Arrogant Husband

Pesta Perayaan Anniversary



Pesta Perayaan Anniversary

0Bak seperti putri raja, Alisa sangat cantik dengan dibalut oleh gaun panjang yang menjuntai. Gaun itu berwarna putih yang terkesan elegan. Semua mata memandang ke arahnya dengan tatapan penuh pesona. Saga yang melihat sang istri tampil sangat cantik malam ini, lantas berdecak kagum. Saga mengenakan setelan jas berwarna biru malam. Terlihat sangat tampan nan gagah.     
0

Saga mendekati sang istri dan berdiri bersisian. Terlihat banyak para kolega berdatangan. Saga dan Alisa berjalan menyambut kedatangan mereka dengan hangat.     

Ada Bu Angel yang datang ke sini, tanpa didampingi oleh Pak Surya. Wanita paruh baya itu terlihat menghampiri Alisa.     

"Kau cantik sekali, Nak," ucap Bu Angel.     

"Terima kasih banyak, Bu."     

Alisa melihat kedatangan ibu mertuanya hanya seorang diri. Padahal ia juga berharap kalau Pak Surya bisa hadir ke sini.     

"Bu, mari cicipi makanannya di dalam." Saga mempersilakan ibunya untuk menyantap makanan yang ada. Alhasil, Bu Angel mengangguk.     

Pesta malam ini sangatlah meriah. Saga memang sengaja membuat seperti ini. Sebentar lagi, ia akan memberi kejutan yang mewah untuk sang istri. Kalung berlian itu sudah berada di dalam kantong jasnya.     

"Selamat malam semuanya." Saga mulai memberi sambutan pada mereka. "Terima kasih karena Anda semua sudah datang kemari untuk ikut merayakan hari anniversay kami yang pertama." Saga berucap dengan lantang.     

Setelah memberi sambutan, Saga pun menyuruh Alisa untuk lebih dekat dengannya. Wanita itu tampak bingung, apa yang akan dilakukan oleh suaminya itu.     

"Ayo, mendekat lagi. Jangan takut, sayang."     

Alisa kini lebih dekat lagi di samping Saga. Seketika pria itu mulai mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong jasnya. Ia pun langsung memperlihatkan itu pada sang istri.     

Kotak perhiasan berwarna hitam elegan itu lalu dibuka oleh Saga. Terlihat sebuah kalung berlian yang berkilau di dalam. Alisa terperangah dan membuka mulutnya lebar. Semua hadirin tampak memandang ke arah mereka.     

"Malam hari ini sangat istimewa sekali dalam hidupku. Tak terasa kita sudah menempuh satu tahun perjalanan cinta. Itu pun jelas saja penuh dengan lika-liku."     

"Namun, kau selalu setia di sampingku, sayang. Menjadi istri yang baik dan perhatian sekali padaku. Apa pun yang terjadi, kau tak akan pernah meninggalkanku."     

"Jadi, terimalah hadiah dariku ini untukmu sayang."     

Alisa tak bisa berkata apa-apa lagi. Wanita itu masih syok sekarang. Saga pun mulai memasangkan kalung berlian itu di leher sang istri. Betapa senangnya hati Alisa menerima hadiah sebagus ini.     

Bu Angel sungguh terharu melihat pemandangan ini. Hatinya sangat senang malam ini bisa melihat keromantisan sang anak dan juga menantunya. Ada rasa bangga dalam hati, ketika Saga memperlakukan istrinya seperti ini.     

"Sa–sayang? Kalung ini?" Alisa menatap Saga. Masih terlihat gugup sampai sekarang.     

"Kalung itu sangat cocok padamu. Kau terlihat sangat cantik saat mengenakannya," ucap Saga. Kemudian, Saga mencium kening Alisa di hadapan semua orang.     

Para hadirin bertepuk tangan setelah Saga mengalungkan kalung itu ke leher Alisa. Mereka mendoakan agar rumah tangga keduanya selalu langgeng sampai akhir hayat.     

"Terima kasih sayang. Aku tak menyangka kalau kau memberikan hadiah semewah ini." Mata Alisa berbinar-binar penuh bahagia.     

"Sama-sama sayang. Semoga kau menyukainya."     

"Aku sungguh menyukainya. Sangat sayang."     

