Arrogant Husband

Kehamilan Alisa



Kehamilan Alisa

0"Sa–sayang? Benarkah yang kulihat ini? Ini semua nyata kan? Tidak bercanda sama sekali?"     
0

Saga hampir tak bisa berkata-kata lagi karena saking senangnya. Kejutan ini sangat istimewa baginya. Ia melihat anggukan kepala dari Alisa.     

"Iya sayang. Apakah kau bahagia?"     

"Ka–kau hamil?" tanya Saga untuk memastikan penglihatannya yang telah membaca surat keterangan kehamilan ini.     

"Iya sayang, aku hamil."     

Saga bersorak senang dan langsung mengangkat tubuh Alisa dengan tinggi. Rasa bahagianya sekarang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Setelah itu, ia menurunkan tubuh sang istri.     

Pria itu sungguh terharu dan menitikkan air mata. Alisa langsung menyeka air mata suaminya yang tengah turun.     

"Kenapa kau menangis sayang?"     

"Aku sangat bahagia sekarang. Mendengarmu hamil lagi dan aku menjadi seorang ayah lagi."     

"Iya sayang. Aku mengerti. Tuhan mempercayakan ini lagi pada kita. Jadi, kita berdua harus menjaganya dengan baik."     

Saga merasa bahwa Tuhan sangat baik padanya. Di tengah rasa kehilangannya akan seorang ayah, maka malaikan kecil pun telah datang dan bersemayam di dalam janin sang istri. Tak ada yang lebih membahagiakan daripada ini.     

Pria itu berjanji akan menjaganya dengan sungguh-sungguh. Hal yang dulu tak akan terulang lagi.     

"Mulai sekarang, kau harus banyak istirahat di dalam kamar dan mengurus Lisa saja. Kau tak boleh melakukan hal apa pun selain itu, Kau mengerti?" Saga tak ingin membuat sang istri merasa kelelahan.     

"Iya sayang. Aku paham."     

***     

Alisa, Saga, dan juga Bu Angel pergi ke makam Pak Surya. Mereka bertiga ingin membagi kebahagiaan ini. Bu Angel tampak menangis saat berada di depan makam suaminya.     

Alisa selalu berada di samping Bu Angel dan menenangkannya. "Bu, tenanglah. Jangan menangis seperti ini."     

Bu Angel menyeka air matanya dan mengangguk. Mereka bertiga mendoakan Pak Surya agar tenang di alam sana. Saga berjanji akan terus mencari sang pelaku sampai ketemu.     

"Yah, Alisa sedang hamil sekarang. Ayah akan punya cucu lagi," ucap Bu Angel. "Cucu ayah jadi dua, sama Lisa."     

Anak adopsi yang dimiliki oleh Alisa dan Saga telah mendapatkan restu dari Bu Angel. Sang ibu mertua sudah menganggap bayi itu seperti cucu kandung sendiri.     

"Ibu yakin, ayah pasti senang di sana, tak akan marah lagi kan?"     

"Yah, aku pun akan terus mencari pelaku yang telah membunuh ayah sampai ketemu. Aku tak akan membiarkannya berkeliaran di luar sana dalam waktu yang lama."     

Andaikan Pak Surya masih hidup sampai sekarang, maka sang ayah mertua akan sangat senang. Pak Surya ingin sekali memiliki cucu kandung dari Saga.     

Setelah mereka berdoa di makam Pak Surya, ketiganya akan segera pulang ke rumah. Saga dan Bu Angel akan terus menjaga Alisa saat ini dan tak akan membiarkannya merasa lelah.     

"Yuk, kita pulang," ajak Saga.     

***     

Saga dan Alisa sedang berada di dalam kamar. Sepasang suami istri itu tampak sangat bahagia mendapat kabar kehamilan ini. Pria itu sangat berharap sekali mendapatkan anak kandung. Dengan hati-hati, ia mendudukkan sang istri di tempat tidur.     

"Kau mau makan apa, sayang? Biar aku sajikan."     

"Tidak usah, sayang. Aku masih tak lapar. Nanti saja, ya."     

"Baiklah."     

Pria itu mengelus puncak kepala Alisa dengan lembut. Alisa merasa sangat diperhatikan seperti ini oleh Saga.     

"Mau laki-laki atau perempuan, sama saja. Aku akan sangat menyayanginya dengan sepenuh hati," ucap Saga.     

