Arrogant Husband

Belanja Berdua



Belanja Berdua

0Hari ini Joseph berkunjung ke rumah Saga untuk bertemu dengan sang kekasih. Melati pun tampak menyambut kedatangannya dengan suka cita. Wanita itu mengajaknya masuk ke dalam dan duduk bersama di ruang tamu.     
0

Sudah tiga hari Melati berada di rumah mewah ini, menemani Bu Angel. Ia tak pernah merasa bosan di sini.     

"Sayang, aku ke sini ingin mengajakmu jalan-jalan sebentar saja. Mau kan?"     

"Hmm, baiklah. Tapi, aku ingin minta izin dulu pada Bu Angel, ya. Tunggu sebentar," ujar Melati.     

Joseph rela menunggu Melati agar dirinya bisa jalan berdua dengan wanita pujaan hati. Ia ingin mengajak sang kekasih pergi ke mall mewah dan membelanjakan apa saja yang ingin Melati beli. Selain itu, ia akan makan berdua juga.     

Tak berselang lama, Melati dan Bu Angel tampak turun bersamaan dari atas tangga. Dua wanita itu melangkah perlahan dan menghampiri Joseph.     

"Bu Angel sudah mengizinkan kita untuk jalan berdua, Jo."     

"Syukurlah kalau begitu. Kita langsung saja, ya."     

"Baiklah."     

Joseph dan Melati sama-sama bersalaman dengan Bu Angel sebelum pergi. Mereka berdua tampak hormat dengan wanita paruh baya itu. Bu Angel merasa terharu melihat kesopanan anak-anak ini.     

"Kalian hati-hati di jalan, ya. Jo, jangan ngebut, ya, pelan-pelan saja bawa mobilnya."     

"Iya, Bu."     

Joseph sudah menganggap ibunya Saga seperti ibu kandungnya sendiri. Ia begitu menyayangi wanita paruh baya itu. Keluarga Saga telah menjadi keluarganya juga. Pun dengan Melati yang juga sudah merasa dekat dengan Bu Angel. Ia tampak tak ingin meninggalkan ibunya Saga.     

Dua sejoli itu tampak melangkah ke halaman depan. Mereka memasuki mobil dan akan segera berangkat.     

"Bu, kami pergi dulu, ya."     

"Iya, hati-hati."     

Akhirnya, mobil yang dikendarai oleh Joseph pun segera melaju meninggalkan halaman rumah. Bu Angel masih menatap kepergian mereka sampai mobil itu tak terlihat lagi dari pandangan. Wanita paruh baya itu tersenyum manis.     

"Semoga saja, Melati dan Joseph berjodoh, layaknya Alisa dan Saga."     

***     

Di tengah perjalanan, Melati bertanya pada Joseph tentang ke mana arah tujuan mereka. "Sayang, kita mau ke mana?"     

"Nanti kau sendiri juga akan tahu, Sayang. Kau pasti senang."     

Melati menebak-nebak, akan dibawa ke mana oleh Joseph. Namun, ia tak ingin bertanya lebih lanjut lagi dan hanya memilih diam saja.     

Joseph melajukan mobilnya dan ingin memberi kejutan pada Melati nanti. "Sayang?" panggilnya kemudian.     

"Iya, Sayang. Kenapa?"     

"Bolehkah aku bertanya?"     

"Tentu saja. Tanyakanlah."     

"Apa yang membuatmu suka padaku?" Joseph bertanya pada Melati, apa yang membuat wanita itu mau dengannya.     

Deg!     

Jantung Melati kian berdetak-detak dengan cepat dan tak karuan. Haruskah ia mengakui bahwa saat pertama kali berjumpa, Melati sudah jatuh cinta pada pria itu. Ia malu kalau berterus terang dengan Joseph.     

Joseph tampak menunggu jawaban yang akan dilontarkan oleh Melati. Wanita itu tampak bingung seketika. Ia meminta untuk berkata jujur.     

"Sayang, ayo katakan saja. Tak usah malu."     

"Sebenarnya, aku sudah menyukaimu sejak awal bertemu. Kau begitu baik padaku dan langsung memberikan bantuan. Aku begitu terpesona oleh wajah dan sikap baikmu itu." Melati telah berkata sejujurnya dengan Joseph, bahwa ia sudah menyukai sejak awal bertemu.     

"Sama dong kalau begitu. Aku pun menyukaimu sejak awal bertemu." Joseph menggenggam sebelah tangan Melati dengan erat.     

