Arrogant Husband

Agam Tak Percaya



Agam Tak Percaya

0Alhasil, Saga dan Joseph menemui Agam di tempat kerjanya. Saga akan membantu menjelaskan beberapa hal pada pria itu. Mereka berdua pun segera masuk.     
0

Agam terkejut melihat kedatangan Saga dan juga Joseph. Ia pun segera meninggalkan pekerjaannya sebentar.     

"Bro, jagain dulu, ya," ucap Agam pada salah satu temannya.     

Agam langsung menghampiri Saga dan Joseph. "Ada apa kalian datang kemari?" tanya Agam.     

"Kita berdua ingin membicarakan sesuatu padamu. Bisa kan?"     

Pria itu akhirnya mau ikut dengan mereka. Saga langsung mengajak Agam menuju ke restoran yang tak jauh dari sini. Sambil menikmati makan siang.     

Beberapa menit kemudian, ketiga pria itu telah sampai di restoran dekat bar. Mereka masuk ke dalam dan Saga langsung memesankan minuman.     

Sedari tadi, Agam terus merasa penasaran dengan apa yang terjadi. Apa yang akan mereka bicarakan dengannya. Ia pun memandang ke arah Joseph.     

"Kenapa harus ada Joseph di antara kita berdua, Ga?" Agam tak menyukai kehadiran Joseph di tengah-tengah mereka.     

"Dia ingin membicarakan sesuatu."     

"Bicaralah. Aku sudah menunggu sejak tadi."     

"Sebaiknya, mulai dari sekarang kau jauhi Reva saja," ujar Joseph mengawali pembicaraan sambil menatap ke arah Agam.     

Agam hanya tertawa kecil. Pria di depannya saat ini ingin menyuruhnya untuk menjauh dari Reva. Tentu saja, ia tak mungkin menurut dengan ucapan Joseph.     

"Menjauhi Reva? Mana mungkin aku akan menjauhinya. Kami berdua akan segera menikah."     

Saga terdiam, sedangkan Joseph mulai tertawa kecil. Sebentar lagi, ia akan mengajak Agam menuju rumah sakit untuk menemui Reva.     

"Reva tak sebaik yang kau kira," ujar Joseph lagi.     

"Kau pun, bukan pria yang baik juga, Jo!"     

"Aku tahu itu. Aku hanya ingin menyampaikan sebuah fakta padamu."     

Agam tak percaya dengan ucapan Joseph. Ia lebih percaya pada sang kekasih daripada pria ini.     

"Gam, yang Joseph katakan itu memang benar. Reva bukan wanita yang baik."     

"Kenapa kalian berdua menghakimi Reva seperti itu? Aku tak suka kalau kalian begitu padanya."     

"Reva hamil anakku! Dan, saat ini dia ada di rumah sakit karena telah menggugurkan kandungannya sendiri."     

Mendengar ucapan itu, Agam langsung menggeleng kepala. Ia tak percaya kalau Reva pernah hamil. Wanita itu masih polos dan perawan.     

Kemudian, Saga dan Joseph saling pandang. Harus dengan cara apa lagi untuk meyakinkan Agam, agar pria itu segera menjauh dari bujuk rayu Reva.     

"Kalian berdua pasti ingin menghancurkan hubunganku dan juga Reva. Iya kan?"     

"Kami ingin menyelamatkanmu dari dia. Itu saja. Aku pun sekarang sudah tak ingin terlalu berharap pada Reva," ucap Joseph. Ia sangat merasa kecewa karena tindakan bodoh wanita itu. Reva sampai hati menggugurkan kandungannya sendiri.     

"Kalau begitu, kau harus ikut kami berdua ke rumah sakit. Di sana masih ada Reva. Dia tak akan berani untuk berbohong kalau ada kau!"     

Tetap saja Agam menolak untuk mengikuti keinginan mereka. Pria itu tetap percaya dengan Reva, apa pun yang akan terjadi. Ia juga tak akan meninggalkan kekasihnya sendirian.     

Melihat penolakan dari Agam, tak membuat Joseph mundur begitu saja. Ia akan melakukan segala cara untuk membuktikan pada pria itu, bahwa Reva bukanlah wanita yang berhati baik. Wanita itu sangatlah jahat.     

"Aku tidak ingin mendengar apa pun lagi dari kalian berdua! Kau dan Saga ternyata sama saja! Ingin sekali menghancurkan hubunganku dan juga Reva."     

