Arrogant Husband

Menikmati Waktu di Taman



Menikmati Waktu di Taman

0Joseph mengajak Melati menuju ke sebuah taman yang indah. Penuh dengan hamparan bunga-bunga membuat sang kekasih merasa terpesona. Sepasang kekasih itu bergenggaman tangan dengan mesra. Mereka duduk di bangku panjang yang sudah tersedia di taman.     
0

Poni Melati tampak luruh ke mata karena tertiup oleh angin. Alhasil, Joseph menyibak rambut itu agar wajah sang kekasih terlihat jelas. Melati sedikit terkejut dengan perlakuannya, tapi terlihat senang bukan main.     

"Kau begitu cantik, Sayang," ucap Joseph.     

Entah sudah berapa kali Joseph mengatakan hal itu. Ia tak pernah bosan mengucapkan kata-kata itu. Sehingga membuat sang kekasih jadi tersenyum riang.     

"Kau ini selalu begitu, ya." Melati tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ia sekarang tampak salah tingkah karena ucapan Joseph.     

"Memang benar, kalau kau itu cantik, Sayang. Pesonamu tak terbantahkan." Joseph memegang sebelah pipi Melati. Ia ingin sekali mengecup pipi mulus itu, tapi ada banyak orang di taman ini.     

"Kau juga tampan, Sayang. Makanya aku tergila-gila padamu." Melati mengaku bahwa Joseph memang tampan.     

Dua sejoli itu tampak bergenggaman tangan dengan mesra. Mereka menunjukkannya di hadapan para pengunjung di taman ini. Joseph tak segan-segan mengecup punggung tangan Melati. Wanita itu hanya tersenyum geli.     

"Sayang, kelihatan orang loh. Malu nanti."     

"Tak usah malu, Sayang. Ini sebagai bukti sayang dan cintaku padamu. Tak usah mempedulikan orang lain." Joseph menyuruh Melati agar tak merasa malu lagi.     

Cukup dengan perhatian dari Joseph seperti ini saja, mampu membuat hati Melati menghangat. Wanita itu memerah pipinya. Kemudian, mata mereka saling bertatapan. Joseph memandangnya semakin dalam dan penuh cinta.     

"Sayang, setelah ini kita akan ke mana lagi?" tanya Joseph pada Melati. "Apa kau mau menuju ke suatu tempat?"     

"Hmm, tidak usah. Kita langsung pulang saja nanti, ya. Aku tak enak kalau meninggalkan Bu Angel cukup lama."     

"Baiklah, kalau begitu."     

Joseph hanya menurut saja. Sehabis dari taman ini, ia akan mengantarkan Melati pulang. Wanita itu rupanya masih memikirkan Bu Angel saat bersantai seperti ini.     

"Kau jangan terlalu capek, ya. Aku khawatir denganmu."     

"Kenapa jadi mengkhawatirkanku? Aku tak apa-apa, Sayang. Santai saja."     

Sebagai kekasihnya Melati, Joseph jelas saja mengkhawatirkannya di rumah Saga. Ia tak ingin kalau wanita itu terlalu banyak beraktivitas.     

"Lagi pula, di rumah Saga itu banyak pelayannya, kok. Jadi, aku tak perlu melakukan hal-hal yang berat. Aku cukup menemani bayinya Alisa saja kalau dia sedang sibuk," ujar Melati menjelaskan pada Joseph.     

"Syukurlah kalau begitu. Tetap jaga kesehatan di sana, ya."     

"Iya, sayang. Baiklah. Kau jaga kesehatan juga, ya."     

Mereka berdua bersantai ria di taman seasri ini. Joseph menyuruh Melati untuk bersandar di pundaknya. Awalnya wanita itu menolak dan tak mau, karena merasa malu ditatap oleh yang lain. Namun, akhirnya Melati mau juga.     

"Ilih, pura-pura tak mau!" ejek Joseph pada Melati.     

Melati kini bersandar di pundak Joseph. Ia terkekeh geli. "Biarkan saja. Kau kan yang menyuruhku tadi?"     

"Iya, memang aku yang menyuruhmu. Tapi, kau akhirnya mau juga bersandar di pundakku. Sedari tadi kau menolak terus." Joseph pun mencubit pipi Melati karena merasa gemas dengannya.     

Melati mengaduh sakit karena pipinya dicubit oleh Joseph. Ia mengusap pipinya dengan pelan.     