Saga ikut senang karena sang istri menyukai hadiah pemberiannya. Kalung berlian ini tak seberapa harganya dibandingkan dengan kesetiaan Alisa. Wanita itu masih tersenyum senang sekarang.     

"Oh ya, aku akan menjemput Lisa dulu di dalam kamar. Aku ingin memperkenalkannya pada semua orang di sini."     

"Baiklah, sayang." Alisa mengangguk dan melihat sang suami yang mulai menaiki anak tangga.     

Alisa bersama dengan Bu Angel saling bicara satu sama lain. Ia tak ingin berharap banyak, bahwa Pak Surya bisa datang ke sini. Harapan itu sangatlah tipis, mengingat sang ayah mertua masih tak menyukainya sama sekali.     

"Maafkan ibu, ya. Ibu gagal membujuk Surya untuk datang ke sini," ucap Bu Angel merasa sedih. Ia tak bisa membuat sang suami bisa berhadir ke sini.     

"Iya bu. Tak apa-apa. Jangan dipaksakan kalau itu bukan kehendak dari ayah. Biarkan saja beliau istirahat di rumah." Alisa tak ingin mempermasalahkan hal ini. Ia terlihat santai saja.     

"Ibu takut kau akan kecewa."     

"Aku tak kecewa sama sekali, bu. Aku paham kok."     

Tak lama kemudian, Saga mulai menuruni anak tangga sambil menggendong Lisa dalam pelukan. Semua mata tengah memandang ke arahnya, seolah-olah bertanya apakah itu anaknya Saga. Alisa dan Bu Angel tampak tersenyum.     

"Aku ingin memperkenalkan bayi ini pada Anda semua. Namanya Lisa dan dia anak kami berdua."     

Alisa sangat senang mendengarnya, karena Saga mengenalkan sang anak. Ia pun mendekat lagi ke arah pria itu. Komentar memuji ke luar dari mulut mereka.     

"Anaknya cantik, ya."     

"Semoga jadi anak yang baik dan bisa membanggakan kedua orang tuanya."     

"Ayah dan ibunya cakep. Otomatis anaknya juga cakep."     

Saga dan Alisa mengucapkan terima kasih pada mereka. Malam ini, semuanya terlihat senang. Dua sejoli itu pun merasakan atmosfer yang tak biasa.     

Beberapa saat kemudian, terlihat para tamu undangan mencicipi makanan yang telah disajikan. Alisa pun tengah menggendong sang anak yang masih tertidur pulas, sedangkan Saga masih bersama dengan para rekan-rekan kerjanya.     

'Ya Tuhan, malam ini adalah malam yang sangat berharga untukku. Semoga saja rumah tanggaku dan Saga selalu utuh seperti ini. Jangan biarkan kami berpisah satu sama lain.'     

Alisa tak meminta banyak, hanya memohon pada Yang Maha Kuasa agar rumah tangganya selalu utuh. Sang suami akan selalu memperlakukannya dengan baik seperti ini. Ia akan terus memperbaiki diri dan berusaha untuk menjadi seorang istri yang baik untuk Saga.     

Kemudian, Bu Angel terlihat menghampiri Alisa dan juga cucunya. Wanita paruh baya itu juga turut senang malam ini.     

"Ibu sangat senang berada di sini. Melihat kau, Saga, dan juga cucuku dalam keadaan yang seperti ini. Semoga kalian semua tetap rukun dan rumah tangga selalu utuh."     

"Aamiin. Terima kasih banyak atas doa ibu."     

Bu Angel meminta pada Alisa untuk menyerahkan sang cucu sebentar di pangkuannya. Sekarang, posisi si kecil sudah berpindah tangan ke neneknya. Bu Angel tampak merasa gemas sekali melihatnya.     

"Cucu nenek cantik banget malam ini, ya. Gemas sekali nenek padamu."     

Wanita paruh baya yang sudah menyandang status menjadi seorang nenek itu lantas mencium kedua pipi Lisa. Bayi mungil itu tak menangis sama sekali. Kedua matanya sudah terbuka sempurna.     

"Dia bangun, nak."     

"Iya, bu. Biarkan saja. Lisa tak rewel juga anaknya."     

"Jelas saja, kan cucu nenek pintar," ucap Bu Angel.     

Kemudian, arah pandang Bu Angel tampak menatap lurus ke depan. Ia sangat terkejut melihat kedatangan seseorang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.