Akhirnya, Agam pun memilih pergi dari restoran ini. Meninggalkan Saga dan Joseph. Pria itu dengan langkah tegap, kembali lagi ke bar. Agam tak mau dihasut dengan begitu mudah oleh mereka berdua.     

"Aku akan tetap percaya dengan Reva. Walau mereka berdua ingin sekali menghancurkan hubunganku dan dia."     

Saga tak bisa berbuat banyak untuk membantu Joseph. Ia sudah berupaya agar Agam mau ikut bersamanya. Namun, tetap saja pria itu kuat dengan pendiriannya.     

"Biarkan Agam seperti itu dulu. Berikan dia waktu."     

"Oke, Ga." Joseph tertunduk lesu. Ia merasa kecewa dengan hari ini. Begitu banyak rasa sakit yang mendera.     

Joseph pun membayar semua minuman ini pada seorang kasir. Setelah itu, mereka langsung ke halaman bar untuk menjemput mobil masing-masing. Joseph melihat dari dalam sana, Agam sedang melayani para pelanggannya di dalam.     

Saga kemudian menepuk-nepuk pundak Joseph. "Sudahlah. Biarkan saja dia."     

Akhirnya, Saga dan Joseph mulai memasuki mobil masing-masing. Kedua pria itu telah menyalakan mesin mobil dan segera meninggalkan halaman ini.     

Dari dalam bar, Agam masih saja teringat dengan ucapan Saga dan Joseph tadi. Apakah ucapan mereka memang benar, ataukah malah dilebih-lebihkan menjadi hal seperti ini. Reva hamil dengan Joseph.     

'Hmm, itu semua tidak mungkin. Reva adalah wanita yang baik dan terhormat. Mana mungkin, dia berhubungan badan dengan Joseph dan hamil.'     

Agam langsung mengenyahkan pikiran negatif itu dari dalam kepalanya. Ia akan terus mempercayai Reva, walau banyak pihak yang ingin hubungannya putus. Sang kekasih tak mungkin tega mengkhianatinya.     

'Aku tahu Reva siapa. Dia tak mungkin tega mengkhianati aku. Aku lah pria yang begitu sangat mencintainya, bukan orang lain.'     

***     

Joseph ingin menuju ke rumahnya. Sementara waktu ini, ia tak mau menemui Reva dulu di rumah sakit. Hatinya masih sangat kecewa, sekaligus merasa perih. Bisa-bisanya Revanm nekat melakukan hal itu.     

"Aku sungguh kecewa padamu, Va! Kenapa kau jadi seperti ini sekarang. Apakah karena ingin mengejar cintanya Agam? Begitu?"     

Joseph pun memukul stir kemudi mobilnya berkali-kali. Pria itu juga tengah memacu kecepatannya sangat tinggi. Joseph tak peduli lagi dengan keselamatan nyawanya sendiri.     

"Jadi, ini rasanya kalau kehilangan seorang anak? Itulah yang terjadi pada Saga dulu? Saat aku membunuh bayi mereka."     

Sekarang Joseph merasa bahwa karma sangat cepat mendatanginya. Yang dulunya, ia tega melakukan hal jahat pada Saga dan Alisa, maka sekarang ia pun sudah menyesali hal tersebut. Pria itu sudah kehilangan seorang anak yang berada di kandungan Reva.     

Karena Reva sudah nekat membunuh anak itu, maka Joseph tak akan tinggal diam. Ia tak akan membiarkan Reva bahagia saat dirinya merasakan kesedihan bukan main.     

"Awas kau, Va. Aku akan segera membalas perlakuanmu ini. Kali ini, aku tak akan main-main sayang."     

"Boleh saja sekarang Agam masih percaya denganmu. Tapi, akan kupastikan nanti, bahwa Agam tak akan pernah percaya denganmu lagi. Dasar wanita licik!"     

Joseph segera melajukan mobilnya agar sampai di rumah. Ia akan memikirkan segala cara untuk membuat Agam percaya dengan ucapannya dan akan meninggalkan Reva begitu saja. Karena Reva tak pantas untuk pria sebaik Agam.     

"Agam pasti akan tahu tentang kebusukan Reva ini. Lihat saja nanti. Aku tak akan diam saja melihatmu seperti ini," ujar Joseph masih dalam keadaan marah pada wanita itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.