kau senang?" Saga bertanya pada sang istri.     

"Tentu saja. Wanita mana yang tak senang bila diperlakukan seperti ini."     

"Apa kau merasa beruntung karena memilikiku?" tanya Saga lagi.     

Alisa sontak menatap dalam mata Saga. Ia memandangnya tak berkedip. Pria itu selalu saja membuatnya jatuh cinta setiap hari.     

"Tentu saja aku sangat beruntung dimiliki olehmu, Sayang."     

Alhasil, rumah tangga yang mereka bina sudah satu tahun lebih. Tentu saja banyak lika-liku yang terjadi. Namun, Saga tak akan pernah mau melepaskan Alisa begitu saja, walaupun banyak godaan di luar sana.     

"Aku tak akan pernah melepaskan wanita secantik dan sebaik dirimu. Aku dari awal memang sudah mengincarmu dengan susah payah! Kau tahu itu, kan?" Saga balas mencubit hidung Alisa.     

Wanita itu menepuk bahunya dengan pelan. Mereka tentu saja masih ingat dengan pertemuan pertama kali yang begitu menyebalkan.     

"Ya, aku tahu dan masih mengingat hari itu dengan jelas."     

"Sayang, jangan dilanjutkan lagi dan jangan marah." Saga menggoda Alisa untuk tak mengucapkan kejadian dulu.     

"Memangnya kenapa? Kau sangat nakal kan waktu itu? Sampai-sampai membawa anak buahmu."     

"Tapi, aku melakukan semua itu demi dirimu, Sayang. Hanya untuk mendapatkan hatimu."     

Alisa tersipu malu. Lagi-lagi ia merasa kalah dengan Saga, karena pria itu selalu menggoda dirinya. Wanita dengan rambut panjang itu hanya diam dan mendengarkan Saga bicara terus-menerus.     

"Sudahlah, jangan ngambek seperti itu. Nanti kecantikanmu hilang," ucap Saga.     

"Siapa juga yang ngambek, Sayang?" Alisa mengedikkan kedua bahunya.     

"Wanita cantik yang berada di depanku sekarang, dia yang sering ngambek padaku."     

Saga selalu saja menggoda Alisa hingga wanita itu jadi merengut sebal. Namun, sedetik kemudian, Saga berhasil mencuri satu kecupan di bibir sang istri. Hingga, wanita itu tampak tersipu malu.     

"Kau ini nakal sekali, ya!" ujar Alisa sambil menahan tawanya.     

"Memangnya aku berbuat apa, Sayang?" Saga pura-pura tak tahu apa letak kesalahannya.     

"Kau tadi menciumku. Ihh, dasar kau, Sayang!"     

"Tapi kau senang kan? Karena mendapatkan ciuman dari suamimu yang tampan ini." Saga dengan percaya diri yang tinggi seraya menampilkan senyuman manisnya.     

"Kau ini dasar, ya!" Alisa pun mencubit lengan Saga hingga pria itu mengaduh sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.