Arrogant Husband

Reva Keguguran



Reva Keguguran

0Reva sengaja mengonsumsi nanas dalam jumlah banyak agar memicu pendarahan. Ia ingin sekali membuat janin dalam kandungannya tiada. Ia ingin terbebas dari Joseph dan memilih untuk tetap bersama dengan Agam.     
0

Wanita berparas cantik berkulit putih itu tampak duduk di sofa sambil memakan buah nanas tersebut. Reva tak tanggung-tanggung lagi membeli. Ia tak mau melakukan aborsi dan memilih cara ini saja.     

Belum ada reaksi apa-apa yang terjadi pada Reva. Wanita itu terus memakan dan tak berhenti mengunyah. Selain rasanya yang manis, buah itu juga bisa menyebabkan dampak negatif kalau dikonsumsi dalam jumlah yang tak wajar.     

Beberapa saat kemudian, Reva mulai merasakan perutnya sakit. Makin lama, rasanya semakin menggigit. Membuatnya mengaduh. Reva sama sekali tak tahan dengan rasa sakitnya ini.     

Ia langsung mengambil ponsel. Entah kenapa, Reva malah menghubungi Joseph. Tak lama kemudian, panggilan itu tersambung dengan pria itu. Reva sama sekali tak berdaya untuk mengeluarkan suara. Dari seberang sana, terdengar suara Joseph memanggil-manggilnya.     

Pria itu merasa khawatir dan memutuskan untuk ke rumah Reva. Ia sungguh takut, kalau Reva kenapa-kenapa di sana.     

***     

Sesampainya di halaman rumah Reva, Joseph langsung menerobos masuk ke dalam. Ia mencari-cari keberadaan wanita itu. Ternyata Reva berada di atas sofa, tapi sudah tak sadarkan diri.     

Joseph sangat terkejut karena mendapati Reva dalam keadaan mengeluarkan banyak darah di pangkal pahanya. Ia geleng-geleng kepala saat memikirkan kemungkinan yang terjadi. Kemudian, Joseph melihat ada buah nanas yang terletak di atas meja.     

Tanpa pikir panjang, Joseph langsung mengangkat tubuh Reva dan akan membawanya ke rumah sakit. Pria itu mengumpat kasar karena apa yang telah ia lihat tadi.     

"Sial! Semoga saja bayi itu tak kenapa-kenapa."     

***     

Setelah sampai di rumah sakit, Reva langsung ditangani oleh tim dokter. Joseph kemudian hanya bisa menunggu di depan sambil harap-harap cemas. Ia berharap, tak akan ada masalah yang serius menimpa Reva dan juga bayinya.     

"Apa yang telah kau lakukan, Va?!"     

Joseph langsung berpikir, bahwa Reva ingin menggugurkan kandungannya. Ia tak akan pernah bisa menerimanya, kalau bayi itu tiada.     

"Aku tak akan pernah memaafkanmu, Va!"     

Joseph tak akan membiarkan semua ini terjadi. Kalau Reva ingin menggugurkan kandungan karena tak mau menikah bersamanya, maka wanita itu tak boleh merasa bahagia bersama dengan Agam. Ia akan melakukan segala cara untuk membongkar masalah ini.     

***     

Tiga puluh menit telah berlalu. Dokter pun ke luar dari ruangan sembari ingin memberi kabar tentang perkembangan Reva. Joseph langsung berdiri saat berhadapan dengan sang dokter.     

"Dok, bagaimana keadaannya di dalam?" tanya Joseph.     

"Maaf. Dia mengalami keguguran dan harus kehilangan bayi itu."     

Mendengar ucapan sang dokter, Joseph langsung terduduk lemas. Dunianya seakan runtuh karena telah kehilangan bayi itu. Dokter itu pun pamit untuk berlalu dari hadapannya.     

"Awas kau, Va!"     

Tanpa pikir panjang, Joseph langsung masuk ke dalam untuk menemui Reva. Wanita itu akhirnya sudah sadarkan diri. Ia menatap manik mata Reva dengan tatapan tajam.     

"Kau sungguh wanita yang kejam!" teriak Joseph.     

"Kenapa?" tanya Reva yang seolah polos.     

"Kau keguguran! Aku telah kehilangan bayi itu." Ada nada sedih yang terucap dari bibir Joseph. Pria itu sama sekali tak menyangka dengan perbuatan Reva.     