Melati tampak menepis tangan Joseph dan menyuruhnya untuk fokus menyetir ke depan. "Sayang, mending fokus ke depan saja, ya. Nanti saja kita pegang-pegangan tangannya. Aku tak akan kabur juga darimu, kok."     

Melati sangat memperhatikan kewaspadaan di jalan raya. Joseph pun semakin dibuat kagum saja oleh wanita itu. Memang dirinya tak salah pilih calon istri. Joseph merasa beruntung karena dipertemukan oleh Melati, sahabatnya Alisa ini.     

"Oh, ya, sebentar lagi Alisa akan segera pulang ke Indoesia," ucap Melati.     

"Oh, ya? Syukurlah kalau begitu. Nanti giliran kita ya, yang pergi ke luar negeri."     

"Apa kau serius, Jo? Ingin mengajakku ke luar negeri. Apa kau tak malu mengajak wanita miskin sepertiku?" Melati sadar diri bahwa dirinya memang dari kalangan orang yang tidak berada.     

Joseph tersenyum tipis dan berkata, bahwa dirinya tak pernah malu mempunyai kekasih seperti Melati. Malahan ia bangga mendapatkan wanita sebaik dan secantik dirinya.     

"Untuk apa aku malu terhadapmu? Malahan, aku bangga padamu, loh. Kau bukan menjadi wanita yang kebanyakan dan bersikap manja. Kau wanita yang mandiri." Joseph tampak memuji kepribadian sang kekasih.     

Wanita yang kini duduk di sebelah Joseph, tampak terlihat salah tingkah. Di kedua pipinya tampak memerah. Pria itu sudah berhasil membuat Melati terhanyutkan.     

"Kau ini bisa saja, Jo." Melati menepuk pelan pergelangan tangan Joseph.     

"Memang kenyataannya seperti itu. Kau wanita yang mandiri dan aku bisa melihatnya."     

Keduanya tampak saling mengobrol satu sama lain. Joseph pun fokus mengendarai mobil dan menatap ke depan jalan. Dua sejoli itu sama-sama saling merasakan kehangatan cinta. Sebentar lagi, Joseph akan sampai di sebuah mall mewah, untuk mengajak Melati berbelanja barang mewah.     

Akhirnya, mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan. Melati celingak-celinguk menatap ke arah depan. Ternyata Joseph membawanya ke mall mewah ini. Pria itu segera menyuruhnya untuk turun dari mobil.     

"Sayang, ayo turun."     

"Kau mengajakku ke sini lagi?" tanya Melati.     

"Iya. Kau tak suka, ya? Atau mau ke suatu tempat?"     

"Ah, tidak. Bukan begitu. Kita di sini saja."     

Joseph langsung menggenggam jari jemari Melati dengan erat. Ia begitu takut kalau sang kekasih dilirik oleh pria lain di mall semewah ini. Ia tak rela, kalau wanita yang dicintai jadi sasaran para pria lain.     

Melati yang diperlakukan seperti itu, tampak tersenyum tak karuan. Tanpa sepengetahuan dari Joseph, ia terus saja tersenyum dan jantungnya kian berdetak dengan cepat. Pria itu membuatnya merasa begitu disayangi.     

'Joseph selalu saja punya cara untuk membuatku melayang seperti ini.'     

Wanita berwajah cantik itu tampak menurut saja ketika dibawa oleh Joseph ke mana akan melangkah. Pria itu pun akhirnya mendadak tiba-tiba.     

"Sayang, ayo belanja sana! Pilih baju mana yang kau inginkan," titah Joseph.     

"Aku?"     

"Iya, kau. Sana belanja sepuasnya. Aku yang akan bayar semuanya."     

Melati tampak menggeleng-gelengkan kepala. "Kau tak usah repot-repot seperti ini, Jo. Jangan hambur-hamburkan uangmu, lebih baik ditabung saja, ya."     

"Tidak, Sayang. Kau jangan khawatirkan hal itu. Aku menyuruhmu belanja, lakukan saja. Soal uang, ada saja."     

Namun, Melati merasa tak enak. Seorang wanita tak melulu ingin seperti ini, tak ingin belanja barang mewah yang harganya selangit. Akan tetapi, Melati juga tak enak kalau menolak kebaikan dari Joseph.     

"Baiklah, Sayang." Akhirnya, Melati ditemani oleh Joseph untuk membeli barang-barang di mall mewah ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.