Alisa tersenyum lebar mendengar ucapan Saga. Sang suami akan sangat senang apabila bayi ini lahir nanti. Kehadiran bayi ini akan melengkapi hidup mereka. Di tengah kesedihan seperti ini, kebahagiaan pun hadir.     

"Terima kasih, sayang atas segalanya. Kau memang istri yang paling baik."     

"Iya sayang. Aku yakin, kau adalah suami sekaligus ayah yang siaga untuk kami."     

"Pasti. Aku akan siaga untuk kalian."     

Beruntung rumah tangga mereka selalu rukun. Tak ada cekcok yang terjadi di antara mereka. Saga akan terus mempertahankan rumah tangganya bersama dengan sang istri. Apa pun yang akan terjadi nanti, ia akan menjadi pria yang siaga.     

"Ya sudah. Kau istirahat saja sayang. Aku akan pergi menemui Joseph dulu sebentar."     

Alisa mengangguk-angguk. "Baiklah, hati-hati ya."     

"Iya sayang."     

Setelah meminta izin pada sang istri, Saga pun melangkah ke luar dari kamar. Ia ingin menemui Joseph dan mengetahui kabar sahabatnya sekarang.     

***     

Saga memencet bel rumah Joseph berkali-kali, berharap pria itu akan ke luar dengan segera. Tak berselang lama, Joseph membuka pintu dan mengajaknya masuk ke dalam.     

"Apa kabarmu, Jo?"     

Joseph mempersilakan Saga untuk duduk. "Kabarku baik, Ga."     

"Syukurlah kalau begitu. Aku sangat khawatir dengan keadaanmu. Anton kemarin bercerita padaku, bahwa kau diculik oleh anak buah Reva."     

Joseph merasa beruntung bisa selamat dari anak buah Reva berkat bantuan dari Anton. "Aku tak tahu, kalau saat itu tak ada Anton yang menolong. Bisa jadi aku sudah tiada di tangan mereka bertiga."     

Joseph juga membeberkan bahwa dirinya merasa curiga pada Reva, terkait dengan insiden pembunuhan Pak Surya itu. Ia meminta pada Saga untuk lebih mengusut hal ini lebih dalam.     

Saga terlihat merenung, memikirkan perkataan demi perkataan Joseph. Ia akan menyelidiki Reva lebih lanjut bersama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap hal ini.     

"Kalau memang Reva terbukti bersalah, sesuai dengan kecurigaanmu, aku tak akan pernah memaafkan wanita licik itu! Aku akan membuatnya mendekam di penjara seumur hidup."     

"Iya, Ga. Pertimbangkanlah apa kata-kataku tadi. Selama ini, Reva sangat licik dalam memainkan permainan. Apalagi, dirinya pernah adu mulut dengan ayahmu dulu."     

Cukup lama mereka bicara, sampai Saga lupa untuk mengabarkan bahwa Alisa sedang hamil sekarang. Kedatangannya ke sini untuk melihat keadaan Joseph dan juga berbagi kabar gembira ini.     

"Oh ya, aku ke sini sekaligus membawa berita baik."     

"Apa itu?" tanya Joseph.     

"Sekarang Alisa hamil lagi." Saga lalu tersenyum lebar. Menampilkan deretan gigi-giginya yang putih.     

"Wah, benarkah? Selamat, Ga! Aku turut senang mendengarnya."     

"Terima kasih. Aku berharap, semoga kandungan Alisa selalu baik-baik saja sampai melahirkan kelak."     

Joseph merasa sangat bersalah waktu itu karena sudah membuat Alisa mengalami keguguran. Saga dan wanita itu jadi kehilangan anak selamanya.     

"A–aku minta maaf karena sudah membuat istrimu keguguran waktu itu." Joseph menundukkan kepalanya. Ia menyesal karena sudah melakukan hal itu.     

"Ah, sudahlah. Jangan kau pikirkan lagi. Yang lalu, biarlah berlalu. Kau sekarang sudah berubah dan bukan seperti Joseph yang dulu lagi." Saga menepuk-nepuk pundak sahabatnya dengan keras.     

Melihat senyuman lebar yang ditampilkan oleh Saga, membuat Joseph yakin kalau dirinya sudah dimaafkan dengan tulus. Joseph tak akan lagi mengulangi perbuatannya pada Alisa.     

"Makasih banyak, Ga, kau dan Alisa sudah memaafkan kesalahanku."     

"Sama-sama."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.