"Sakit tau!" Melati memukul pelan pergelangan tangan Joseph.     

Joseph tertawa riang karena telah mengerjai kekasihnya. Wanita itu kembali lagi bersandar di pundak kekarnya. Keduanya tampak bermesraan di taman ini.     

"Sayang, apa kau lihat di sana ada nenek dan juga kakek?" Joseph menunjuk ke arah depan, di mana ada sepasang paruh baya duduk di bangku taman.     

"Iya, aku melihatnya. Memang kenapa?" tanya Melati.     

"Aku ingin bersama denganmu sampai menua. Seperti kakek dan nenek itu." Joseph tersenyum manis ke arah Melati. "Aku tak akan pernah meninggalkanmu dan selalu setia. Aku berjanji."     

Melati lagi-lagi tersipu malu. Wanita itu memang jadi pemalu sekarang sejak bersama dengan Joseph. Karena pria itu selalu saja membuat jantungnya berdebar tak karuan. Alhasil, Joseph mencium keningnya lagi.     

Melati menatap ke arah Joseph dan sontak terdiam seperti patung. Sang kekasih kembali membuat ulah. Aliran darahnya semakin berdesir cepat.     

Ditatap seperti itu oleh Melati membuat Joseph malah balik menatapnya. Ia ingin membuat kekasihnya itu jadi salah tingkah lagi. Dan, benar saja, Melati lagi-lagi salah tingkah. Wanita menepuk pelan pergelangan tangannya.     

"Sayang, jangan tatap aku seperti itu," suruh Melati yang merasa malu.     

"Memangnya kenapa? Aku menatapmu karena kau sangat cantik, Sayang. Apakah aku salah?"     

"Kau tidak salah, hanya saja ... hati ini jadi berdebar tak karuan karena kau." Melati memegang ke arah dadanya sendiri. Ia bisa merasakan detak jantungnya yang jadi tak karuan karena Joseph.     

Joseph geleng-geleng kepala melihat tingkah Melati. Membuatnya ingin selalu mencium wanita itu tanpa henti. Joseph tak sabar lagi ingin menjadikan Melati sebagai istrinya.     

Tak akan lama lagi, keinginan mereka akan menjadi kenyataan. Joseph dan Melati akan segera melenggang ke pelaminan. Mereka berdua akan bersukacita pada hari itu. Keduanya tak sabar lagi menunggu hari bahagia itu tiba.     

"Aku tak sabar lagi ingin menikahimu, Sayang." Joseph terdiam sambil menoleh sekilas ke arah Melati. "Aku tak ingin kehilanganmu. Aku ingin secepatnya kita menikah."     

"Apa tak terlalu terburu-buru, Sayang?" tanya Melati pada sang kekasih.     

"Memangnya kenapa? Aku tak ingin kehilanganmu, Sayang, karena begitu mencintaimu. Hanya denganmu saja, aku memiliki rasa yang luar biasa sayangnya." Joseph berkata dengan terus terang bahwa dirinya sangat mencintai Melati dan tak ingin kehilangannya.     

Wanita yang ada di sebelahnya sekarang sangat berarti di hidupnya. Maka dari itu, Joseph tak akan mau kehilangan Melati sedikit pun. Ia ingin cepat-cepat menikahi Melati agar sang kekasih tak ada yang bisa memiliki.     

"Aku tak ingin ada pria lain yang ingin mengambilmu dariku!"     

"Tidak akan ada pria lain dalam hatiku, Sayang. Aku hanya mencintaimu saja." Melati tak akan tergoda dengan pria lain. Ia akan tetap setia dengan Joseph seorang.     

Joseph mendengar ucapan Melati sungguh membuat hatinya jadi terasa lega. Inilah jawaban yang ia inginkan. Sang kekasih akan selalu setia di sampingnya dan tak akan ke lain hati. Joseph percaya dengan ucapan Melati.     

"Aku percaya padamu, Sayang, bahwa kau tak akan berpaling dariku."     

"Apakah kau juga akan melakukan hal yang sama, Jo? Maksudku, menjaga hatimu hanya untukku saja? Tak akan ke lain hati dengan wanita lain?" Melati bertanya balik pada Joseph.     

Joseph langsung meraih tangan Melati dan menempelkannya ke dada. "Kau bisa merasakan detak jantungku ini?"     