"Aku tak menginginkan bayi itu ada, Jo! Aku tak ingin kalau harus menikah denganmu! Aku tak mencintaimu."     

"Tapi, jangan sampai membunuh bayi itu juga, Va! Dia tak bersalah."     

Joseph sangat marah sekali dengannya. Reva hanya bisa mengembuskan napas panjang setelah mendengarkan kata-kata Joseph. Memang benar, kalau bayi itu tak bersalah.     

Pria itu memijit kepalanya yang terasa pening. Ia tak akan tinggal diam dan akan membalas perbuatan Reva. Joseph tak akan membuat Reva merasa senang.     

"Va, aku tak akan tinggal diam. Aku bersumpah!"     

"Kau mau apa, hah?!"     

Adu mulut pun terjadi antara Reva dan Joseph. Pria itu menunjuk-nunjuk wajahnya sambil berkata ketus. Akhirnya, Joseph pun ke luar dari ruangan ini. Entah akan ke mana pria itu.     

Sekarang Reva masih tak bisa ke mana-mana, karena rasa di perutnya masih sakit setelah mengalami keguguran. Ia tak dikuret karena sudah bersih dari kotoran di dalam. Ada sedikit rasa penyesalan juga di dalam hatinya ketika melakukan hal gila itu.     

"Di luar sana sangat banyak pasangan orang tua yang menginginkan seorang anak. Tapi, aku malah menggugurkannya," lirih Reva.     

Reva seakan tak bersyukur karena hal ini. Ia malah menggugurkan bayi itu dan tak ingin membesarkannya. Selain itu juga, Reva tak mau kalau sampai Agam tahu bahwa sedang hamil. Sekarang, ia sudah berhasil menjalankan rencananya.     

"Aku tak akan membiarkan Joseph buka mulut tentang hal ini."     

***     

Joseph menemui Saga di kantor. Ia ingin meminta bantuan dengan pria itu. Lantas, Saga terkejut dengan kedatangannya kemari.     

"Kenapa kau datang ke sini?" tanya Saga.     

"Aku ingin minta bantuan denganmu."     

Saga langsung tertawa kecil melihat Joseph yang tengah meminta bantuannya.     

"Aku serius, Ga!"     

Kemudian, Saga pun menatap manik mata Joseph. Pria itu tak ingin bercanda sekarang.     

"Kenapa kau meminta bantuan padaku? Kenapa tak dengan orang lain saja?"     

"Karena kau orang yang tepat sekarang. Kau pasti bisa membantuku." Joseph yakin, kalau Saga bisa membantunya sekarang.     

"Membantu dalam hal apa?"     

"Reva sengaja menggugurkan kandungannya. Sekarang dia berada di rumah sakit."     

Mendengar itu, Saga sungguh terkejut. Joseph ingin meminta bantuan untuk mempertemukannya dengan Agam. Awalnya Saga menolak, tapi pria itu berhasil membujuknya agar mau membantu.     

"Baiklah, aku akan membantumu untuk bertemu dengan Agam."     

"Aku sungguh kecewa dengan Reva. Dia nekat melakukan hal itu. Dia tak peduli, bahwa yang tengah ia kandung adalah anaknya sendiri."     

"Bagaimana rasanya kehilangan seorang anak?" tanya Saga. "Sakit sekali, kan? Itulah yang dulu aku dan Alisa rasakan saat kami kehilangan anak gara-gara dirimu."     

Joseph langsung terdiam. Ia sungguh merasa menyesal sekarang. Rasanya sangat menyakitkan karena kehilangan seorang anak.     

"Ma–maafkan aku, Ga. Aku sungguh menyesal sekarang. Aku berjanji, tak akan mengulangi hal itu lagi."     

Saga tersenyum singkat. Rasa perih di hatinya masih terasa sampai sekarang. Ia dan Alisa kadang masih merasa sedih, walaupun sudah mempunyai bayi adopsi. Kejadian itu tak akan pernah mereka lupakan. Joseph terus meminta pada pada Saga, agar pria itu mau memaafkannya.     

"Lupakan saja. Aku sudah memaafkanmu," ujar Saga.     

"Be–benarkah itu?" tanya Joseph tak percaya.     

"Iya benar. Aku sudah memaafkanmu. Tapi, tolong jangan pernah melakukan hal itu lagi pada siapa pun."     

Joseph langsung mengangguk-angguk. Ia berjanji, tak akan berbuat seperti itu lagi. Ia akan berubah ke arah yang lebih baik dari sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.