Arrogant Husband

Mendekati Anniversary Pertama



Mendekati Anniversary Pertama

0Setelah dari rumah Reva dan makan bersama di sana, akhirnya Agam pun pulang. Ia diantar oleh sang kekasih.     
0

"Hati-hati di jalan, sayang." Agam melambaikan tangan ke arah Reva. Mobil itu perlahan melaju meninggalkan rumahnya.     

Beberapa menit kemudian, setelah Reva sudah pergi dari sini, Agam pun bergegas masuk ke rumah. Ia merasa lega karena sekarang sudah mendapatkan semua jawaban. Tak ada lagi rasa penasaran pada wanita itu.     

Mulai sekarang juga, Agam tak akan pernah percaya lagi dengan ucapan Joseph. Pria itu hanya ingin merusak hubungannya dengan Reva saja. Joseph tak mau melihatnya bahagia bersama dengan sang kekasih.     

"Apa pun yang terjadi, aku akan selalu percaya dengan Reva. Tak akan pernah percaya dengan Joseph lagi."     

Kemudian, Agam melangkah memasuki kamar. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya malam ini. Sehabis pulang kerja tadi, ia langsung mandi dan bergegas ke rumah Reva.     

Mungkin besok, Joseph akan kembali lagi mendatanginya untuk mencoba mengelabui pikirannya lagi. Namun, itu semua tak akan pernah terjadi, karena Agam lebih percaya dengan Reva.     

***     

"Huhhh!"     

Reva baru saja tiba di rumah. Wanita cantik itu langsung melangkah menuju kamarnya. Hari ini ia cukup dikejutkan oleh kedatangan Agam yang ke rumah. Pria itu kemari lantaran penasaran dengan rahasianya.     

"Ini semua karena Joseph. Kalau saja dia tak buka mulut, mungkin Agam tak akan pernah bertanya seperti itu."     

Reva akan memberi Joseph sedikit pelajaran nanti, karena sudah lancang membocorkan masalah ini. Beruntung saja, Agam tak mudah percaya. Pria itu lebih percaya dengannya.     

"Joseph harus membayar semua ini. Untung saja, aku cukup pintar untuk membuat Agam percaya denganku. Kalau tidak, maka tamatlah riwayatku."     

Reva juga tak bisa menjamin, sampai kapan rahasianya ini akan tetap aman. Namun, ia akan melakukan segala cara agar Agam lebih percaya dengannya daripada orang lain.     

Wanita berwajah cantik dan berlesung pipi itu mulai merebahkan diri di atas tempat tidur. Hari ini, ia merasa cukup lelah. Reva ingin segera tidur sana karena sudah malam.     

***     

Kehidupan rumah tangga Saga dan Alisa, semakin hari tambah romantis saja. Dua sejoli itu sebentar lagi akan anniversary untuk tahun pertama pernikahan mereka. Saga akan membuat acara yang meriah untuk merayakan ini.     

"Tak terasa kau sudah menemaniku hampir satu tahun, sayang." Saga langsung memeluk pinggul Alisa.     

"Iya. Tak terasa sama sekali," balas Alisa.     

"Apa kau bahagia saat ini?" tanya Saga.     

"Tentu saja, aku sangat bahagia hidup bersamamu."     

Dari awal memang Alisa tak pernah menyukai Saga. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, cinta mereka pun akhirnya dapat menyatu. Alisa sekarang hidup penuh kebahagiaan bersama dengan Saga. Pria itu tak pernah membuatnya merasa kecewa. Keinginannya selalu saja dituruti oleh Saga.     

"Syukurlah kalau kau sangat bahagia bila hidup bersamaku, sayang. Maafkan aku kalau awal-awal perkenalan kita memang agak buruk." Saga terkekeh geli saat mengingat peristiwa pertemuan mereka yang pertama kali.     

Alisa langsung menepuk pundak Saga dengan pelan. Ia juga terkekeh kala mengingat hal itu. Pria itu datang ke sana dan langsung ingin melamarnya. Hal itulah yang membuatnya jadi heran sendiri.     

"Kau datang padaku dan tiba-tiba saja ingin melamarku saat itu. Kau memang pria yang aneh kupikir."     

"Iya memang. Aku aneh karena begitu tergila-gila padamu. Aku selalu memandangimu setiap hari tanpa kau tahu."     