Melati mengangguk pada Joseph. "Ya, aku bisa merasakan detak jantungmu."     

"Dalam detak jantungku hanya ada namamu saja, Sayang. Di hatiku pun begitu. Jadi, tak ada nama wanita lain lagi selain dirimu."     

Ah, ucapan Joseph yang manis ini lagi-lagi membuat Melati ingin terbang melayang bebas di udara. Wanita itu berusaha untuk menahan senyum gelinya. Ekspresinya saat ini sulit diutarakan dengan kata-kata.     

Joseph bisa melihat mimik wajah Melati yang tersenyum riang. Kemudian, ia pun langsung memeluk tubuh Melati ke dalam pelukan. Wanita itu agak terkejut dan mendongakkan kepalanya.     

"Aku mencintaimu, Mel. Sangat-sangat mencintaimu."     

Melati sangat gugup sekarang karena berada di dalam pelukan Joseph seperti ini. Ia tak bisa bernapas dengan lega karena serasa terbang melayang di langit yang tinggi. Ia berusaha untuk menetralkan debaran di jantungnya.     

Makin lama, Joseph semakin mengeratkan pelukannya pada Melati. Wanita itu terlihat santai saja dan tak menolak apa pun. Keduanya malah terlarut dalam keromantisan cinta ini.     

"Sayang?" panggil Joseph pada Melati.     

"I–iya ...?"     

"Aku mencintaimu. Kau dengar, kan?" Joseph perlahan melepaskan pelukannya dari Melati.     

"I–iya, aku mendengarnya kok."     

"Lantas, kenapa kau dari tadi hanya diam saja? Tak menjawab pertanyaanku?"     

"Aku sangat gugup tadi. Tak bisa bersuara apa pun." Melati menatap ke arah wajah Joseph. Pria itu hanya geleng-geleng kepala.     

"Astaga, Sayang. Ternyata hanya itu."     

Dua sejoli itu masih asyik bersama di taman seindah ini. Di depan mata mereka terhampar bunga-bunga berwarna cantik. Banyak pasangan muda dan mudi berada di sini. Bahkan ada juga sepasang paruh baya sedang bersantai. Joseph pun tak mau kalah dengan mereka yang tampak pamer kemesraan juga.     

"Sayang, sebentar lagi kita pulang, ya. Aku tak enak kalau Bu Angel menungguku terlalu lama."     

"Iya, Sayang. Tenang saja. Bu Angel tak akan menggigitmu juga, kok."     

Joseph merasa senang karena bisa bercengkerama dengan Melati dalam waktu yang lama. Ia bersama dengan sang kekasih, menikmati waktu bersantai. Melati memutuskan sebentar lagi akan segera pulang ke rumah.     

"Kau ini ada-ada saja. Biar bagaimanapun juga, Bu Angel dan Alisa sudah memberiku tempat tinggal yang layak di sana."     

"Iya, Sayang. Aku mengerti. Sebentar lagi, kita akan segera pulang."     

Beberapa saat kemudian, Joseph dan Melati pun tampak bangkit dari bangku taman. Keduanya melangkah menuju ke arah parkiran mobil. Mereka sudah cukup lama berada di sini.     

Melati sangat senang karena diajak ke taman oleh Joseph. Pria itu penuh dengan kejutan. Ia tak menyangka akan dibawa kemari, di taman seindah ini.     

"Makasih ya, Jo, sudah mengajakku ke sini," ucap Melati dengan penuh sukacita.     

"Iya, Sayang, sama-sama. Apakah kau senang diajak kemari?" tanya Joseph.     

Senyuman manis dari Melati memperlihatkan semuanya. "Iya, aku senang sekali diajak ke sini. Kapan-kapan, kita ke sini lagi, ya, Jo."     

Melati ingin diajak ke taman ini, suatu hari nanti. Tentu saja, Joseph akan mengabulkan permintaan sang kekasih. Ia tak akan menolak keinginan Melati itu.     

"Baiklah, Sayang. Nanti kita berdua akan ke sini lagi."     

Mereka sudah berada di depan mobil. Keduanya tampak masuk ke dalam dan sudah duduk. Joseph yang berada di balik kemudi, akan segera melajukan mobilnya pergi dari sini. Hari ini mereka berdua sangat senang karena bisa menghabiskan waktu bersama. Melati akan ke sini lagi nanti bersama dengan sang pujaan hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.