"Berarti kau mengagumiku sejak dulu?"     

"Tentu saja. Karena kau sangat cantik. Membuat hatiku selalu saja bergetar dan isi pikiranku selalu tentang wajahmu."     

Wanita itu tersenyum-senyum sendiri jadinya. Saga terus saja membuatnya merasa bahagia.     

"Kau ini bisa saja membuatku selalu senyum seperti ini," ujar Alisa.     

"Mengapa tidak? Bukankah itu sudah menjadi tugasku untuk membahagiakanmu selalu?" Saga makin mengeratkan pelukannya pada Alisa.     

Kemudian, mereka sama-sama saling berciuman. Saga harus bisa membuat Alisa merasa nyaman saat berada di sisinya. Pria itu terus memanjakannya.     

"Terima kasih, ya, karena sudah membuatku bahagia terus."     

Pria itu menatap ke arah jam yang ada di atas nakas. Ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Saga pun langsung mengajak istrinya itu untuk tidur.     

Alisa saat ini tengah mengenakan lingerie berwarna merah. Terlihat sangat seksi dan bagian tubuhnya menerawang. Membuat Saga merasa terpacu lagi. Alisa sangat pintar dalam berpakaian seperti ini. Membuatnya jadi semakin bertambah sayang. Wanita itu bisa menjaga penampilan.     

"Ya Tuhan, kau sangat seksi sekali sayang."     

"Iya, tentu saja. Aku memang sangat seksi sejak dulu, kan?" tanya Alisa yang meminta kepastian dari Saga.     

"Tentu saja. Aku tak salah pilih istri sepertimu. Sudah cantik, seksi, dan baik hati." Saga mengedipkan sebelah mata pada sang istri.     

"Ah, kau selalu menggombal saja. Lebih baik kita tidur saja. Hari sudah larut malam."     

Mereka berdua sama-sama merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Saga akan tidur sebentar lagi.     

Alisa sangat suka melihat wajah sang suami seperti ini, terlihat manis di matanya. Ia masih tak bisa untuk tidur. Saga pun balas menatapnya. Tangan pria itu kemudian terjulur untuk menyentuh kedua pipinya.     

"Kau sangat cantik, Alisa. Kau terlihat sangat sempurna di mataku. Aku sangat bersyukur karena Tuhan mempertemukan wanita sebaik dan secantik dirimu." Wajah Saga terlihat serius saat mengatakannya.     

"Kau selalu bisa menggodaku. Apa ini keahlianmu sekarang, sayang?" Alisa pun mencubit hidung Saga dengan gemas. Membuat pria itu mengaduh sakit.     

"Aku berkata serius sayang, bukan hanya menggoda. Kau memang baik dan cantik, kan?"     

"Iya sayang, iya. Kau juga sangat tampan dan terlihat manis sekarang."     

Saga kemudian langsung mengecup bibir Alisa dengan penuh kehangatan. Pria itu memberi ciumannya bertubi-tubi. Alisa pun membalas ciuman itu tak kalah panas. Dua sejoli itu akhirnya menunda dulu untuk tidur, karena terlalu asyik bergumul dalam candu asmara.     

Alisa memang candu yang memabukkan bagi Saga. Wanita itu selalu saja bisa memuaskannya berkali-kali. Alhasil, Saga selalu merasa puas karena pelayanan dari wanita itu. Membuatnya jadi semakin betah ketika berada di rumah. Apalagi saat ini, ada seorang bayi perempuan bersama mereka.     

"Aku tak bisa jauh-jauh darimu, sayang. Rasanya hidup ini hampa bila tanpamu."     

Alisa langsung membelai wajah Saga untuk mengusir kecemasan dalam hatinya. Wanita itu tak mau, kalau sang suami merasa sedih.     

"Aku tak akan pernah jauh dari sisimu. Aku sudah berjanji, kan?"     

"Iya sayang. Tapi, aku sangat takut bila kehilanganmu."     

"Uhhh, sayang, jangan khawatirkan tentang itu. Aku tak akan ke mana-mana. Percayalah," ucap Alisa sembari mengusap-usap pipi Saga.     

"Iya sayang. Marilah kita tidur. Sudah larut malam. Aku tak mau kau bergadang." Saga memeluk tubuh sang istri dalam pelukan. Mereka akhirnya sama-sama memejamkan kedua mata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.